Surabaya, NU Online
Gelaran NU Expo 2016 dipenuhi oleh berbagai stan produktif kreatif yang berasal dari beberapa daerah. Wadah penguatan ekonomi kerakyatan ini memberikan ruang bagi pelaku usaha, pemilik modal, dan pemerintah untuk saling sinergis.
“Ada 188 stan yang terdiri dari berbagai produk kreatif warga NU seperti batik dan fashion lain, makanan khas daerah, pernak-pernik dan aksesoris, jasa, perbankan, industri dari berbagai level, produk-produk pelajar serta santri,” ujar Ketua Panitia NU Expo Jaenal Effendi, Rabu (21/12) di JX Internasional Surabaya.
Pria yang juga Wakil Ketua Lembaga Perekonomian PBNU ini menjelaskan, tema Islam Nusantara yang diusung dalam NU Expo kali ini untuk mempertegas peran NU dalam rangka memperkuat perekonomian rakyat kecil dan menengah.
“NU Expo juga bertujuan untuk memetakan potensi-potensi ekonomi yang dimiliki warga NU selama ini,” jelasnya.
Dari pemetaan tersebut, lanjutnya, pihaknya kemudian akan melakukan pengembangan dan treatment apa yang tepat terhadap pelaku UMKM dan potensi ekonomi pesantren. Hal ini kemudian diarahkan kepada para mitra usaha seperti pemerintah, BUMN, maupun swasta untuk melakukan sinergi.
“Dalam kegiatan ini, sinkronisasi program menjadi sangat penting antara pelaku usaha dan mitra kerja agar terbangun sistem perekonomian rakyat yang kuat,” terang Jaenal.
Agenda NU Expo melibatkan pengusaha dari pesantren, komunitas santri dan jaringan usaha dari swasta maupun pemerintah (BUMN) untuk meningkatkan kualitas pengusaha dari pesantren, memperluas jaringan distribusi, serta meningkatkan kualitas-kreativitas produk.
NU Expo juga merupakan agenda untuk mempertemukan jaringan pengusaha nasional dengan pelaku usaha rakyat. Pengusaha swasta, lembaga perbankan, BUMN, dan pelaku UMKM terlibat dalam perhelatan ini.
Jaenal menandaskan, pengembangan usaha digital juga menjadi fokus tersendiri karena tren usaha masa kini telah banyak memanfaatkan jaringan media online, aplikasi Android, dan media sosial. (Fathoni)