Khutbah I
Ų§ŁŁŲŁŁ
ŁŲÆŁ ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲŁŁ
ŁŲÆŁ ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ°Ł ŁŁŲÆŁŲ§ŁŁŲ§ Ų³ŁŲØŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŲ§ŁŁ
ŁŲ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ ŲØŁŲ“ŁŲ±ŁŁŁŲ¹ŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ±ŁŁ
ŁŲ Ų£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁ ŁŁŲŁŲÆŁŁŁ ŁŲ§ Ų“ŁŲ±ŁŁŁ ŁŁŁŲ Ų°ŁŁ Ų§ŁŁŲ¬ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ§ŁŲ„ŁŁŲ±Ų§Ł
Ų ŁŁŲ£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁŲ§ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁŁŁ ŁŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁŲ Ų§ŁŁŁŁŁŁ
ŁŁ ŲµŁŁŁŁ Ł Ų³ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲØŲ§Ų±ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŲ£ŲµŁŲŲ§ŲØŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲŖŁŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŁ ŲØŁŲ„ŲŁŲ³Ų§ŁŁ Ų„ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŲ Ų£ŁŁ
ŁŁŲ§ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁ: ŁŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŲ„ŁŲ®ŁŁŁŲ§ŁŲ Ų£ŁŁŲµŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁ ŁŁŁŁŲ³ŁŁŁ ŲØŁŲŖŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲ·ŁŲ§Ų¹ŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŲŖŁŁŁŁŁŲŁŁŁŁŁŲ ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁ
Ł: Ų£ŁŲ¹ŁŁŁŲ°Ł ŲØŁŲ§ŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ“ŁŁŲ·ŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲ¬ŁŁŁŁ
}Ų ŲØŁŲ³ŁŁ
Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁ
ŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁŁŁ
Ł: ŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁ
ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŲŖŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų³ŁŲÆŁŁŲÆŁŲ§Ų ŁŁŲµŁŁŁŲŁ ŁŁŁŁŁ
Ł Ų£ŁŲ¹ŁŁ
ŁŲ§ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŁ
Ł Ų°ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁ
ŁŁŁ ŁŁŲ·ŁŲ¹Ł Ų§ŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲÆŁ ŁŁŲ§Ų²Ł ŁŁŁŁŲ²ŁŲ§ Ų¹ŁŲøŁŁŁ
ŁŲ§ ŁŁŲ§Ł ŲŖŲ¹Ų§ŁŁ ŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁŁ Ų¢Ł
ŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŲŖŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ ŲŁŁŁŁ ŲŖŁŁŁŲ§ŲŖŁŁŁ ŁŁŁŲ§Ł ŲŖŁŁ
ŁŁŁŲŖŁŁŁŁ Ų„ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŲŖŁŁ
Ł Ł
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ.
ŲµŁŲÆŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŲøŁŁŁ
Ł
Jamaah Jumat rahimakumullah,Ā
Di dalam Al-Qurāan, surah Luqman, ayat 14, Allah subhanahu wa taāala berfirman:
ŁŁŁŁŲµŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲ„ŁŁŁŲ³ŁŲ§ŁŁ ŲØŁŁŁŲ§ŁŁŲÆŁŁŁŁŁ ŲŁŁ
ŁŁŁŲŖŁŁŁ Ų£ŁŁ
ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁ° ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲµŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų¹ŁŲ§Ł
ŁŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁ Ų§Ų“ŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŲÆŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲµŁŁŲ±Ł
Artinya: āDan kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua (ibu-bapa); ibunya telah mengandungnya dalam keadaan susah dan lemah yang beratambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada bapk ibumu. Hanya kepada-Ku lah kembalimu.ā
Ayat diatas terutama ditujukan kepada anak-anak, baik mereka masih anak-anak maupun telah dewasa, agar mereka berbakti kepada kedua orang tuanya, khususnya ibu, sebab seorang ibu sedemikian berat tugasnya dalam hidup ini.Ā
Uraian tentang kandungan ayat diatas sudah banyak disampaikan oleh para kiai atau ustadz, baik dalam pengajian-pengajian maupun khutbah-khutbah Jumāah. Tetapi dalam kesempatan ini khatib ingin mengajak kepada para suami atau bapak-bapak untuk memahami lebih dalam. Ayat diatas memang secara langsung ditujukan kepada anak, namun secara tidak langsung, Allah SWT sebenarnya juga mengingatkan kepada para suami bahwa tugas seorang istri dalam rumah tangga sangatlah berat.Ā
Ayat yang berbunyi ŲŁŁ
ŁŁŁŲŖŁŁŁ Ų£ŁŁ
ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁ° ŁŁŁŁŁŁ āibunya telah mengandungnya dalam keadaan susah payahā sebenarnya tidak hanya mengingatkan kepada kita semua bahwa ibu-ibu dahulu sewaktu mengandung kita selama kira-kira 9 bulan memikul beban yang sangat berat, tetapi juga mengingatkan bahwa ketika istri kita mengandung anak-anak yang akan menjadi darah daging dan penerus kita, istri kita memikul beban yang sama beratnya dengan ibu-ibu kita.
Ā
Tentunya masih kuat dalam ingatan kita betapa beratnya kondisi istri sewaktu ia mengandung anak kita. Berbagai risiko harus ditanggungnya seperti keguguran, janin meninggal dalam kandungan, hamil di luar rahim, dan sebagainya. Semua risiko itu berdampak langsung terhadap keselamatan baik fisik maupun jiwanya.Ā
Jamaah Jumat rahimakumullah,Ā
Kita sebagai laki-laki yang oleh Allah diberi kekuatan fisik yang lebih besar, tidak bisa berbuat banyak untuk meringankan beban istri yang sedang mengadung. Ini karena tugas mengandung memang sepenuhnya menjadi kodrat perempuan yang takkan mungkin bisa digantikan oleh laki-laki.Ā
Setelah kira-kira 9 bulan mengandung, tugas istri selanjutnya adalah melahirkan. Tugas ini ber-risiko tinggi karena secara langsung berkaitan dengan keselamatan jiwa. Tentunya telah sering kita dengar beberapa perempuan meninggal saat melahirkan. Dalam proses melahirkan ini, seorang suami juga tidak bisa berbuat banyak untuk meringankan beban istrinya. Beberapa suami yang lain tak sanggup dan tak tega menyaksikan istri sedang berjuang melahirkan karena penderitaan yang dialaminya sangat berat dengan nyawa sebagai taruhannya.Ā
Jamaah Jumat rahimakumullah,Ā
Setelah melahirkan, tugas istri berikutnya adalah menyusui. Al-Quran memberitakan masa menyusui adalah dua tahun sebagaimana bunyi ayat ŁŁŁŁŲµŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų¹ŁŲ§Ł
ŁŁŁŁŁ ādan menyapihnya dalam dua tahun.ā Dalam masa menyusui, seorang istri harus berhati-hati dan selalu menjaga dirinya sebaik mungkin karena apa yang terjadi pada dirinya bisa berdampak langsung pada si bayi. Istri harus sanggup berjaga menahan kantuk, baik siang maupun malam. Ketika si bayi haus dan lapar dan membutuhkan ASI, seorang ibu harus selalu siap memberikannya. Dalam tugas ini, suami juga tidak bisa berbuat banyak untuk meringankan beban istri..Ā
Mengingat beratnya tugas perempuan terkait dengan mengandung, melahirkan dan menyusui, maka Allah SWT memberikan keringanan kepada perempuan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan dengan kompensasi tertentu sebagaimana diatur dalam fiqih. Keringanan ini merupakan bentuk pengakuan dan penghargaan Allah SWT kepada para perempuan atau ibu-ibu bahwa tugas mereka memang sangat berat. Pengakuan dan penghargaan seperti ini tidak diberikan kepada laki-laki karena faktanya tugas alamiah laki-laki tidak seberat perempuan.
Jamaah Jumat rahimakumullah,Ā
Nabi Muhammad SAW juga memberikan penghargaan yang besar kepada perempuan. Lewat beberapa hadistnya, Rasulullah SAW menujukkan kedudukan perempuan yang tinggi di mata Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda:Ā
Ų§ŁŁŁŲ¬ŁŁŁŁŲ©Ł ŲŖŁŲŁŲŖŁ Ų£ŁŁŁŲÆŁŲ§Ł
Ł Ų§ŁŲ£ŁŁ
ŁŁŁŁŲ§ŲŖŁ
Artinya: āSurga itu di bawah telapak kaki ibu.ā
Kita semua tahu bahwa telapak kaki adalah bagian paling bawah atau rendah dari organ manusia. Sedangkan surga berada di bawah telapak kaki ibu-ibu. Namun, maksud hadits ini adalah tidak mungkin seorang anak bisa masuk surga tanpa ketundukan kepada seorang ibu. Maka pertanyaannya adalah bagaimana bisa seorang anak tunduk kepada ibunya jika ia tidak diajari, tidak dididik dan tidak dilatih?
Untuk itu, seorang suami juga berkewajiban mendidik anak-anaknya agar mereka tunduk dan menghormati kepada ibunya tanpa harus merasa disaingi atau dikalahkan oleh mereka sebab Nabi Muhammad SAW telah menegaskan bahwa seorang anak harus bersikap baik dan hormat kepada ibunya tiga kali lebih besar daripada kepada ayahnya sebagai mana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:Ā
Ų¬ŁŲ§Ų”Ł Ų±ŁŲ¬ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŲŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł ŲØŁŲŁŲ³ŁŁŁ ŲµŁŲŁŲ§ŲØŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁ
ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų«ŁŁ
ŁŁ Ł
ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁ
ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų«ŁŁ
ŁŁ Ł
ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁ
ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų«ŁŁ
ŁŁ Ł
ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų«ŁŁ
ŁŁ Ų§ŁŲØŁŁŁŁŁ
Artinya: āSuatu hari datanglah seorang laki-laki kepada Rasulillah SAW. Orang itu bertanya kepada Rasulullah, siapakah diantara manusia yang paling berhak kami sikapi dengan baik. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi, siapa lagi setelah itu. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi, siapa lagi setelah itu. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi. Nabi kemudian menjawab, kemudian ayahmu.Ā
Memperhatikan hadits diatas, maka menjadi penting bagi seorang suami untuk menciptakan suasana kondusif di dalam keluarga agar seluruh anggota keluarga menaruh hormat kepada istrinya atau ibu bagi anak-anaknya. Kondisi ini bisa mudah dicapai jika seorang suami senantiasa menujukkan sikap penghargaannya kepada istri dalam rangka memberikan contoh bagi anak-anaknya. Rasulullah SAW bersabda:
Ų®ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ
Ł Ų®ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ
Ł ŁŲ£ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŲ§ Ų®ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ
Ł ŁŲ£ŁŁŁŁŁŁ
Artinya: āSebaik-baik kalian adalah yang terbaik sikapnya terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik diantara kalian terhadap keluargku.ā (HR. Tirmidzi).Ā
Berbicara tentang keluarga, maka dari sudut pandang suami, istri adalah orang pertama yang kemudian diikuti anak-anak sehingga hadits tersebut juga bermakna sebaik-baik suami adalah yang terbaik sikapnya kepada istri. Dari situ pulalah anak-anak mengikuti sikap baik ayahnya untuk bersikap baik kepada ibunya.Ā
Selian itu, di dalam Al Quran juga ditegaskan dalam Surah Annisaā, ayat 19:
Ā ŁŁŲ¹ŁŲ§Ų“ŁŲ±ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ¹ŁŲ±ŁŁŁŁŁ
Artinya: āPergaulilah istrimu dengan baik.āĀ
Dengan adanya ketegasan Al-Qur'an dan hadits seperti itu, marilah lewat mimbar ini khatib mengajak kepada para suami atau bapak-bapak untuk senantiasa menghargai istri dengan bersikap baik kepadanya. Jangan sampai istri yang telah berjasa besar dan bersusah payah membantu kita menyelesaikan banyak pekerjaan dari bangun tidur hingga bangun tidur lagi justru menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga atau sering disingkat KDRT. NaĆŗdzu billahi min dzalik.
Ų¬ŁŲ¹ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŲ§ŁŁ
Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ§Ų¦ŁŲ²ŁŁŁ Ų§ŁŲ¢Ł
ŁŁŁŁŁŲ ŁŁŲ£ŲÆŁŲ®ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŲ„ŁŁŁŁŲ§ŁŁ
ŁŁŁ Ų²ŁŁ
ŁŲ±ŁŲ©Ł Ų¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁŁŁ Ų§ŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁŁŁŁŁ : Ų£Ų¹ŁŁŲ°Ł ŲØŁŲ§ŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŲ“ŁŁŁŁŲ·Ų§ŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲ¬ŁŁŁ
ŁŲ ŲØŁŲ³ŁŁ
Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁ
Ų§ŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁŁ
Ł: ŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų¢Ł
ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŲŖŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų³ŁŲÆŁŁŲÆŁŲ§Ā
ŲØŲ§ŁŲ±ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ±ŁŲ¢ŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ
ŁŲ ŁŁŁŁŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŲ§ŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ§ŁŲ¢ŁŲ§ŲŖŁ ŁŲ°ŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŲŁŁŁŁŁŁ
Ł. Ų„ŁŁŁŁ ŲŖŁŲ¹Ų§ŁŁŁŁ Ų¬ŁŁŁŲ§ŲÆŁ ŁŁŲ±ŁŁŁŁ
Ł Ł
ŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ±ŁŁ Ų±ŁŲ¤ŁŁŁŁŁ Ų±ŁŲŁŁŁŁ
Ł
Khutbah II
Ų§ŁŁŁŲŁŁ
ŁŲÆŁ ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų„ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲ“ŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ ŲŖŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ
ŁŲŖŁŁŁŲ§ŁŁŁŁ. ŁŁŲ£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁ ŁŲ§Ł Ų§ŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŁŲŁŲÆŁŁŁ ŁŲ§Ł Ų“ŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁŲ§ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŲ§Ų¹ŁŁ Ų„ŁŁŁ Ų±ŁŲ¶ŁŁŁŲ§ŁŁŁŁ. Ų§ŁŁŁŁŁ
ŁŁ ŲµŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲµŁŲŁŲ§ŲØŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
Ł ŲŖŁŲ³ŁŁŁŁŁŁ
ŁŲ§ ŁŁŲ«ŁŁŲ±ŁŲ§
Ų£ŁŁ
ŁŁŲ§ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁ ŁŁŁŲ§Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł Ų§ŁŲŖŁŁŁŁŁŲ§Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
ŁŲ§ Ų£ŁŁ
ŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŲŖŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁ
ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų¹ŁŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų£ŁŁ
ŁŲ±ŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ£ŁŁ
ŁŲ±Ł ŲØŁŲÆŁŲ£Ł ŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁ ŁŁŲ«ŁŁŁŁŁ ŲØŁŁ
ŁŁŲ¢ Ų¦ŁŁŁŲŖŁŁŁ ŲØŁŁŁŲÆŁŲ³ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§ŁŁ ŲŖŁŲ¹Ų§ŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŲ¢Ų¦ŁŁŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲµŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁ ŁŲ¢ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁŁ Ų¢Ł
ŁŁŁŁŁŲ§ ŲµŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ ŲŖŁŲ³ŁŁŁŁŁŁ
ŁŲ§. Ų§ŁŁŁŁŁ
ŁŁ ŲµŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŲ§Ł Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲØŁŁŲ¢Ų¦ŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŲ¢Ų¦ŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŁŁŲ±ŁŁŲØŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų±ŁŲ¶Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ®ŁŁŁŁŁŲ§Ų”Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ ŲØŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ¹ŁŁ
ŁŲ± ŁŁŲ¹ŁŲ«ŁŁ
ŁŲ§Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁ ŲØŁŁŁŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŲµŁŁŲŁŲ§ŲØŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŲŖŁŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁ Ų§ŁŲŖŁŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ§ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų±ŁŲ¶Ł Ų¹ŁŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲ¹ŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ±ŁŲŁŁ
ŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų£ŁŲ±ŁŲŁŁ
Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲ§ŲŁŁ
ŁŁŁŁŁ
Ų§ŁŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų§ŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁŲ§ŲŖŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲŁŁŲ¢Ų”Ł Ł
ŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ§ŁŁŲ§ŁŁ
ŁŁŁŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų£ŁŲ¹ŁŲ²ŁŁ Ų§ŁŁŲ„ŁŲ³ŁŁŲ§ŁŁ
Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲ°ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ“ŁŁŲ±ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ“ŁŲ±ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲµŁŲ±Ł Ų¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŁŁŲŁŁŲÆŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŁŲµŁŲ±Ł Ł
ŁŁŁ ŁŁŲµŁŲ±Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų®ŁŲ°ŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų®ŁŲ°ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ ŁŁ ŲÆŁŁ
ŁŁŲ±Ł Ų£ŁŲ¹ŁŲÆŁŲ§Ų”Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų¹ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
ŁŲ§ŲŖŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁ. Ų§ŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų§ŲÆŁŁŁŲ¹Ł Ų¹ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲØŁŁŲ§ŁŲ”Ł ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲØŁŲ§Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŲ²ŁŁŁŲ§ŁŲ²ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŲ”Ł Ų§ŁŁŁŁŲŖŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲŁŁŁ Ł
ŁŲ§ ŲøŁŁŁŲ±Ł Ł
ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ
ŁŲ§ ŲØŁŲ·ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŲØŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁŁŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁŁŲ©Ł ŁŁŲ³ŁŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲÆŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ Ų¹Ų¢Ł
ŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ Ų±ŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ. Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ Ų¢ŲŖŁŁŲ§Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ§ ŲŁŲ³ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¢Ų®ŁŲ±ŁŲ©Ł ŲŁŲ³ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŲ°ŁŲ§ŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų±Ł. Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ ŲøŁŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§Ų„ŁŁ ŁŁŁ
Ł ŲŖŁŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲŖŁŲ±ŁŲŁŁ
ŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ®ŁŲ§Ų³ŁŲ±ŁŁŁŁŁ. Ų¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁŲ§ŁŁŁŁ ! Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁ
ŁŲ±ŁŁŁŲ§ ŲØŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ„ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŲŖŲ¢Ų”Ł Ų°ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲØŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲŁŲ“Ų¢Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŲØŁŲŗŁŁ ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŲŖŁŲ°ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų°ŁŁŁŲ±ŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ°ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ§Ų“ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁ
ŁŁŁ ŁŁŲ²ŁŲÆŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŲ°ŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲØŁŲ±Ł
Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta