Nasional

Astaghfirullah, Intoleransi Sesama Muslim Lebih Tinggi

Jum, 17 November 2017 | 15:00 WIB

Astaghfirullah, Intoleransi Sesama Muslim Lebih Tinggi

Foto: twitter NU Online

Jakarta, NU Online
Survei yang dilakukan Wahid Foundation tahun 2016 menemukan fakta bahwa intoleransi yang dilakukan oleh umat Muslim kepada sesama Muslim yang berbeda kelompok, angkanya lebih tinggi dibandingkan intoleransi orang Muslim kepada non-Muslim. Intoleransi kepada non-Muslim sebanyak 38, 4 persen; sementara kepada sesama Muslim mencapai 49 persen.

Data juga diperkuat dengan temuan bahwa angka toleransi kepada non-Muslim mencapai 40, 4. Sementara angka toleransi kepada sesama Muslim hanya 0,6 persen.

Demikianlah salah satu poin penting yang disampaikan pada Diskusi Terfokus (FGD) Pembahasan draft Rekomendasi Kebijakan dan Program Kontra Radikalisme, Kamis (16/11) di Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan Wahid Foundation melandaskan ukuran intoleransi dengan sikap-sikap antara lain penerimaan terhadap pendirian rumah ibadah, kegiatan keagamaan yang dilakukan penganut agama, dan penerimaan kepemimpian non-Muslim dalam pemerintahan.

Terkait dengan potensi radikalisme, Wahid Foundation mendapati 7,7 persen orang yang bersedia bertindak radikal; 0,4 persen melakukan tindak radikal; 19,9 persen tidak memilih sikap; dan 72 persen menolak tindakan radikal. 

Kabar baiknya, pencegahan dan penanggulangan radikalisme terus menjadi isu prioritas di Indonesia. Radikalisme disadari sebagai ancaman serius bagi Indonesia yang ingin maju, demokratis, dan sejahtera. 

Hal itu tergambar antara lain dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 sebagai ujung tombak Polri berhasil melemahkan jaringan terorisme dengan melumpuhkan aktor-aktor yang terlibat.

Kemudian, melalui pemblokiran oleh Kemenkominfo dan investigasi ujaran kebencian oleh Polri, pemerintah juga berhasil memaksa pengelola situs-situs berkonten radiskalisme untuk berubah jadi lebih ‘lunak’.

Melalui BNPT, pemerintah juga sangat serius untuk melakukan deradikalisasi. Upaya tersebut mulai berbuah positif. Beberapa pelaku terorisme mengubah sikap ekstrim nya dan bahkan bersedia ambil bagian dalam mengkampanyekan kontra radikalisme ke masyarakat.

Sejak Januari 2017 Wahid Foundation mengimplementasikan Program Promosi Pluralisme dan Toleransi (Proposi) untuk memperkuat kerja sama masyarakat dengan negara dalam mencegah radikalisme dan terorisme.

Salah satu yang dilakukan dalam kerangka program Proporsi, adalah melakukan kajian terhadap program dan kebijakan pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan terorisme yang telah dilakukan oleh pemerintah dan lembaga terkait. (Kendi Setiawan)