Nasional TWEET TASAWUF

Bagaimana dengan Amalan Tanpa Ijazah?

Kam, 19 April 2018 | 04:00 WIB

Bagaimana dengan Amalan Tanpa Ijazah?

Ilustrasi (vocfm.co.za)

Jakarta, NU Online
Dzikir dan amalan, baik dalam bentuk bacaan dan tindakan merupakan ibadah untuk memperkuat penghambaan kepada Allah. Biasanya, amalan yang dilakukan seorang Muslim tidak lepas dari ijazah para gurunya. Namun, bagaimana dengan amalan tanpa ijazah?

Mengenai pertanyaan tersebut, Pakar Tasawuf KH M. Luqman Hakim menjelaskan, dalam melaksanakan sebuah amalan, minimal ada yang membimbing.

“Minimal ada yang membimbing,” ujar Kiai Luqman dikutip NU Online, Kamis (19/4) melalui akun twitter pribadinya, @KHMLuqman.

Penulis buku Filosofi Dzikir ini tidak memungkiri bahwa semua dzikir itu baik. Namun, tidak semua orang yang berdzikir mengetahui wadahnya.

“Semua dzikir itu bagus, tetapi orang yang belajar dzikir kan tidak tahu wadahnya (syakilah-nya) seberapa,” jelas Kiai Luqman.

Pembimbing ini, menurutnya, akan memperkenalkan sejumlah amalan dan dzikir yang harus diterapkan kapan atau di mana sehingga bisa menjadi washilah pengantar seorang hamba kepada Allah. 

“Sang pembimbing akan mengenalkan isi bagi wadah anda yang manfaat dunia akhirat dan mengantar kepada Allah SWT,” terang Direktur Sufi Center Jakarta ini.

“Ini yang disebut tumbu ketemu tutup,” sambung Kiai Luqman.

Penjelasan Kiai Luqman di atas merupakan jawaban dari pertanyaan seorang follower-nya bernama Ihmaim (@ihmaim3).

“@KHMLuqman Assalamu’alaikum kyai bagaimana dengan amalan tanpa ijazah? dan bagaimana hitungan dlm berdzikir, apakah ada ketentuan bilangannya?” tanya Ihmaim. (Fathoni)