Khutbah KhUTBAH IDUL ADHA

Nilai-Nilai Kemanusiaan dalam Islam

NU Online  Ā·  Rabu, 24 Oktober 2012 | 10:36 WIB

Pada hari mulia dan luhur ini, semua kaum muslimin yang bertebaran disegenap penjuru dunia, serempak secara bersama-sama menyambut kedatangan Idul Adha dengan ucapan tahmid, tahlil dan takbir. Gemuruh suara takbir dan tahmid bergema diangkasa raya, diucapkan oleh setiap orang muslim dengan tulus dan khusu'. Manusia muslim dalam segala keadaan, dalam berbagai status sosial menghadap keharibaan-Nya dengan tunduk dan patuh, menghayati dan merasakan keagungan-Nya. Dia yang Maha Agung, Maha Kuasa dan Maha Esa, untuk-Nya segala keagungan, kesempurnaan dan kekuasaan. Hanya kepada-Nya kembali segala puja dan puji dari segenap makhluk-Nya, yang hidup dan berkembang di alam raya ini.<>


Ų§Ł„Ų³ŁŽŁ‘Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł اللهِ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡ŁŲ§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł
Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł ŁƒŁŽŲØŁŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ ِللهِ ŁƒŁŽŲ«ŁŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ³ŁŲØŁ’Ų­ŁŽŲ§Ł†ŁŽ اللهِ ŲØŁŁƒŁ’Ų±ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁŁŠŁ’Ł„Ų§Ł‹ŲŒ Ł„Ų§ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±ŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ
Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ ِللهِ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„Ł ŁŁŁŠŁ’ ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…Ł -- ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ°ŁŁ‘Ł†Ł’ فِي Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų³Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ¬ŁŁ‘ ŁŠŁŽŲ£Ł’ŲŖŁŁˆŁƒŁŽ Ų±ŁŲ¬ŁŽŲ§Ł„Ų§Ł‹ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ Ų¶ŁŽŲ§Ł…ŁŲ±Ł ŁŠŁŽŲ£Ł’ŲŖŁŁŠŁ†ŁŽ مِنْ ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ ŁŁŽŲ¬ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ…ŁŁŠŁ‚Ł
Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽŁ‘ Ų„ŁŁ„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§ŁŽŁ‘ الله ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†ŁŽŁ‘ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡ŁŲŒ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ألِهِ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų£ŁŽŲ¬Ł’Ł…ŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŽŲØŁŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁŁ‘ŁŠŁ’Ł†Ł. Ų£ŁŽŁ…ŁŽŁ‘Ų§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų³Ł Ų§ŲŖŁŽŁ‘Ł‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽŁŽ Ų­ŁŽŁ‚ŁŽŁ‘ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ ŲŖŁŽŁ…ŁŁˆŲŖŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų„ŁŁ„Ų§ŁŽŁ‘ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ†ŁŽ

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar

Pada hari mulia dan luhur ini, semua kaum muslimin yang bertebaran disegenap penjuru dunia, serempak secara bersama-sama menyambut kedatangan Idul Adha dengan ucapan tahmid, tahlil dan takbir. Gemuruh suara takbir dan tahmid bergema diangkasa raya, diucapkan oleh setiap orang muslim dengan tulus dan khusu'. Manusia muslim dalam segala keadaan, dalam berbagai status sosial menghadap keharibaan-Nya dengan tunduk dan patuh, menghayati dan merasakan keagungan-Nya. Dia yang Maha Agung, Maha Kuasa dan Maha Esa, untuk-Nya segala keagungan, kesempurnaan dan kekuasaan. Hanya kepada-Nya kembali segala puja dan puji dari segenap makhluk-Nya, yang hidup dan berkembang di alam raya ini.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar

Apabila kami yang berada di tanah air menyambut hari raya Idul Adha yang mulia dengan takbir dan tahmid dengan rasa syukur dan tulus, maka jutaan umat Islam yang menunaikan ibadah haji berkumpul di tanah suci Makkah, Arafah dan Mina untuk menunaikan ibadah haji. Mereka datang dari berbagai pelosok dunia, dari berbagai bangsa dan suku, dalam segala keadaan, mereka menyatu dalam ketaatan dan kepasrahan kepada Khalik-nya. Mereka menanggalkan segala atributnya masing-masing, meninggalkan berbagai kegiatan di tanah air untuk menghadap kepada-Nya yang Maha Rahman dengan keikhlasan yang mendalam sampai kelubuk hati. Para jamaah secara bersamaan mengumandangkan kalimat yang sama, kalimat yang agung, yaitu kalimat talbiah.


Ł„ŁŽŲØŁŽŁ‘ŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ Ł„ŁŽŲØŁŽŁ‘ŁŠŁ’ŁƒŁŽŲŒ Ł„ŁŽŲØŁŽŁ‘ŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁƒŁŽ Ł„ŁŽŲØŁŽŁ‘ŁŠŁ’ŁƒŁŽŲŒ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł†ŁŁ‘Ų¹Ł’Ł…ŁŽŲ©ŁŽ Ł„ŁŽŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ„Ł’ŁƒŁ Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁƒŁŽ

"Kami penuhi panggilan-Mu wahai Allah, wahai Allah kami datang memenuhi seruan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan karunia hanyalah milik-Mu, milik-Mu segala kekuasaan dan kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu."

Mereka yang menunaikan ibadah haji ke tanah suci itu, tidaklah semuanya orang-orang kaya, berpangkat atau berharta, sebagian besar dari mereka adalah rakyat biasa, yang semenjak kecil, ketika ia sadar sebagai seorang muslim telah mengukirkan niatnya untuk melaksanakan ibadah haji. Untuk merealisasikan niatnya yang kuat itu, selama bertahun-tahun mereka bekerja keras, berhemat dan menyisihkan uang yang diperolehnya sedikit demi sedikit, sehingga cukup bagi ibadah yang mulia itu. Mereka telah membiasakan diri untuk hidup sederhana, baik pada waktu mereka miskin maupun saat mereka berkecukupan. Mereka sisihkan sebagian hartanya yang diperoleh dengan jalan memeras keringat, dengan kerja keras, demi mengagungkan syiar agama Allah dan mengagungkan da'wah Islamiyah. Pengabdian yang tulus dan suci itu dilakukan dalam rangka mencari keridhaan Allah s.w.t.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar

Sekiranya kita mengamati sejarah perkembangan agama-agama besar dunia, akan dijumpai umumnya agama-agama itu berkembang sangat lambat. Ada yang memerlukan waktu ratusan tahun, bahkan ada yang ribuan tahun baru berkembang secara luas. Tidak demikian halnya kalau kita amati perkembangan da'wah Islamiyah yang dibawa Rasul Muhammad s.a.w., ia berkembang sangat cepat, dimulai dari Makkah dan dikembangkan di Madinah, terus menyebar keseluruh pelosok dunia. Rasul Muhammad s.a.w., dengan waktu yang relatif singkat, hanya kurang dari 23 tahun telah berhasil mengembangkan Islam di seluruh jazirah Arab. Seratus tahun kemudian da'wah Islam tersebar di berbagai negara sekitar jazirah Arab, memasuki Afrika Utara, Asia Muka, Asia Tengah dan Eropa Timur. Beberapa ratus tahun setelah itu, ia berkembang ke berbagai penjuru dunia, kalimat syahadat telah mengakar dengan kuat dari Maroko di Afrika Utara bagian Barat sampai ke Merauke di Indonesia bagian Timur.

Hadirin Para Jamaah Ied yang mulia

Perkembangan da'wah Islamiyah yang demikian pesat itu, pada dasarnya ditunjang oleh esensi ajaran Islam yang berkaitan dengan konsep kemanusiaan yang Islami atau 'humanisme religius'. Sebagai telah dimaklumi, bahwa Islam sebagai agama wahyu terakhir yang sempurna, tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah s.w.t. saja, yang disebut hubungan vertikal, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan makhluk lainnya, yang disebut hubungan horizontal. Kedua hubungan yang sangat luhur itu dalam al-Qur'an disebut: "Hablun minallah dan hablun minannas".

Sebelum dibangkitkannya agama Islam yang dibawa Nabi besar Muhammad s.a.w., umat manusia di dunia dilanda permusuhan dan kebencian antar suatu bangsa dengan bangsa lainnya, permusuhan antar ras, suku dan golongan. Kelompok yang satu memusuhi kelompok yang lain, perbudakan terjadi diberbagai bagian dunia, ras diskriminasi, pembagian manusia dengan kasta-kasta, dari kasta yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Dalam kehancuran yang meresahkan itu, Islam datang dengan konsep ajarannya mengenai persamaan hak, kemanusiaan yang luhur, tidak ada perbedaan antara suatu bangsa dengan bangsa lainya, antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya, kecuali dengan taqwa yang dimilikinya.

Islam mengajarkan bahwa kita semua adalah saudara, kita berasal dari jenis yang sama, tidak ada perbedaan antara satu dengan lainnya, kecuali dengan iman dan taqwa. Ajaran tentang humanisme tergambar dengan jelas melalui pesan-pesan Nabi s.a.w. di padang Arafah. Lebih empat belas abad yang lalu, di padang Arafah yang tandus, yang kini mulai ditumbuhi pohon-pohon menghijau, Rasul Muhammad s.a.w. menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan yang luhur. Dalam pidato perpisahannya di sana, juga dalam rangka ibadah haji, yang disebut haji wada' atau haji perpisahan, sebagai ibadah haji terakhir sebelum beliau wafat. Rasul yang menjadi rahmat bagi alam semesta itu menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan yang amat mengharukan dan berkesan sampai kelubuk hati.


ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų³Ł Ų£ŁŽŁ„Ų§ŁŽ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų­ŁŲÆŁŒ ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų£ŁŽŲØŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų­ŁŲÆŁŒ Ų£ŁŽŁ„Ų§ŁŽ Ł„Ų§ŁŽ ŁŁŽŲ¶Ł’Ł„ŁŽ Ł„ŁŲ¹ŁŽŲ±ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ų¬ŁŽŁ…ŁŁŠŁŁ‘ ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽŁ„ŁŲ¹ŁŽŲ¬ŁŽŁ…ŁŁŠŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŲ±ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘ ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ Ł„ŁŲ£ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ±ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŲ³Ł’ŁˆŁŽŲÆŁŽ ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ Ų£ŁŽŲ³Ł’ŁˆŁŽŲÆŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ±ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§ŁŽŁ‘ ŲØŁŲ§Ł„ŲŖŁŽŁ‘Ł‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰. Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų£Ų­Ł…ŲÆ ŁˆŲ§Ł„ŲØŁŠŁ‡Ł‚ŁŠ ŁˆŲ§Ł„Ł‡ŁŠŲ«Ł…ŁŠ

"Wahai manusia, ingatlah, sesungguhnya Tuhanmu adalah satu, dan nenek moyangmu juga satu. Tidak ada kelebihan bangsa Arab terhadap bangsa lain. Tidak ada kelebihan bangsa lain terhadap bangsa Arab. Tidak ada kelebihan orang yang berkulit merah terhadap orang yang berkulit hitam, tidak ada kelebihan orang yang berkulit hitam terhadap yang berkulit merah, kecuali dengan taqwanya.." (HR. Ahmad, al-Baihaqi, dan al-Haitsami).

Pidato perpisahan yang amat singkat itu membuat para sahabat Nabi terharu, sehingga pakaian ihram mereka yang putih bersih itu bersimbah air mata, menandakan pesan itu amat berkesan dan sangat berpengaruh terhadap prilaku mereka. Misi perdamaian dan persamaan hak inilah yang kemudian dikembangkan dan diperjuangkan para sahabat, sehingga menjadi umat yang besar dan berwibawa yang selalu dikagumi oleh semua bangsa di dunia.

Konsep kemanusiaan dalam Islam begitu luhur, semua manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama. Kita semua adalah bersaudara, tidak ada perbedaan antara yang satu dengan lainnya, kecuali dengan iman dan taqwanya. Firman Allah s.w.t.


:ŁŠŁŽŲ§Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų³Ł Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ų§ Ų®ŁŽŁ„ŁŽŁ‚Ł’Ł†ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ مِنْ Ų°ŁŽŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŁ†Ł’Ų«ŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł’Ł†ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ Ų“ŁŲ¹ŁŁˆŲØŁ‹Ų§ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲØŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„ŁŽ Ł„ŁŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ų±ŁŽŁŁŁˆŲ§ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų£ŁŽŁƒŁ’Ų±ŁŽŁ…ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŁ†Ł’ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų£ŁŽŲŖŁ’Ł‚ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’.. الحجرات

"Wahai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu sekalian dari seorang pria dan seorang wanita dan kami menjadikan kamu berbagai bangsa dan suku, agar kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantaramu di sisi Allah ialah orang yang saling bertaqwa". (Q.S. al-Hujarat, 49:13).

Dalam ayat lainnya Allah berfirman:


Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ł…ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁˆŁ†ŁŽ Ų„ŁŲ®Ł’ŁˆŁŽŲ©ŁŒ ŁŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ł„ŁŲ­ŁŁˆŲ§ ŲØŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų£ŁŽŲ®ŁŽŁˆŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁŽŁ‘Ł‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŽ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‘ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŁˆŁ†ŁŽ-- الحجرات

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Oleh karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat". (Q.S. al-Hujarat, 49:10).

ŁŠŁŽŲ§Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų”ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ³Ł’Ų®ŁŽŲ±Ł’ Ł‚ŁŽŁˆŁ…ŁŒ مِنْ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų¹ŁŽŲ³ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŁƒŁŁˆŁ†ŁŁˆŲ§ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽ Ł„Ų§ŁŽ Ł†ŁŲ³ŁŽŲ§Ų”ŁŒ مِنْ Ł†ŁŲ³ŁŽŲ§Ų”Ł Ų¹ŁŽŲ³ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŁƒŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ†ŁŽŁ‘ ŁˆŁŽ Ł„Ų§ŁŽ ŲŖŁŽŁ„Ł’Ł…ŁŲ²ŁŁˆŲ§ Ų£ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽ Ł„Ų§ŁŽ ŲŖŁŽŁ†ŁŽŲ§ŲØŁŽŲ²ŁŁˆŲ§ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ„Ł’Ł‚ŁŽŲ§ŲØŁ ŲØŁŲ¦Ł’Ų³ŁŽ Ų§Ł„Ų§ŁŲ³Ł’Ł…Ł Ų§Ł„Ł’ŁŁŲ³ŁŁˆŁ‚Ł ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų„ŁŁŠŁ…ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲŖŁŲØŁ’ ŁŁŽŲ£ŁŁˆŁ„ŁŽŲ¦ŁŁƒŁŽ Ł‡ŁŁ…Ł Ų§Ł„ŲøŁŽŁ‘Ų§Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ†ŁŽ (الحجرات)

"Wahai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mencela kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang dicela) lebih baik dari mereka (yang mencela) dan jangan pula wanita-wanita (mencela) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita (yang dicela itu) lebih baik dari wanita (yang mencela) dan jangalah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman. Dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim." (Q.S. al-Hujarat, 49:11).

Beberapa ayat tersebut di atas, jelas sekali membimbing umat manusia agar menjalin persaudaraan terhadap sesamanya. Saling berpesan mengenai kebenaran, ketabahan dan kesabaran. Dalam beberapa wasiat Nabi s.a.w. banyak sekali dipesankan agar umat manusia menjalin persaudaraan dengan sesamanya. Nabi bersabda: "Engkau jumpai orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, saling mencintai dan beriba hati antara mereka bagaikan tubuh yang satu..." (H.R. Muttafaq 'alaih). "Siapa yang tidak bersikap kasih terhadap sesamanya, maka Allah tidak akan mengasihinya." (H.R. Muttafaq 'alaih).

Pesan Arafah yang mulia itu akan tetap abadi, yang dapat kita petik dari pesan itu kali ini, bagaimana kita dapat membangkitkan kembali semangat persaudaraan dan ukhuwah di tengah-tengah masyarakat. Apalagi dalam suasana krisis ekonomi, sosial, politik dan kepercayaan seperti sekarang ini, sehingga pesan itu benar-benar terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Peran para pemimpin, ulama atau ilmuwan dan tokoh masyarakat sangat penting dalam memasyarakatkan pesan kemanusiaan yang luhur itu.

Islam meletakkan dasar-dasar persamaan derajat dan hak asasi bagi setiap diri manusia. Dengan konsepsi itu tertolaklah segala pandangan yang berlawanan dengan peradaban manusia yang luhur. Sebagai wujud dari kemanusiaan yang luas, Islam mengajarkan agar tetap memelihara kelestarian kehidupan alam semesta. Agama Islam sesuai dengan namanya yang berarti selamat, damai, patuh dan taat, sangat menaruh perhatian terhadap kelestarian alam semesta. Kehidupan umat manusia dibentuk dalam persaudaraan dan perdamaian, demikian juga dengan kelestarian makhluk lain, seperti benda mati, flora dan fauna. Umat manusia diarahkan agar mengusahakan perbaikan dalam alam raya ini dan menghindari perbuatan yang merusak serta tercela. Perhatikan ayat berikut:



ŁˆŁŽŲ§ŲØŁ’ŲŖŁŽŲŗŁ ŁŁŁŠŁ…ŁŽŲ§ Ų£ŲŖŁŽŲ§ŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų§Ł„ŲÆŁŽŁ‘Ų§Ų±ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽ Ł„Ų§ŁŽ ŲŖŁŽŁ†Ł’Ų³ŁŽ Ł†ŁŽŲµŁŁŠŲØŁŽŁƒŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁŁ‘Ł†Ł’ŁŠŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ­Ł’Ų³ŁŁ†Ł’ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ­Ł’Ų³ŁŽŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ ŲŖŁŽŲØŁ’ŲŗŁ Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲ³ŁŽŲ§ŲÆŁŽ فِي Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŽ Ł„Ų§ŁŽ ŁŠŁŲ­ŁŲØŁŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŁŁ’Ų³ŁŲÆŁŁŠŁ†ŁŽ (القصص)

"Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan". (Q.S. al-Qashash, 28:77).


ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ¹Ł’Ų«ŁŽŁˆŁ’Ų§ فِي Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł Ł…ŁŁŁ’Ų³ŁŲÆŁŁŠŁ†ŁŽ (البقرة)

"Dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan" (Q.S. al-Baqarah, 2:60)


ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŁŁ’Ų³ŁŲÆŁŁˆŲ§ فِي Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽ Ų„ŁŲµŁ’Ł„ŁŽŲ§Ų­ŁŁ‡ŁŽŲ§ (الأعراف)


"Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya". (Q.S. al-A'raf, 7:56)

Dalam ayat lain Allah s.w.t. mengingatkan kita bahwa berbagai kerusakan yang terjadi dalam alam semesta, kerusakan di darat, laut dan udara adalah disebabkan oleh perbuatan manusia. Kerusakan itu disebabkan oleh ulah manusia yang hanya mementingkan diri sendiri, yang serakah, yang senang berbuat kerusakan. Mereka berlomba-lomba dengan teknologi canggihnya untuk saling menguasai dan saling merusak terhadap kehidupan alam semesta. perilaku manusia seperti itu akan menjadi bumerang yang membinasakan diri sendiri dan manusia lainnya.


ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲ³ŁŽŲ§ŲÆŁ فِي Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ±ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ­Ł’Ų±Ł ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁƒŁŽŲ³ŁŽŲØŁŽŲŖŁ’ Ų£ŁŽŁŠŁ’ŲÆŁŁŠ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų³Ł Ł„ŁŁŠŁŲ°ŁŁŠŁ‚ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŽŲ¹Ł’Ų¶ŁŽ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠ Ų¹ŁŽŁ…ŁŁ„ŁŁˆŲ§ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ±Ł’Ų¬ŁŲ¹ŁŁˆŁ†ŁŽ -- Ų§Ł„Ų±ŁˆŁ…

"Telah tampak kerusakan di darat dan laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar." (Q.S. al-Rum, 30:41).


Ajaran Islam mengarahkan umat manusia agar mengambil pelajaran dari segala kejadian dan peristiwa yang berada disekitar kita. Dengan demikian, setiap diri manusia akan menyadari sedalam-dalamnya hakikat kehidupan. Harus disadari, betapapun hebat dan komplitnya ajaran Islam, tidak akan berkembang dengan pesat kalau tidak memperjuangkan secara sungguh-sungguh. Berkembangnya ajaran Islam yang demikian cepat itu, selain karena esensi ajarannya sebagaimana diuraikan di atas juga karena perjuangan da'wah yang dilakukan umatnya dari masa ke masa dan dari satu periode ke periode yang lain. Melalui peristiwa ibadah haji, Idul Adha, ibadah Qurban dan sebagainya, bila dihayati dengan baik akan membangkitkan motivasi yang luhur dalam menyebarluaskan ajaran Islam.

Para pendahulu kita, para Nabi dan Rasul, sahabat dan para pemimpin umat telah banyak memberikan teladan pada kita untuk dihidupkan kembali dalam ruh perjuangan umat. Betapa gigih dan tabahnya Nabi Ibrahim as menegakkan kalimat tauhid. Betapa besarnya pengorbanan Nabi Ismail as dan ibunya Siti Hajar dalam membela kebenaran. Betapa tulusnya Nabi Muhammad s.a.w. dan para sahabatnya memperjuangkan agama Allah dengan tabah dan tidak mengenal lelah, sehingga agama Islam berkembang ke seluruh pelosok dunia. Kitapun di Idul Adha yang mulia ini, sehabis shalat hendaknya berjanji dalam kalbu masing-masing untuk mendarma baktikan apa yang kita miliki bagi kejayaan agama Islam dan kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan. "Tidaklah Kami mengutusmu (wahai Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta".



Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ŁˆŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘ŲØŁŁŠŁŁ‘ ŁŠŁŽŲ§Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų”ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…ŁŁˆŲ§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ…Ł‹Ų§. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł’Ł„Ų£ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ§ŁŽŲ”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘ŁƒŁŽ Ų³ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹ŁŒ Ł‚ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŲØŁŒ Ł…ŁŲ¬ŁŁŠŁ’ŲØŁ Ų§Ł„ŲÆŁŽŁ‘Ų¹ŁŽŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ų¶ŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ§Ų¬ŁŽŲ§ŲŖŁ

Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘Ł†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŲ§ ŲŖŁŲ¤ŁŽŲ§Ų®ŁŲ°Ł’Ł†ŁŽŲ§ ؄ِنْ Ł†ŁŽŲ³ŁŁŠŁ†ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ų£ŁŽŲ®Ł’Ų·ŁŽŲ£Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘Ł†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŁ„Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ§ ؄ِصْرًا ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų­ŁŽŁ…ŁŽŁ„Ł’ŲŖŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ مِنْ Ł‚ŁŽŲØŁ’Ł„ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘Ł†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŲ­ŁŽŁ…ŁŁ‘Ł„Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŲ§ Ų·ŁŽŲ§Ł‚ŁŽŲ©ŁŽ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ بِهِ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’ŁŁ Ų¹ŁŽŁ†ŁŽŁ‘Ų§ ŁˆŁŽŲ§ŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŽ Ł…ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ§ŁŁŲ±ŁŁŠŁ†ŁŽ.

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ Ų§Ų¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų”ŁŽŲ§Ł…ŁŁ†Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’ Ų£ŁŽŁ‡Ł’Ł„ŁŽŁ‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų«ŁŽŁ‘Ł…ŁŽŲ±ŁŽŲ§ŲŖŁ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų”ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł’Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŲŒ Ų³ŁŲØŁ’Ų­ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų±ŁŽŲØŁŁ‘ŁƒŁŽ Ų±ŁŽŲØŁŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŲ²ŁŽŁ‘Ų©Ł Ų¹ŁŽŁ…ŁŽŁ‘Ų§ ŁŠŁŽŲµŁŁŁŁˆŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…ŁŒ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŁŠŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų±ŁŽŲØŁŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ†ŁŽ

Ā 

Dr KH Zakky Mubarak, MA

Ketua Lembaga Dakwah PBNU