Khutbah

Khutbah Jumat: Menumbuhkan Rasa Sabar saat Ditimpa Musibah

Kam, 1 Desember 2022 | 09:00 WIB

Khutbah Jumat: Menumbuhkan Rasa Sabar saat Ditimpa Musibah

Sabar merupakan saran yang umumnya ditempuh manusia dalam menjalani kewajiban dan mengalami kesulitan. (Ilustrasi: via ask.fm)

Naskah khutbah kali ini menjelaskan tentang kesabaran ketika musibah datang mendera. Dengan kesabaran, seorang muslim bisa menggunakan akal dan hatinya di tengah kesulitan. Dengan sabar, seseorang dapat bersikap secara wajar, bukan kalap dan gelap mata ketika kondisinya tidak baik-baik saja.


Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi) 


Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Mengawali khutbah Jumat di siang hari yang penuh berkah ini, khatib mengajak jamaah sekalian, serta diri khatib pribadi, untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah, takwa dalam arti melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan rasa takwa yang kita pelihara wujudnya dalam diri dan perilaku kita, niscaya Allah berikan kita kemudahan dan jalan keluar di setiap permasalahan hidup yang menimpa, dan Allah datangkan rezeki yang tidak pernah kita sangka-sangka.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Akhir-akhir ini kita banyak mendengar, bahkan mengalami langsung bencana dan fenomena alam. Gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu cukup menimbulkan kekhawatiran dalam diri kita.


Korban-korban akibat gempa bumi insya Allah wafat husnul khatimah dan Allah tempatkan di tempat yang tertinggi di sisi-Nya. Sudah sepatutnya kita mengulurkan bantuan kepada saudara-saudara kita, baik berupa tenaga maupun harta benda.


Kendati sejatinya kita tidak saling mengenal, namun pada hakikatnya kita semua adalah saudara, saudara dalam agama, saudara dalam bernegara, juga saudara dalam kemanusiaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Orang mukmin terhadap mukmin lainnya bagaikan satu bangunan, satu sama lainnya saling kuat-menguatkan.”


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Selain memberikan bantuan berupa tenaga dan harta, kita juga perlu berdoa untuk saudara-saudara kita agar diberikan kekuatan dan kesabaran terhadap musibah yang menimpa mereka. Sifat sabar sangat penting eksistensinya dalam diri seorang mukmin.


Tanpa rasa sabar, seseorang yang tertimpa musibah tidak akan segan-segan mengutuk atau menyalahkan takdir Allah yang telah ditetapkan, kendati rasa kehilangan yang menusuk dalam hati hingga menimbulkan kesedihan yang mendalam adalah manusiawi.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Sifat sabar dalam menghadapi musibah merupakan cerminan dari ketulusan hati seorang mukmin dalam menghamba kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Pasalnya apabila seorang hamba sudah benar-benar ikhlas dan rida terhadap segala ketentuan yang telah ditakdirkan oleh Allah, maka baik dan buruknya akan diterima dengan kesabaran dan kesadaran bahwa semua yang menimpanya merupakan suratan takdir. Hal ini pernah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: 


عن أبي سعيد الخدري -رضي الله عنه-، عن النبي -صلى الله عليه وسلم- أنّه قال: (ما يُصِيبُ المُؤْمِنَ مِن وصَبٍ، ولا نَصَبٍ، ولا سَقَمٍ، ولا حَزَنٍ حتَّى الهَمِّ يُهَمُّهُ، إلَّا كُفِّرَ به مِن سَيِّئاتِهِ). رواه مسلم


“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kekhawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya” (Hadits riwayat Imam Muslim)


Jamaah yang dirahmati Allah, dari hadits yang dibacakan tadi, kita dapat mengambil faedah bahwa kesabaran seorang mukmin terhadap setiap sesuatu yang tidak menyenangkan yang menimpanya akan diberikan ganjaran oleh Allah subhanahu wa ta’ala, dengan ganjaran berupa dihapusnya dosa-dosa kita. 


Dengan adanya jaminan tersebut, perlu kita sadari bahwa setiap hal yang buruk dalam kacamata manusia, belum tentu buruk di sisi Allah. Akan ada konsekuensi dan balasan terhadap musibah yang kita alami, maka perlu sekali kita berlatih untuk meringankan risau kita akan nasib yang menimpa. Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ


Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai sebuah kaum niscaya Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Maka siapa pun yang rida, maka Allah akan rida kepadanya. Dan siapa pun yang tidak rida, maka Allah pun tidak akan rida kepadanya.” (Hadits riwayat Imam al-Tirmidzi)


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Meskipun Allah subhanahu wa ta’ala memberikan cobaan kepada kita, Allah tidak akan memberatkan kita dengan ujian yang melampaui batas kemampuan kita. Hal tersebut Allah sebut dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 286:


لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ


“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS Al-Baqarah : 286)


Dari ayat tersebut, yakinlah bahwa ujian berupa musibah yang menimpa seorang mukmin tidak akan melewati kesanggupannya. Oleh sebab itu, tetaplah optimis bahwa pertolongan akan datang kepada kita di kala kesulitan dan musibah menghampiri kita.


Tetaplah menjadi pribadi yang bijaksana meski ujian terasa berat, ingat selalu bahwa Allah bersama kita dalam keadaan apa pun. Rahmat Allah subhanahu wa ta’ala akan selalu tercurah kepada kita, sebab sungguh Dia Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم 


Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ  ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ


أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ


اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

 
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darus-Sunnah dan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta