Nasional

Akademisi Dorong PMII Manfaatkan AI untuk Karier Kader di Masa Mendatang

Sel, 2 Juli 2024 | 12:19 WIB

Akademisi Dorong PMII Manfaatkan AI untuk Karier Kader di Masa Mendatang

Lambang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Jakarta, NU Online
Akademisi Universitas Indonesia (UI) Ibrahim Kholilul Rohman mendorong Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) memanfaatkan data analitik internal dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI).


Doctor of Philosophy (Ph.D) di Chalmers University of Technology di Swedia, tepatnya di Department of Technology Management and Economics tersebut mengungkapkan, jika PMII menyelesaikan data analitiknya, akan mendorong kader-kader semakin terarah di masa mendatang.


“Menurut saya banyak hal data analitik AI; teks AI bisa digunakan misalnya kalau ditanya mayoritas anak PMII itu disiplin ilmunya apa? Kemudian ten years from now mereka jadi apa? Itu kan membutuhkan mapping kondisi saat ini kita berada dan matching," katanya saat dihubungi NU Online, Senin (1/7/2024) lalu.


Rohman juga memperingatkan agar tidak mengidentifikasi jenjang pekerjaan yang ada di PMII secara eksklusif dengan karier politik. 


"Dengan kebutuhan 20 tahun lagi trend market di Indonesia itu seperti apa? Jadi, jangan sampai identik urusan PMII itu semua jadi politisi, semua anak, karena enggak semua harus masuk ranah politik," jelasnya.


Rohman justru mendorong PMII untuk mendorong pilihan karier untuk kader di tempat-tempat lainnya, termasuk di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan kewirausahaan.


"They should be a lot of people working BUMN, kenapa? Duitnya ada di sana. A lot of people working as entrupreuneur. Maka di situ akan menggerakkan lapangan kerja," katanya.


Lebih dari itu, Rohman menekankan urgensi pemanfaatan data analitik untuk meningkatkan efektivitas organisasi PMII. Dirinya menilai proses pengambilan keputusan saat ini masih berbasis intuisi menghasilkan hasil yang kurang optimal.


Tapi, selama data analitik itu tidak pernah kita pakai akhirnya kita nge-flow aja, ya sejadi-jadinya," katanya.


Rohman menginginkan agar PMII dapat menyesuaikan kondisi saat ini dengan kebutuhan masa depan. Hal itu membutuhkan pendekatan yang terampil untuk mengembangkan beragam keterampilan.


"Mungkin itu salah satu profiling, data basing, matching antara current condition dengan future condition yang akan membutuhkan skill yang berbeda. Itu yang segera kita benahi. Jadi, nanti ketika ikut diorganisasi itu dapat apa saja," terangnya.