Nasional

Alasan 11-13 Dzulhijjah Disebut Hari Tasyrik

Rab, 19 Juni 2024 | 05:00 WIB

Alasan 11-13 Dzulhijjah Disebut Hari Tasyrik

Ilustrasi kurban. (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online 
Hari Tasyrik sebutan untuk tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Dalam Islam tiga hari ini termasuk waktu yang istimewa untuk makan, minum, dan zikir. 


Dijelaskan Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU), Ustadz Alhafiz Kurniawan melalui tulisannya di NU Online berjudul Pengertian Hari Tasyrik, bahwa hari Tasyrik merujuk pada kata Tasyriq yang berarti penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari).


Dengan mengutip pandangan Ibnu Hajar Al-Asqalani, Ustadz Alhafiz mengatakan, terdapat banyak pendapat ulama terkait alasan dinamakannya hari Tasyrik. Sebagian ulama menyatakan bahwa tiga hari itu disebut hari Tasyrik karena orang-orang menjemur daging kurban di waktu tersebut dengan menjadikannya dendeng dan menghamparkan di bawah terik matahari.


"Lain pendapat mengatakan, hari Tasyrik dinamai demikian karena hewan kurban tidak disembelih kecuali setelah matahari memancarkan sinarnya," demikian keterangan Al-Asqalani dikutip Ustadz Alhafiz dalam tulisannya. 


Masih dalam keterangan Al-Asqalani, ulama yang lain berpandangan bahwa disebut hari Tasyrik karena shalat Idul Adha dilaksanakan ketika matahari memancarkan cahaya. Sedangkan ulama yang berbeda mengatakan, Tasyrik adalah takbir pada setiap selesai shalat.


Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan Nubaisyah Al-Hudzali diterangkan, hari Tasyrik adalah hari makan dan minum. Di hari itu, Islam melarang melaksanakan ibadah puasa. Imam Syafi’i dalam qaul jadid-nya mengatakan larangan puasa pada Hari Tasyrik tersebut sebagaimana larangan puasa pada yaumus syak.


Perihal rentang waktu hari Tasyrik, ulama juga berbeda pandangan, sebagian menyatakan tiga hari, yakni 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Sebagian mengemukakan dua hari. Demikian ini sebagaimana dijelaskan Al-Asqalani dalam Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari. 


Amalan di hari Tasyrik
Meski dilarang berpuasa, terdapat amalan-amalan lain yang dapat dikerjakan umat Islam di hari Tasyrik. Dalam artikel lain di NU Online berjudul Amalan Utama di Hari Tasyrik, Ustadz Alhafiz Kurniawan menuliskan sejumlah amalan pilihan. 


1. Memperbanyak takbir
Amalan memperbanyak membaca atau mengumandangkan lafal takbir ini dikemukakan Imam Bukhari dengan mengutip sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah yang bertakbir pada Hari Tasyrik. Ia juga meriwayatkan Muhammad bin Ali yang bertakbir setelah melaksanakan shalat sunnah.


2. Memperbanyak tahlil dan tahmid

Bacaan tahlil dan tahmid adalah amalan yang penting dilakukan di hari Tasyrik. Sebagaimana yang dikemukakan Ibnu Hajar Al-Asqalani dengan mengutip riwayat hadits yang menganjurkan umat Islam untuk membaca tahlil, tahmid, dan takbir


3. Beragam jenis amal ibadah

Abi Jamrah menegaskan bahwa amal apa pun yang dikerjakan pada Hari Tasyrik nilainya lebih utama daripada amal yang sama di luar hari tersebut. Pandangan ini juga dikutip Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany.