Khutbah

Khutbah Jumat: Jangan Lalai Membayar Utang

NU Online  Ā·  Kamis, 27 Oktober 2022 | 12:00 WIB

Khutbah Jumat: Jangan Lalai Membayar Utang

Khutbah Jumat ini mengajak umat Islam agar segera membayar utang. (Foto: ilustrasi NU Online)

Khutbah kali ini mengingatkan kita untuk senantiasa menjadi pribadi yang bertanggungjawab atas utang yang kita miliki pada orang lain. Utang menjadi cara untuk memenuhi kebutuhan dan diperbolehkan dalam agama Islam. Namun ada ketentuan yang harus dipenuhi agar tidak menimbulkan masalah seperti kesiapan untuk membayarnya di kemudian hari. Allah swt dan Rasulullah saw telah mengingatkan agar jangan lalai membayar utang karena akan ada pertanggungjawaban dan ancaman sejak dunia, saat kematian, di alam kubur, hingga di akhirat kelak.Ā 


Teks khutbah Jumat berikut ini dengan judul ā€œKhutbah Jumat: Jangan Lalai Membayar Utangā€. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah I


Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲØŁŁ‡Ł Ł†ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŲ“Ł’Ų±ŁŽŁŁ Ų§Ł’Ł„Ų£ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŁŽŲ§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ اٰلِهِ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŽŲØŁŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų„ŁŁ„Ł‰ŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†ŁŲŒ Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł°Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ الله ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡ Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŁƒŁ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ‚Ł‘Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲØŁŁŠŁ’Ł†. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ€Ł…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł ŲµŲ§ŲÆŁŁ‚Ł Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ Ų§Ł’Ł„Ų£ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†. Ų£ŁŽŁ…ŁŽŁ‘Ų§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ§Ų¶ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚ŁŽŁ‘ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁ…ŁŁˆŁ’ŲŖŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰: ŁŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŁ„Ł’ Ł…ŁŲ«Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų°ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲ©Ł Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ ŁŠŁ‘ŁŽŲ±ŁŽŁ‡Ł—Ūš ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŁ„Ł’ Ł…ŁŲ«Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų°ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲ©Ł Ų“ŁŽŲ±Ł‘Ł‹Ų§ ŁŠŁ‘ŁŽŲ±ŁŽŁ‡Ł— ࣖ 


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Segala puji bagi Allah swt yang telah menganugerahkan banyak karunia dalam kehidupan kita. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw seraya berharap syafaatnya terus mengalir kepada kita di yaumil akhir. Selanjutnya, khatib berwasiat kepada hadirin semua, khususnya kepada diri khatib sendiri untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Wujud ketakwaan ini dilakukan dengan menjalankan segala perintah Allah swt dan meninggalkan larangan-Nya. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang bertakwa dan senantiasa diberikan jalan keluar dari berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan di dunia. Allah berfirman:


ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‚Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł— Ł…ŁŽŲ®Ł’Ų±ŁŽŲ¬Ł‹Ų§ Ū™Ā ŁˆŁ‘ŁŽŁŠŁŽŲ±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’Ł‡Ł مِنْ Ų­ŁŽŁŠŁ’Ų«Ł Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ­Ł’ŲŖŁŽŲ³ŁŲØŁŪ— ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŁƒŁ‘ŁŽŁ„Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ اللّٰهِ ŁŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ Ų­ŁŽŲ³Ł’ŲØŁŁ‡Ł— Ū—Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ ŲØŁŽŲ§Ł„ŁŲŗŁ Ų§ŁŽŁ…Ł’Ų±ŁŁ‡Ł–Ū— Ł‚ŁŽŲÆŁ’ Ų¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł Ł„ŁŁƒŁŁ„Ł‘Ł Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł Ł‚ŁŽŲÆŁ’Ų±Ł‹Ų§Ā 


Artinya: ā€œSiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.:ā€ (QS: At Thalaq 2-3)


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dalam mengarungi kehidupan dunia, setiap dari kita pasti pernah dan sering menghadapi berbagai macam permasalahan, baik bersifat pribadi maupun permasalahan yang melibatkan orang lain. Di antara permasalahan yang sering dihadapi setiap individu adalah terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, berbagai cara dilakukan seperti dengan bekerja dan tak jarang dengan cara meminjam atau berutang.Ā 


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Berutang memang diperbolehkan dalam agama. Namun ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan ketika kita memutuskan akan berutang kepada orang lain. Rasulullah pun sudah mengingatkan setiap kita yang berutang untuk segera melunasinya. Karena jika kita tidak, maka kita termasuk dalam golongan orang-orang yang akan dirusak oleh Allah dan akan bertambah sulit hidupnya karena telah merusak orang lain. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:


Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŲ®ŁŽŲ°ŁŽ Ų£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł ŁŠŁŲ±ŁŁŠŲÆŁ Ų£ŁŽŲÆŁŽŲ§Ų”ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲÆŁ‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŲ®ŁŽŲ°ŁŽ ŁŠŁŲ±ŁŁŠŲÆŁ Ų„ŁŲŖŁ’Ł„Ų§ŁŽŁŁŽŁ‡ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲŖŁ’Ł„ŁŽŁŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł


Artinya: ā€œBarangsiapa yang mengambil harta-harta manusia (berutang) dengan niatan ingin melunasinya, Allah akan melunaskannya. Dan barangsiapa yang berutang dengan niat ingin merugikannya, Allah akan membinasakannyaā€ (HR Bukhari: 2387).


Dalam sebuah hadits lain yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah juga telah menjelaskan bagaimana beratnya dosa orang yang melalaikan utang. Walaupun orang tersebut mati syahid sebanyak tiga kali, jika ia memiliki tanggungan utang, maka ia tidak akan masuk surga sampai ia melunasi utangnya. Sampai-sampai dalam sebuah kisah, Rasulullah saw sempat tidak berkenan untuk menshalati jenazah orang yang memiliki utang hingga sahabat Ali Bin Abi Thalib kemudian melunasi utang mayit tersebut. Rasulullah mengingatkan bahwa orang yang tidak melunasi utang akan menyesali perbuatannya. Di dalam kuburnya mereka terbelenggu tangannya dan tidak dapat dilepaskan hingga utang-utangnya dilunasi.


Bukan hanya di alam kubur, di akhirat kelak, orang yang memiliki utang akan diambil kebaikan yang telah dilakukan di dunia dan diberikan kepada orang yang memberinya utang. Setelah kebaikan yang berhutang tidak ada, maka keburukan-keburukan orang yang menghutangi dilimpahkan kepada orang yang berhutang. Hukum kausalitas (sebab-akibat) ini selaras dengan firman Allah swt dalam Al-Qur’an surat Az-Zalzalah ayat 7-8:


ŁŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŁ„Ł’ Ł…ŁŲ«Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų°ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲ©Ł Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ ŁŠŁ‘ŁŽŲ±ŁŽŁ‡Ł—Ūš ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŁ„Ł’ Ł…ŁŲ«Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų°ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲ©Ł Ų“ŁŽŲ±Ł‘Ł‹Ų§ ŁŠŁ‘ŁŽŲ±ŁŽŁ‡Ł— ࣖ 


Artinya: ā€œSiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.ā€


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Untuk menghindari hal-hal ini, setiap individu harus memikirkan dengan matang keputusan untuk berutang. Kita juga harus memiliki etika dan memiliki niat untuk mengembalikannya dengan mengusahakan dari berbagai sumber yang sudah disiapkan. Al-Qur’an juga sudah memberikan panduan agar setiap orang yang berutang untuk dapat mencatat utangnya agar tidak lupa. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan ada hak orang lain dalam utang yang dipakainya. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 282:


ŁŠŁ°Ł“Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł°Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ł“Ų§ Ų§ŁŲ°ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲÆŁŽŲ§ŁŠŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ ŲØŁŲÆŁŽŁŠŁ’Ł†Ł اِلٰٓى Ų§ŁŽŲ¬ŁŽŁ„Ł Ł…Ł‘ŁŲ³ŁŽŁ…Ł‘Ł‹Ł‰ ŁŁŽŲ§ŁƒŁ’ŲŖŁŲØŁŁˆŁ’Ł‡ŁŪ— ŁˆŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŽŁƒŁ’ŲŖŁŲØŁ’ ŲØŁ‘ŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁƒŁŽŲ§ŲŖŁŲØŁŒŪ¢ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„ŁŪ– ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ£Ł’ŲØŁŽ ŁƒŁŽŲ§ŲŖŁŲØŁŒ Ų§ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŽŁƒŁ’ŲŖŁŲØŁŽ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł ŁŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŽŁƒŁ’ŲŖŁŲØŁ’Ūš ŁˆŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŁ…Ł’Ł„ŁŁ„Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ‚Ł‘Ł ŁˆŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‚Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ‡Ł— ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲØŁ’Ų®ŁŽŲ³Ł’ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡Ł Ų“ŁŽŁŠŁ’Ł€Ł”Ł‹Ų§Ū— Ā 


Artinya : ā€œWahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berutang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu mencatatnya. Hendaklah seorang pencatat di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah pencatat menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajar-kan kepadanya. Hendaklah dia mencatat(-nya) dan orang yang berutang itu mendiktekan(-nya). Hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia menguranginya sedikit pun.ā€


Terlebih saat utang-piutang yang berjumlah besar. Setiap individu harus melakukan transaksi dengan jelas, menghadirkan saksi, dan memiliki bukti hitam di atas putih dalam bentuk tulisan dan tanda tangan keterangan sebagai bukti ke dua belah pihak. Ketika sudah jatuh tempo dan memiliki anggaran untuk membayarnya, maka Ā harus segera membayarnya. Pasalnya, orang yang memiliki utang dan tidak membayarnya, maka termasuk orang yang telah berbuat dzalim kepada orang lain.


Kemudian orang yang memiliki utang juga harus menyadari, jika sudah jatuh tempo waktu pembayaran kemudian yang memberikan utang menagihnya, maka yang berutang tidak boleh menghindar atau malah marah-marah kepada yang menagih utang. Orang yang memiliki utang harus bertanggungjawab dengan sekuatnya membayar utang yang dimilikinya.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dari penjelasan ini, mari kita senantiasa menyadari dan memiliki niat baik untuk segera melunasi utang-utang yang kita miliki. Kita bisa melakukan usaha-usaha sebagai sebuah komitmen dalam membayar utang dan juga berdoa kepada Allah agar diberikan jalan untuk dapat melunasi utang. Rasulullah dalam sebuah riwayat telah memberikan sebuah doa untuk melunasi utang kepada Mu’adz bin Jabal ra yang tertulis dalam Kitab FadhĆ¢'ilul Qur’ân halaman 216 yakni:


Ā Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŁŁŽŲ§Ų±ŁŲ¬ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł‡ŁŽŁ…Ł‘Ł ŁˆŁŽŁƒŁŽŲ§Ų“ŁŁŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł’ŲØŁ Ł…ŁŲ¬ŁŁŠŲØŁŽ ŲÆŁŽŲ¹Ł’ŁˆŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¶Ł’Ų·ŁŽŲ±Ł‘ŁŲŒ Ų±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŁ†ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŁ‡ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŒ Ų§ŁŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŁŠ فِي Ł‚ŁŽŲ¶ŁŽŲ§Ų”Ł ŲÆŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŁŠ Ų±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł‹ ŲŖŁŲŗŁ’Ł†ŁŁŠŁ†ŁŁŠ ŲØŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų³ŁŁˆŁŽŲ§ŁƒŁŽĀ 


Artinya: ā€œYa Allah Zat yang membukakan (solusi) keprihatinan, yang membukakan (solusi) kesusahan, yang mengabulkan doa orang yang terdesak, Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang di dunia dan di akhirat, belaskasihilah aku dalam melunasi hutangku, dengan dengan belas kasih yang dengannya aku tidak membutuhkan belas kasih selain dari-Mu.ā€Ā 


Selain berusaha dan berdoa, untuk menghindari banyak utang, kita juga harus benar-benar menata pola hidup kita dengan manajemen yang baik. Kita harus bisa membedakan mana kebutuhan dan mana yang hanya sebuah keinginan. Dahulukan kebutuhan dari keinginan agar kita tidak terjebak banyak utang.


Semoga Allah melindungi kita dari menzalimi orang lain dengan utang. Dan semoga Allah swt senantiasa memberikan jalan keluar dari berbagai permasalahan hidup yang kita hadapi di dunia. Amin.


ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ الله Ł„ŁŁŠ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁŽŁ‘Ų§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł مِنْ Ų¢ŁŠŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł. Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ£Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų­ŁŁŠŁ’Ł…


Khutbah II


Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų„Ł„Ł°Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£Ł†ŁŽŁ‘ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ł„ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŽ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ā ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŽŲØŁŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©Ł. Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁŁŽŲ§Ų²ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰: Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŲŒ ŁŠŁ°Ų£ŁŽ ŁŠŁ‘ŁŁ‡Ų§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł°Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§.


Ā Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ„Ł Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ .Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų£ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł’Ł„ŲØŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŲ§Ł„Ł‚ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŲŖŁŽŁ†Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹Ų§Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ Ų£ŁŽŲ±ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚Ł‘Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§ŲŖŁ‘ŁŲØŁŽŲ§Ų¹ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ±ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ§Ų·ŁŁ„ŁŽ ŲØŁŽŲ§Ų·ŁŁ„Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§Ų¬Ł’ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§ŲØŁŽŁ‡Ł. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†Ų§ŁŽ فِى Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł. ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹Ł°Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽĀ 


Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ§Ų”Ł ذِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł


H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung