Khutbah KHOTBAH JUMAT

Puasa dan Usaha Pembentukan Mental

NU Online  Ā·  Kamis, 11 Juli 2013 | 02:04 WIB

Tujuan puasa adalah membentuk insan muslim menjada manusia yang bertaqwa, yang senantiasa menjauhi larangan-larangan-Nya. Setiap diri manusia yang bertaqwa akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta akan meraih kesuksesan yang maksimal dalam kehidupan. <>

الحمد لله,الحمد لله الذى أنعم Ų¹Ł„ŁŠŁ†Ų§ بنعمة ؓهر رمضان, وكتب Ų¹Ł„ŁŠŁ†Ų§ Ų§Ł„ŲµŁŠŲ§Ł… ŁˆŲ³ŁŠŁ„Ų© لدفع Ų§Ł„Ų³ŁŠŲ¦Ų§ŲŖ ŁˆŲ§Ł„Ų¹ŲµŁŠŲ§Ł†, Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų“Ł‡Ų§ŲÆŁŽŲ©ŁŽ أدخرها Ł„ŁŠŁˆŁ… الزحام, ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†ŁŽŁ‘ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁ†Ų§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł الداعى ŲØŁ‚ŁˆŁ„Ł‡ ŁˆŁŲ¹Ł„Ł‡ ؄لى ŲÆŲ§Ų± السلام. اللهمّ ŲµŁŽŁ„Ł‘ ŁˆŲ³Ł‘Ł„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹Ł„ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁƒŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŲÆŁ ŁˆŲ¹ŁŽŁ„Ł‰ آلِه ŁˆŲ£ŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ł‡ŁŲÆŁŽŲ§Ų©Ł Ų§Ł„Ų£ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ł…Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲµŁŽŲ§ŲØŁŁŠŁ’Ų­Ł Ų§Ł„ŲøŁŁ‘Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł. Ų£Ł…ŁŽŁ‘Ų§ ŲØŲ¹Ł’ŲÆŁ, ŁŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų³Ł Ų§ŲŖŁŽŁ‘Ł‚ŁŁˆŲ§ اللهِ ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ بِفِعْلِ Ų§Ł„Ų·ŁŽŁ‘Ų§Ų¹ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ±Ł’ŁƒŁ Ų§Ł„Ų£ŁŽŲ«ŁŽŲ§Ł…Ł ŲŖŲÆŲ®Ł„ŁˆŲ§ جنة Ų±ŲØŁƒŁ… بسلام

Ibadah puasa Ramadhan yang diwajibkan kepada orang-orang yang beriman, secara garis besar dijelaskan dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 183.


ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŁƒŁŲŖŁŲØŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ Ų§Ł„ŲµŁŁ‘ŁŠŁŽŲ§Ł…Ł ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŁƒŁŲŖŁŲØŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ مِنْ Ł‚ŁŽŲØŁ’Ł„ŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‘ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲŖŁŽŁ‘Ł‚ŁŁˆŁ†ŁŽ


"Hai sekalian orang yang beriman! Diwajibkanlah puasa atas engkau semua sebagaimana yang diwajibkan atas orang-orang yang sebelum engkau semua itu, supaya engkau menjadi orang yang bertaqwa"

Dalam ayat tersebut diuraikan mengenai peraturan-peraturan yang berkaitan langsungataupun tidak langsung mengenai bulan puasa di bulan Ramadhan. Tujuan puasa adalah membentuk insan muslim menjada manusia yang bertaqwa, yang senantiasa menjauhi larangan-larangan-Nya. Setiap diri manusia yang bertaqwa akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta akan meraih kesuksesan yang maksimal dalam kehidupan.


Bila puasa Ramadhan dikerjakan secara sungguh-sungguh, sesuai dengan tuntunan al-Qur'an dan al-Sunnah, baik yang berkaitan dengan syarat dan rukunnya ataupun yang berkaitan dengan ketika puasa, pasti akan membentuk manusia muslim menjadi orang-orang yang berkualitas, yang selalu memperoleh bimbingan dan ridha Allah s.w.t.

Hadirin Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah

Melaksanakan puasa Ramadhan sesuai dengan bimbingan syariat Islam, dan dihayati secara mendalam akan menanamkan sifat kepatuhan dan kepasrahan yang menyeluruh pada setiap diri insan muslim terhadap Allah s.w.t. kepatuhan dan kepasrahan sepeti itu merupakan langkah awal yang sangat menentukan untuk meraih derajat takwa.

Sikap takwa kepada Allah s.w.t, merupakan kumpulam segenap kebaikan dana dasar segala keutamaan dalam kehidupan manusia. Segala perintah dan larangan dalam yang disebutkan dalam al-Qur'an ataupun al-sunnah yang diperuntukkan bagi orang-orang yang mu'min, selalu ditekankan pengaruhnya yang bersifat kerohanian dan sekaligus membentuk sikap mental. Dengan mentaati segala perintah Allah dan menghindari segala larangan-Nya, manusia akan memiliki sikap hidup yang bauk dan terpuji dalam kehidupan lahir dan bathinnya. Ini merupakan salah satu sarana untuk menuju takwa , yang menjadi akhir dari ibadah puasa yang kita kerjakan.

Manusia yang bertakwa merupakan wujud dari orang-orang yang mu'min yang jujur, terpercaya, memiliki keberanian tabah dan sabar, dapat menjaga diri dari keburukan, bersikap adil dan pemaaf terhadap sesama, pengasih dan penyayang serta memiliki jiwa yang kokoh dan kepribadian yang kuat. Agama Islam memandang, bahwa sifat-sifat normative seperti ini merupakan syarat yang harus dimiliki orang-orang yang beriman dan sekaligus dibuktikan dengan tindakan yang nyata. Ketakwaan yang dimiliki seseorang atau generasi tidak bisa hanya diwujudkan dengan pernyataan-pernyataan, perkataan-perkataan yang baik, nasuhat-nasehat yang menarik hati dan mengharukan, tetapi harus dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari pada praktek muamalah dan prilaku anggota masyarakat.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Beranjak dari kenyatan tersebut, tidaklah heran bila pengaruh yang ditimbulkan dari ibadah puasa adalah ketakwaan yang luhur, yang di dalamnya terdapat nilai ketabahan dan kesabaran. Dengan melaksanakan ibadah puasa, seorang muslim berlatih untuk bersikap tabah dan sabar, menahan diri dan mengendalikan dorongan kehidupan, baik dorongan yang datangnya dari perut, dorongan seksual, ataupun dorongan hawa nafsu.

Karena itu, manusia yang dapat menahan dirinya dengan ketabahan dan kesabaran akan memperoleh balasan pahala yang sangat besar dari Allah s.w.t. demikian agungnya balasan itu, sehingga tidak mungkin dapat dihitung secara matematis.


Ł‚ŁŁ„Ł’ ŁŠŁŽŲ§ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų”ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§ŲŖŁŽŁ‘Ł‚ŁŁˆŲ§ Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘ŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§ŁŽŲ­Ł’Ų³ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ فِى Ł‡ŁŽŲ°ŁŁ‡Ł Ų§Ł„ŲÆŁŁ‘Ł†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©ŁŒ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł اللهِ ŁˆŁŽŲ³ŁŲ¹ŁŽŲ©ŁŒ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ł…ŁŽŲ§ ŁŠŁŁˆŁŽŁŁŽŁ‘Ł‰ Ų§Ł„ŲµŁŽŁ‘ŲØŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų£ŁŽŲ¬Ł’Ų±ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲŗŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ų­ŁŲ³ŁŽŲ§ŲØŁ


"katakanlah: "wahai hamba-hambaKu yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu". Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan, dan bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas. (QS. Al-Zumar 39:10)

Keagungan ibadah puasa dalam bulan Ramadhan dapat dilihat dengan jelas, bila kita memperhatikan beberapa hadits Nabi s.a.w, antara lain disebutkan bahwa semua ibadah itu adalah orang yang mengerjakannya, sedangkan ibadah puasa adalah Allah s.w.t, dijelaskan firman-Nya dalam hadits Qudsi:

"Allah s.w.t, berfirman: "semua amal ibadah manusia adalah baginya, kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan langsung membalasnya". (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 1771).

Jama'ah yang Dirahmati AllahIbadah puasa merupakan perisai yang dapat melindungi para pelakunya dari berbagai ancaman dan rongrongan yang merusak jiwa dan kepribadiannya. Sebagai ibadah yang dapat membentuk dan mendidik mental manusia, puasa pada hakekatnya merupakan latuhan untuk dapat mengendlikan diri ari sikap yang tercela, seperti sikap takabbur, ujub, riya, hasad, dan dengki, pamaer kemewahan atau sikap tercela lainnya.

Dalam melaksanakan perbuatan baik dan amal yang terpuji, seorang muslim diarahkan agar tidak memamerkan perbuatan baik tersebut dapat menimbulkan perbuatan riya, sebaliknya kita diarahkan agar merahasiakan perbuatan baik itu, sehingga menjadi ikhlas, semata-mata mencari keridhaan Allah s.w.t, dan tidk mencari pujian orang lain. Mengenai hal ini , Nabi s.a.w, menjelaskan; diantara mereka yang mendapat naungan Allah pada hari kiamat, adalah:

".mereka yang bersedekah. Kemudian merahasiakannya, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya". (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 620, Muslim: 1712)

Ketika menjalankan ibadah puasa, kita juga diperintahkan agar berlatih, kita juga diperintahkan agar berlatih untuk menghilangkan sifat hasad atau iri hati dari diri kita masing-masing. Sikap hasad, pengertiannya adalah bila kita merasa senang pada saat orang lain terkena musibah dan merasa sakit bila orang lain mendapat kebahagiaan atau keberuntungan. Sikap hasad merupakan perbuatan yang sangat tercela dalam pandangan ajaran Islam. Sikap seperti itu akan merugikan dirinya sendiri dan merusak kesucian kalbunya. Mereka yang memiliki sikap seperti ini akan tersiksa hidupnya baik lahir ataupun bathin. Nabi s.a.w, melukiskan:

"Sesungguhnya sikap dengki itu dapat merusak kebaikan-mebaikan seseorang bagaikan api yang membekar kayu". (Hadits Shahih, riwayat Abu Daud: 4257 dan Ibnu Majah: 4200).

Selain sikap hasad atau dengki, sikap ujub atau membanggakan diri, tidak kalah tercelanya. Bila seseorang telah terjangkit penyakit ini, ia akan senantiasa menganggap remeh orang lain dan merasa dirinya yang paling baik dan benar. Sikap seeperti ini, nantinya akan membentuk manusia-manusia yang angkuh, padahal sebenarnya manusia itu sama, satu dengan yang liannya tidak banyak berbeda. Bila ada yang yang memiliki kelebihan pada suatu aspek, ia memiliki kekurangan pada aspek yang lain dan sebaliknya. Wajarlah bila orang yang memiliki watak seperti ini digambarkan sebagai orang yang jahil, karena ia tidak mampu memahami potensi dan kemampuan yang dimiliki orang lain. "cukup seorang manusia disebut bodoh, apabila ia terlampau mengagumi dirinya sendiri".

Setiap individu manusia muslim diharapakan dapat meningkatkan kualitas puasanya, untuk itu, mari kita perhatikan tentang sabda Nabi s.a.w:

"Bila salah seorang diantaramu melaksanakan ibadah puasa, maka janganlah mengucupkan kata-kata yang kotor, tidak sopan atau menghina. Bahkan bila ia dicacai dan dimaki orang lain, atau diajak berkelahi sekalipun, katakanlah: "Aku sedang berpuasa". (Hadits Shahih, riwayat Abu Daud: 2016)

Demikianlah khutbah jum'ah di awal Ramadhan kali ini, semoga bisa menjadi bahan permenungan tersendiri.


ŲØŲ§ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁƒŁ…Ł’ فِي Ų§Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł, ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘Ų§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„Ų¢ŁŠŲ§ŲŖŁ ŁˆŲ§Ł„Ų°ŁŁ‘ŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł. Ų„Ł†Ł‘Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų¬ŁŽŁˆŁ‘Ų§ŲÆŁŒ ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…ŁŒ Ł…ŁŽŁ„ŁŁƒŁŒ ŲØŁŽŲ±ŁŒŁ‘ Ų±ŁŽŲ¤ŁŁˆŁ’ŁŁŒ Ų±ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…ŁŒ.


Khutbah II


Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“ŁŁ‘ŁƒŁ’Ų±Ł Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ ŲŖŁŽŁˆŁ’ŁŁŁŠŁ’Ł‚ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŁ…Ł’ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. ŁˆŁŽŲ§ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų§ŁŁ„Ų§ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ†ŁŽŁ‘ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„ŲÆŁŽŁ‘Ų§Ų¹ŁŁ‰ Ų§ŁŁ„Ł‰ŁŽ Ų±ŁŲ¶Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ ŁƒŁŲ«ŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ Ų§ŁŽŁ…ŁŽŁ‘Ų§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŁŠŲ§ŁŽ Ų§ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų³Ł Ų§ŁŲŖŁŽŁ‘Ł‚ŁŁˆŲ§Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲŖŁŽŁ‡ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ…ŁŽŁ‘Ų§ Ł†ŁŽŁ‡ŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§ŁŽŁ†ŁŽŁ‘ اللهّ Ų§ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł ŲØŁŽŲÆŁŽŲ£ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł ŲØŁŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ«ŁŽŁ€Ł†ŁŽŁ‰ ŲØŁŁ…ŁŽŁ„Ų¢ Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŲØŁŁ‚ŁŲÆŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢ Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘ŲØŁŁ‰ يآ Ų§ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŲµŁŽŁ„ŁŽŁ‘Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†Ų§ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŲ¢Ų¦ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ±ŁŲ³ŁŁ„ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲ©Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁ‚ŁŽŲ±ŁŽŁ‘ŲØŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŁ„ŁŽŁŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų§Ų“ŁŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§ŁŽŲØŁŁ‰ ŲØŁŽŁƒŁ’Ų±ŁŁˆŁŽŲ¹ŁŁ…ŁŽŲ±ŁˆŁŽŲ¹ŁŲ«Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł† ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŁ‰ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ‚ŁŁŠŁŽŁ‘Ų©Ł Ų§Ł„ŲµŁŽŁ‘Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁŽŁ‘Ų§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠ Ų§Ł„ŲŖŁŽŁ‘Ų§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁŁ‘ŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†ŁŽŁ‘Ų§ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ų§ŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų§Ų­ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ§ŁŽŁ„Ł„Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ¢Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ Ų§ŁŽŲ¹ŁŲ²ŁŽŁ‘ Ų§Ł’Ł„Ų§ŁŲ³Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ°ŁŁ„ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ų“ŁŁ‘Ų±Ł’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁˆŁŽŲ­ŁŁ‘ŲÆŁŁŠŁŽŁ‘Ų©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł†ŁŽŲµŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁŁ‘ŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų®Ł’Ų°ŁŁ„Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų®ŁŽŲ°ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽ ŲÆŁŽŁ…ŁŁ‘Ų±Ł’ Ų§ŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŲ§Ų”ŁŽŲ§Ł„ŲÆŁŁ‘ŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„Ł ŁƒŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŁƒŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁŁ‘ŁŠŁ’Ł†Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†ŁŽŁ‘Ų§ Ų§Ł’Ł„ŲØŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²ŁŽŁ‘Ł„Ų§ŁŽŲ²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŲŖŁ’Ł†ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁŽŁ‘Ų§ Ų®Ų¢ŲµŁŽŁ‘Ų©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł’Ł„ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹Ų¢Ł…ŁŽŁ‘Ų©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘Ł†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†Ų§ŁŽ فِى Ų§Ł„ŲÆŁŁ‘Ł†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų±Ł. Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘Ł†ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ŁˆŁŽŲ§ŁŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŁ†ŁŽŁ‘ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŽŲ§Ų³ŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ! Ų§ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±ŁŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ¢Ų”Ł ذِى Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų¢Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‘ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁŽŁ‘Ų±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų§ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’