Khutbah

Khutbah Jumat: Menjadi Hamba Sejati Demi Ridha Ilahi

NU Online  Ā·  Jumat, 25 April 2025 | 08:30 WIB

Khutbah Jumat: Menjadi Hamba Sejati Demi Ridha Ilahi

Khutbah Jumat tentang menjadi hamba Allah sejati (NU Online - Canva)

Salah satu tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. Setinggi dan segagah apapun pangkat manusia di dunia, ia akan tetap menjadi hamba di hadapan Allah Swt. Sebab pada hakikatnya posisi tertinggi bagi manusia di hapadan Allah ialah bagaimana seorang manusia bisa memposisikan diri sebagai hamba Allah dengan selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangannya.

Khutbah Jumat kali ini akan membahas bagaimana memposisikan diri sebagai hamba di hadapan Allah Swt untuk menggapai ridha-Nya.Ā Naskah khutbah Jumat kali ini berjudul, ā€œKhutbah Jumat: Menjadi Hamba Sejati Demi Ridha Ilahiā€. Untuk mencetak, silakan klik fitur download warna merah di desktop pada bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat!
Ā 


Khutbah I
Ā 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ ِللهِ. Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ ِللهِ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ‹Ų§ ŁŠŁŁˆŁŽŲ§ŁŁŁŠŁ’ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŁŠŁŁƒŁŽŲ§ŁŁŲ¦Ł Ł…ŁŽŲ²ŁŁŠŁ’ŲÆŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŁ†Ł’ŲØŁŽŲŗŁŁŠŁ’ Ł„ŁŲ¬ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł„Ł ŁˆŁŽŲ¬Ł’Ł‡ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŲ¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł Ų³ŁŁ„Ł’Ų·ŁŽŲ§Ł†ŁŁƒŁŽ. Ų³ŁŲØŁ’Ų­ŁŽŲ§Ł†ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ł„ŁŽŲ§ Ų£ŁŲ­Ł’ŲµŁŁŠŁ’ Ų«ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ų”ŁŽŁƒŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ų£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŽ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ«Ł’Ł†ŁŽŁŠŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁƒŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲµŁŽŁŁŁŠŁ‘ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ®ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł„ŁŁ‡ŁŲŒ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…Ł ŁƒŁŁ„Ł‘ŁŁ‡Ł ŲØŁŽŲ“ŁŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§. Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ„Ł Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŲµŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł‹Ų§ Ł…ŁŲŖŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų²ŁŁ…ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł. Ų£ŁŽŁ…ŁŽŁ‘Ų§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ
Ā 

ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ§Ų¶ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚ŁŽŁ‘ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁ…ŁŁˆŁ’ŲŖŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ.Ā Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ فِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų§Ł°Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł. Ų£ŁŽŲ¹ŁŁˆŁ’Ų°Ł بِاللهِ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ¬ŁŁŠŁ’Ł…Ł بِسْمِ اللهِ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…Ł°Ł†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…Ł: ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲ“Ū”Ų±ŁŁŠŁ’ Ł†ŁŽŁŪ”Ų³ŁŽŁ‡Ł Ų§ŲØŪ”ŲŖŁŲŗŁŽŲ§Ł“Ų”ŁŽ Ł…ŁŽŲ±Ū”Ų¶ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŪš ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų±ŁŽŲ”ŁŁˆŁŁŒŪ¢ ŲØŁŲ§Ł„Ū”Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁ
Ā 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat. Nikmat yang harus digunakan dalam rangka memenuhi syariat yang telah ditetapkan-Nya.Ā 

 

Shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Amin ya Rabbal ā€˜alamin.Ā 

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt

Salah satu tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah swt. Setinggi dan segagah apapun pangkat manusia di dunia, ia akan tetap menjadi hamba di hadapan Allah Swt. Sebab pada hakikatnya posisi tertinggi bagi manusia di hadapan Allah ialah bagaimana seorang manusia bisa memposisikan diri sebagai hamba Allah dengan selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan tujuan akhir yaitu mendapatkan ridha-Nya.
Ā 

Allah Swt berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 207:

 

ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲ“Ū”Ų±ŁŁŠŁ’ Ł†ŁŽŁŪ”Ų³ŁŽŁ‡Ł Ų§ŲØŪ”ŲŖŁŲŗŁŽŲ§Ł“Ų”ŁŽ Ł…ŁŽŲ±Ū”Ų¶ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŪš ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų±ŁŽŲ”ŁŁˆŁŁŒŪ¢ ŲØŁŲ§Ł„Ū”Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁ
Ā 

Artinya: ā€œDi antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari rida Allah. Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba(-Nya)ā€. (Surat Al-Baqarah ayat 207).

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swtĀ 

Terkait hal ini, Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitabĀ Marah Labid, juz I, halaman 48, menyebutkan riwayat bahwa ayat ini turun untuk Suhaib bin Sinan, Ammar bin Yasir, Sumayyah (ibu Ammar), Yasir (bapaknya), Bilal (hamba sahaya Abu Bakar), Khabbab bin Al-Arat, Abu Dzar, dan Abis (hamba sahaya Huwaitib), segolongan umat Islam pada periode awal Islam yang disiksa oleh orang-orang musyrik.
Ā 

Sahabat Suhaib bin Sinan, ia rela meninggalkan hartanya di kota Makkah untuk mengikuti hijrah ke kota Madinah bersama Nabi Muhammad saw. Ketika hendak hijrah, ia sempat ditahan oleh orang-orang musyrik, ia pun berkata kepada mereka:

ā€œSungguh aku adalah orang yang tua renta, aku punya harta benda. Aku akan memberikannya kepada kalian dan menukarkannya dengan kebebasan agamakuā€.
Ā 

Orang-orang musyrik menyetujuinya dan membebaskan jalan untuknya dan kemudian Suhaib pergi menuju Madinah.
Ā 

Ketika Suhaib memasuki kota Madinah, ia bertemu Abu Bakar. Abu Bakar berkata: ā€œPenjualanmu sangat menguntungkan wahai Abi Yahyaā€.Ā Ā ā€œApa itu wahai Abu Bakar?ā€, tanya Suhaib.

ā€œAllah menurunkan tentangmu ayat Al-Qur’anā€, jawab Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar membacakan ayat tadi.

Khabbab bin Al-Arat dan Abu Dzar keduanya lari dan sampai ke kota Madinah. Sumayyah diikat di antara dua unta kemudian dibunuh begitupun Yasir. Sedangkan lainnya, mereka memberikan sebagian yang diinginkan orang-orang musyrik sebab penyiksaan yang dialami.

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt

Pada ayat di atas, Allah menjelaskan dengan tegas di antara umat manusia, terdapat mereka yang mengorbankan dirinya untuk mencari ridha Allah Swt. Golongan yang dimaksud di sini ialah mereka yang akan mendapatkan keberuntungan di akhirat kelak.
Ā 

Imam As-Suyuthi dalam Tafsirul Jalalain Tafsirul Jalalain pada Hasyiah As-Shawi,Ā  juz I, halaman 126, menjelaskan bahwa ayat di atas turun untuk menjelaskan golongan umat manusia yang rela menyerahkan dirinya untuk taat kepada Allah dengan tujuan mencari ridha-Nya.
Ā 

Imam As-Suyuthi menyebutkan bahwa ayat ini turun untuk Suhaib yang disiksa oleh orang-orang musyrik karena keislamannya. Kemudian ia hijrah ke kota Madinah dan meninggalkan semua hartanya.Ā 
Ā 

Terkait hal ini, Syekh Ahmad As-Shawi dalam Hasyiah As-Sawi, juz I, halaman 126, memberikan komentar dengan menjelaskan lebih rinci kisah Suhaib. As-Shawi menjelaskan ketika diketahui Suhaib masuk Islam, ia diganggu dan disiksa oleh orang-orang musyrik. Ketika itu, Suhaib berkata:
Ā 

ā€œAku adalah laki-laki tua yang miskin yang tidak bermanfaat untuk kalian, jika aku laripun tidak akan membahayakan kalian, jika kalian menginginkan hartaku ambilahā€.

 

Suhaib meninggalkan hartanya dan hijrah menuju Rasulullah saw. Nabi kemudian memujinya dengan ucapannya,Ā ā€œSebaik-baik hamba ialah Suhaib jika ia takut kepada Allah dan tidak bermaksiat kepada-Nyaā€.

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Meski melihat sabab nuzul ayat ini turun untuk Suhaib, namun secara keumuman ayat ini diperuntukkan kepada siapa saja yang berjuang dan menghibahkan dirinya untuk taat kepada Allah dan mencari ridha-Nya.Ā 
Ā 

Abu Hayyan dalam tafsirnya Al-Bahrul Muhith, juz II, halaman 334 terkait ayat ini berkata:
Ā 

Ł‚ŁŁŠŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ±ŁŽŲ§ŲÆŁ: ŲØŁŁ…ŁŽŁ†Ł’ŲŒ ŲŗŁŽŁŠŲ± Ł…ŁŲ¹ŁŽŁŠŁ‘ŁŽŁ†ŁŲŒ ŲØŁŽŁ„Ł’ Ł‡ŁŁŠŁŽ فِي ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŲ§Ų¹ŁŽ Ł†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ فِي Ų¬ŁŁ‡ŁŽŲ§ŲÆŁŲŒ Ų£ŁŽŁˆŁ’ ŲµŁŽŲØŁ’Ų±Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŲÆŁŁŠŁ†ŁŲŒ Ų£ŁŽŁˆŁ’ ŁƒŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŁ‚ŁŁ‘ Ų¹ŁŁ†Ł’ŲÆŁŽ Ų¬ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±ŁŲŒ Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ų­ŁŽŁ…ŁŁŠŁŽŁ‘Ų©Ł Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŲŒ Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ų°ŁŽŲØŁŽŁ‘ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų“ŁŽŲ±Ł’Ų¹ŁŁ‡ŁŲŒ Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ł…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ“Ł’ŲØŁŽŁ‡ŁŽ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§
Ā 

Artinya: ā€œDikatakan, yang dimaksud seseorang di sini bukan untuk orang tertentu, akan tetapi diperuntukkan untuk setiap orang yang menghibahkan dirinya untuk Allah baik dalam berjihad, bersabar melakukan perintah agama, menegakkan kalimat hak pada orang yang menyimpang, berjuang karena Allah, melakukan syariat-Nya atau yang lainnya".

 

Dari penjelasan ayat di atas dapat diambil beberapa point penting yang sekaligus menjadi kesimpulan pada khutbah Jumat kali ini:

  1. Ā Ayat di atas menjabarkan dan memberi pesan penting untuk mengingat kembali tujuan awal manusia diciptakan yaitu untuk menghamba dan beribadah kepada Allah swt,
  2. Ayat di atas juga menjabarkan bagaimana sebaiknya umat manusia memposisikan diri sebagai hamba di depan Allah,Ā 
  3. Kisah Suhaib bin Sinan yang menjadi sebab turun ayat di atas dapat menjadi teladan kehidupan dalam mengarungi kehidupan sebagai seorang hamba yang taat dengan tujuan mencari ridha-Nya.
 

ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų§Ł°Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠ ŁˆŁŽŲ§ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų§Ł°ŁŠŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų°Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ„ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł‘ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŁ„ŁŽŲ§ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł…Ł. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ ŁŁŽŁˆŁ’Ų²ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲ¬ŁŽŲ§Ų©ŁŽ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§Ų¦ŁŲØŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

​​​​​
Ā 

Khutbah IIĀ 

 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ ِللهِ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ų£ŁŽŁ†Ł’Ų¹ŁŽŁ…ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŁ†ŁŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ų§ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŲ³Ł’Ł„ŁŽŲ§Ł…Ł. ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ł…Ł. ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ اٰلِهِ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŲ±ŁŽŲ§Ł…Ł. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ„Ł°Ł‡ŁŽ Ų§ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŁƒŁ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲÆŁ‘ŁŁˆŁ’Ų³Ł Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ­ŁŽŲØŁŁŠŁ’ŲØŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł ŲµŁŽŲ§Ų­ŁŲØŁ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŲ±ŁŽŁŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų„ŁŲ­Ł’ŲŖŁŲ±ŁŽŲ§Ł…Ł

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ. ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁŁŽŲ§Ų²ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł ŁŠŁ°Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų£Ł°Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽ Ų³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§

Ā Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ أٰلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁŠŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ اٰلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ اٰ لِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŁ’ŁŠ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų­ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’ŲÆŁŒ Ł…ŁŽŲ¬ŁŁŠŁ’ŲÆŁŒ

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’Ų®ŁŁ„ŁŽŁŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł’ Ų§ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŁƒŁŽ Ų§ŁŽŲ¬Ł’Ł…ŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŲØŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹Ł Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽ ŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ اِلٰى ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų·Ł‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŽŁ…Ł’Ų±ŁŽŲ§Ų¶ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŁŲŖŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹ŁŁ‡Ł ŲŗŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŁƒŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł‡Ł°Ų°ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ’Ł†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ§ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł’ Ų³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł ŲØŁŁ„ŁŽŲ§ŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŲ§Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų§Ł°ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§ فِي Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽ فِي Ų§Ł„Ł’Ų§Ł°Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł
Ā 

Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł. ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’. ŁˆŁŽ Ų§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’. ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų§ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł

Ā 

Ustadz Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Khas Kempek Cirebon dan Mahad Aly Jakarta