Khutbah

Khutbah Jumat: Keharusan Bersikap Baik kepada Istri

NU Online  Ā·  Jumat, 9 Maret 2018 | 02:45 WIB

Khutbah Jumat: Keharusan Bersikap Baik kepada Istri

Ilustrasi (via dumsk.com)

Khutbah I

Ų§Ł’Ł„Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų§Ł’Ł„Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų§Ł„Ł‘Ų°ŁŠ Ł‡ŁŽŲÆŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ§ Ų³ŁŲØŁŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘Ł„Ų§ŁŽŁ…ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁŁ’Ł‡ŁŽŁ…ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ų¹ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ Ų§Ł„ŁƒŁŽŲ±ŁŠŁ…ŁŲŒ Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ الله ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł لا Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁƒ Ł„ŁŽŁ‡ŲŒ Ų°ŁŁˆ Ų§Ł’Ł„Ų¬ŁŽŁ„Ų§Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų„ŁƒŁ’Ų±Ų§Ł…ŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁˆŁ„ŁŁ‡ŲŒ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł و Ų³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲØŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†Ų§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ الِه ŁˆŁŽŲ£ŲµŁ’Ų­Ų§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŠŁ†ŁŽ بِ؄حْسانِ Ų„Ł„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ†ŲŒ Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ: ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ų„ŁŲ®Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł†ŲŒ Ų£ŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽ Ł†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ ŁˆŁŽŲ·ŁŽŲ§Ų¹ŁŽŲŖŁŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŁŁ’Ł„ŁŲ­ŁŁˆŁ’Ł†Ł’ŲŒ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„Ł‰ŁŽ فِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’Ų§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ…Ł’: Ų£ŁŽŲ¹ŁŁˆŁ’Ų°Ł بِاللهِ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ“ŁŠŁ’Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ¬ŁŁŠŁ’Ł…}، بِسْمِ اللهِ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…Ł’: ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢ŁŽŁ…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ų§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ الله ŁˆŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„ŁŁˆŲ§ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„Ł‹Ų§ Ų³ŁŽŲÆŁŁŠŲÆŁ‹Ų§ŲŒ ŁŠŁŲµŁ’Ł„ŁŲ­Ł’ Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų°ŁŁ†ŁŁˆŲØŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŲ·ŁŲ¹Ł الله ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„ŁŽŁ‡Ł ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁŁŽŲ§Ų²ŁŽ ŁŁŽŁˆŁ’Ų²Ł‹Ų§ Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ…Ł‹Ų§ ŁˆŁ‚Ų§Ł„ تعالى ŁŠŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ ŲŖŁŽŁ…ŁŁˆŁ’ŲŖŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ.
ŲµŁŽŲÆŁŽŁ‚ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ…Ł’

Jamaah Jumat rahimakumullah,Ā 

Di dalam Al-Qur’an, surah Luqman, ayat 14, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

ŁˆŁŽŁˆŁŽŲµŁŽŁ‘ŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų„ŁŁ†Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŽ ŲØŁŁˆŁŽŲ§Ł„ŁŲÆŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ų­ŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲŖŁ’Ł‡Ł Ų£ŁŁ…ŁŁ‘Ł‡Ł ŁˆŁŽŁ‡Ł’Ł†Ł‹Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰Ł° ŁˆŁŽŁ‡Ł’Ł†Ł ŁˆŁŽŁŁŲµŁŽŲ§Ł„ŁŁ‡Ł فِي Ų¹ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ų£ŁŽŁ†Ł Ų§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ Ł„ŁŁŠ ŁˆŁŽŁ„ŁŁˆŁŽŲ§Ł„ŁŲÆŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁŠŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲµŁŁŠŲ±Ł

Artinya: ā€œDan kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua (ibu-bapa); ibunya telah mengandungnya dalam keadaan susah dan lemah yang beratambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada bapk ibumu. Hanya kepada-Ku lah kembalimu.ā€

Ayat diatas terutama ditujukan kepada anak-anak, baik mereka masih anak-anak maupun telah dewasa, agar mereka berbakti kepada kedua orang tuanya, khususnya ibu, sebab seorang ibu sedemikian berat tugasnya dalam hidup ini.Ā 

Uraian tentang kandungan ayat diatas sudah banyak disampaikan oleh para kiai atau ustadz, baik dalam pengajian-pengajian maupun khutbah-khutbah Jum’ah. Tetapi dalam kesempatan ini khatib ingin mengajak kepada para suami atau bapak-bapak untuk memahami lebih dalam. Ayat diatas memang secara langsung ditujukan kepada anak, namun secara tidak langsung, Allah SWT sebenarnya juga mengingatkan kepada para suami bahwa tugas seorang istri dalam rumah tangga sangatlah berat.Ā 

Ayat yang berbunyi Ų­ŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲŖŁ’Ł‡Ł Ų£ŁŁ…ŁŁ‘Ł‡Ł ŁˆŁŽŁ‡Ł’Ł†Ł‹Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰Ł° ŁˆŁŽŁ‡Ł’Ł†Ł ā€œibunya telah mengandungnya dalam keadaan susah payahā€ sebenarnya tidak hanya mengingatkan kepada kita semua bahwa ibu-ibu dahulu sewaktu mengandung kita selama kira-kira 9 bulan memikul beban yang sangat berat, tetapi juga mengingatkan bahwa ketika istri kita mengandung anak-anak yang akan menjadi darah daging dan penerus kita, istri kita memikul beban yang sama beratnya dengan ibu-ibu kita.
Ā 
Tentunya masih kuat dalam ingatan kita betapa beratnya kondisi istri sewaktu ia mengandung anak kita. Berbagai risiko harus ditanggungnya seperti keguguran, janin meninggal dalam kandungan, hamil di luar rahim, dan sebagainya. Semua risiko itu berdampak langsung terhadap keselamatan baik fisik maupun jiwanya.Ā 

Jamaah Jumat rahimakumullah,Ā 
Kita sebagai laki-laki yang oleh Allah diberi kekuatan fisik yang lebih besar, tidak bisa berbuat banyak untuk meringankan beban istri yang sedang mengadung. Ini karena tugas mengandung memang sepenuhnya menjadi kodrat perempuan yang takkan mungkin bisa digantikan oleh laki-laki.Ā 

Setelah kira-kira 9 bulan mengandung, tugas istri selanjutnya adalah melahirkan. Tugas ini ber-risiko tinggi karena secara langsung berkaitan dengan keselamatan jiwa. Tentunya telah sering kita dengar beberapa perempuan meninggal saat melahirkan. Dalam proses melahirkan ini, seorang suami juga tidak bisa berbuat banyak untuk meringankan beban istrinya. Beberapa suami yang lain tak sanggup dan tak tega menyaksikan istri sedang berjuang melahirkan karena penderitaan yang dialaminya sangat berat dengan nyawa sebagai taruhannya.Ā 

Jamaah Jumat rahimakumullah,Ā 

Setelah melahirkan, tugas istri berikutnya adalah menyusui. Al-Quran memberitakan masa menyusui adalah dua tahun sebagaimana bunyi ayat ŁˆŁŽŁŁŲµŁŽŲ§Ł„ŁŁ‡Ł فِي Ų¹ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł ā€œdan menyapihnya dalam dua tahun.ā€ Dalam masa menyusui, seorang istri harus berhati-hati dan selalu menjaga dirinya sebaik mungkin karena apa yang terjadi pada dirinya bisa berdampak langsung pada si bayi. Istri harus sanggup berjaga menahan kantuk, baik siang maupun malam. Ketika si bayi haus dan lapar dan membutuhkan ASI, seorang ibu harus selalu siap memberikannya. Dalam tugas ini, suami juga tidak bisa berbuat banyak untuk meringankan beban istri..Ā 

Mengingat beratnya tugas perempuan terkait dengan mengandung, melahirkan dan menyusui, maka Allah SWT memberikan keringanan kepada perempuan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan dengan kompensasi tertentu sebagaimana diatur dalam fiqih. Keringanan ini merupakan bentuk pengakuan dan penghargaan Allah SWT kepada para perempuan atau ibu-ibu bahwa tugas mereka memang sangat berat. Pengakuan dan penghargaan seperti ini tidak diberikan kepada laki-laki karena faktanya tugas alamiah laki-laki tidak seberat perempuan.

Jamaah Jumat rahimakumullah,Ā 

Nabi Muhammad SAW juga memberikan penghargaan yang besar kepada perempuan. Lewat beberapa hadistnya, Rasulullah SAW menujukkan kedudukan perempuan yang tinggi di mata Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda:Ā 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų¬ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ©Ł ŲŖŁŽŲ­Ł’ŲŖŁŽ Ų£ŁŽŁ‚Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł…Ł Ų§Ł„Ų£ŁŁ…Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ŲŖŁ

Artinya: ā€œSurga itu di bawah telapak kaki ibu.ā€

Kita semua tahu bahwa telapak kaki adalah bagian paling bawah atau rendah dari organ manusia. Sedangkan surga berada di bawah telapak kaki ibu-ibu. Namun, maksud hadits ini adalah tidak mungkin seorang anak bisa masuk surga tanpa ketundukan kepada seorang ibu. Maka pertanyaannya adalah bagaimana bisa seorang anak tunduk kepada ibunya jika ia tidak diajari, tidak dididik dan tidak dilatih?

Untuk itu, seorang suami juga berkewajiban mendidik anak-anaknya agar mereka tunduk dan menghormati kepada ibunya tanpa harus merasa disaingi atau dikalahkan oleh mereka sebab Nabi Muhammad SAW telah menegaskan bahwa seorang anak harus bersikap baik dan hormat kepada ibunya tiga kali lebih besar daripada kepada ayahnya sebagai mana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:Ā 

Ų¬ŁŽŲ§Ų”ŁŽ Ų±ŁŽŲ¬ŁŁ„ŁŒ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„Ł اللهِ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų§ŁŽŲ­ŁŽŁ‚Ł‘Ł Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł ŲØŁŲ­ŁŲ³Ł’Ł†Ł ŲµŁŽŲ­ŁŽŲ§ŲØŁŽŲŖŁŁŠŁ’ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§ŁŁ…Ł‘ŁŁƒŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§ŁŁ…Ł‘ŁŁƒŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§ŁŁ…Ł‘ŁŁƒŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŁŽŲØŁŁˆŁ’ŁƒŁŽ

Artinya: ā€œSuatu hari datanglah seorang laki-laki kepada Rasulillah SAW. Orang itu bertanya kepada Rasulullah, siapakah diantara manusia yang paling berhak kami sikapi dengan baik. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi, siapa lagi setelah itu. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi, siapa lagi setelah itu. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi. Nabi kemudian menjawab, kemudian ayahmu.Ā 

Memperhatikan hadits diatas, maka menjadi penting bagi seorang suami untuk menciptakan suasana kondusif di dalam keluarga agar seluruh anggota keluarga menaruh hormat kepada istrinya atau ibu bagi anak-anaknya. Kondisi ini bisa mudah dicapai jika seorang suami senantiasa menujukkan sikap penghargaannya kepada istri dalam rangka memberikan contoh bagi anak-anaknya. Rasulullah SAW bersabda:

Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŁƒŁŁ…Ł’ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„Ų£ŁŽŁ‡Ł’Ł„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„Ų£ŁŽŁ‡Ł’Ł„ŁŁ‰

Artinya: ā€Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik sikapnya terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik diantara kalian terhadap keluargku.ā€ (HR. Tirmidzi).Ā 

Berbicara tentang keluarga, maka dari sudut pandang suami, istri adalah orang pertama yang kemudian diikuti anak-anak sehingga hadits tersebut juga bermakna sebaik-baik suami adalah yang terbaik sikapnya kepada istri. Dari situ pulalah anak-anak mengikuti sikap baik ayahnya untuk bersikap baik kepada ibunya.Ā 

Selian itu, di dalam Al Quran juga ditegaskan dalam Surah Annisa’, ayat 19:

Ā ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ų“ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡ŁŁ†Ł‘ŁŽ ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŽŲ¹Ł’Ų±ŁŁˆŁ’ŁŁ

Artinya: ā€œPergaulilah istrimu dengan baik.ā€Ā 

Dengan adanya ketegasan Al-Qur'an dan hadits seperti itu, marilah lewat mimbar ini khatib mengajak kepada para suami atau bapak-bapak untuk senantiasa menghargai istri dengan bersikap baik kepadanya. Jangan sampai istri yang telah berjasa besar dan bersusah payah membantu kita menyelesaikan banyak pekerjaan dari bangun tidur hingga bangun tidur lagi justru menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga atau sering disingkat KDRT. NaĆŗdzu billahi min dzalik.

Ų¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ†Ų§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁ… Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„ŁŁŽŲ§Ų¦ŁŲ²ŁŁŠŁ† Ų§Ł„Ų¢Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ†ŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŲÆŁ’Ų®ŁŽŁ„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁ… فِي Ų²ŁŁ…Ł’Ų±ŁŽŲ©Ł Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ : Ų£Ų¹ŁŁˆŲ°Ł بِاللهِ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ų·Ų§Ł†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ¬ŁŁŠŁ…Ł’ŲŒ بِسْمِ اللهِ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…Ų§Ł†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ…Ł’: ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ų§ŲŖŁŽŁ‘Ł‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„ŁŁˆŲ§ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„Ł‹Ų§ Ų³ŁŽŲÆŁŁŠŲÆŁ‹Ų§Ā 

ŲØŲ§ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁƒŁ…Ł’ فِي Ų§Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘Ų§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„Ų¢ŁŠŲ§ŲŖŁ ŁˆŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł. Ų„Ł†Ł‘Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų¬ŁŽŁˆŁ‘Ų§ŲÆŁŒ ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…ŁŒ Ł…ŁŽŁ„ŁŁƒŁŒ ŲØŁŽŲ±Ł‘ŁŒ Ų±ŁŽŲ¤ŁŁˆŁ’ŁŁŒ Ų±ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…ŁŒ

Khutbah II

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ ŲŖŁŽŁˆŁ’ŁŁŁŠŁ’Ł‚ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŁ…Ł’ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£Ł†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŁ‰ Ų„Ł„Ł‰ŁŽ Ų±ŁŲ¶Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ ŁƒŁŲ«ŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŁŠŲ§ŁŽ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲŖŁŽŁ‡ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŁ‡ŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł ŲØŁŽŲÆŁŽŲ£ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł ŲØŁŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ«ŁŽŁ€Ł†ŁŽŁ‰ ŲØŁŁ…ŁŽŁ„Ų¢ Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŲØŁŁ‚ŁŲÆŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁ‰ يآ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†Ų§ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŲ¢Ų¦ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ±ŁŲ³ŁŁ„ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲ©Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁ‚ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŁ„ŁŽŁŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų£ŁŽŲØŁŁ‰ ŲØŁŽŁƒŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŁ…ŁŽŲ± ŁˆŁŽŲ¹ŁŲ«Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł† ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŁ‰ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ‚ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ­ŁŽŲ§ŲØŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų­ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ¢Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲ¹ŁŲ²Ł‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų„ŁŲ³Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ°ŁŁ„Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŲ±Ł’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁˆŁŽŲ­Ł‘ŁŲÆŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł†ŁŽŲµŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų®Ł’Ų°ŁŁ„Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų®ŁŽŲ°ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽ ŲÆŁŽŁ…Ł‘ŁŲ±Ł’ Ų£ŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŲ§Ų”ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„Ł ŁƒŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŁƒŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł’Ł„ŲØŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŲŖŁ’Ł†ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł’Ł„ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹Ų¢Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†Ų§ŁŽ فِى Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ų„Ł†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŽŲ§Ų³ŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ! Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±ŁŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ¢Ų”Ł ذِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų¢Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’


Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta