Khutbah

Khutbah Jumat: Inspirasi Bulan Safar, Raih Rahmat Dunia Akhirat

NU Online  Ā·  Kamis, 1 September 2022 | 12:25 WIB

Khutbah Jumat: Inspirasi Bulan Safar, Raih Rahmat Dunia Akhirat

Khutbah Jumat: Inspirasi Bulan Safar, Raih Rahmat Dunia Akhirat

Khutbah Jumat kali ini mengingatkan kita semua untuk memaksimalkan keutamaan Bulan Safar dalam bentuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kita. Kita semua disuguhkan berbagai inspirasi untuk mengisi bulan Safar untuk keberkahan hidup di dunia dan akhirat. Jangan sampai di bulan Safar ini kita kosong amal sehingga tidak meraih rahmat Allah swt.

 


Teks khutbah Jumat berikut ini dengan judul ā€œKhutbah Jumat: Inspirasi Bulan Safar, Raih Rahmat Dunia Akhiratā€. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah I


Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁ‰Ł’ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŽŁ‡Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ł‡ŁŲÆŁ‰Ł’ ŁˆŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ‚ŁŁ‘ Ł„ŁŁŠŁŲøŁ’Ł‡ŁŲ±ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ Ų§Ł„ŲÆŁŁ‘ŁŠŁ’Ł†Ł ŁƒŁŁ„ŁŁ‘Ł‡Ł ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁˆŁ’ ŁƒŁŽŲ±ŁŁ‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ لآ Ų„ŁŁ„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ Ų®ŁŽŲ§ŲŖŁŽŁ…Ł Ų§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŁŽŲ¢Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁ‘ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡Ł Ų£Ų¬Ł’Ł…ŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ اللهِ Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ ŲŖŁŽŁ…ŁŁˆŁ’ŲŖŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽĀ  ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰: ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‚Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł— Ł…ŁŽŲ®Ł’Ų±ŁŽŲ¬Ł‹Ų§. ŁˆŁ‘ŁŽŁŠŁŽŲ±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’Ł‡Ł مِنْ Ų­ŁŽŁŠŁ’Ų«Ł Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ­Ł’ŲŖŁŽŲ³ŁŲØŁŪ— ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŁƒŁ‘ŁŽŁ„Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ اللّٰهِ ŁŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ Ų­ŁŽŲ³Ł’ŲØŁŁ‡Ł—Ū— Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ ŲØŁŽŲ§Ł„ŁŲŗŁ Ų§ŁŽŁ…Ł’Ų±ŁŁ‡Ł–Ū— Ł‚ŁŽŲÆŁ’ Ų¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł Ł„ŁŁƒŁŁ„Ł‘Ł Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł Ł‚ŁŽŲÆŁ’Ų±Ł‹Ų§

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Di awal khutbah, mari kita tingkatkan ketakwaan terhadap Allah dengan sebenar-benarnya, yaitu dengan berupaya optimal menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Sekarang kita telah masuk bulan Safar yang memiliki arti kosong. Disebut Safar karena dahulu pada bulan ini orang-orang Arab mengumpulkan makanan dari berbagai tempat, sehingga tempat itu kosong dari makanan. Adapula yang mengatakan, disebut Safar karena dahulu pada bulan ini kota Makkah menjadi kosong ditinggalkan bepergian oleh penduduknya.


Ada juga yang mengatakan, karena dahulu pada bulan ini orang Makkah memerangi suku-suku di sekitarnya dan mereka membiarkan orang-orang yang mereka temui dalam kondisi kosong tak punya harta. Demikian dijelaskan oleh Imam Murtadha az-Zabidi dalam kitab Tajul ā€˜Arusy juz XII halaman 330.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Lalu inspirasi apa yang dapat kita ambil dari bulan Safar yang bermakna kosong ini?


Tentu, bulan Safar yang bermakna kosong ini jangan sampai hanya lewat saja. Jangan sampai bulan Safar ini kita kosong dari amal kebaikan. Kebaikan yang bersifat ibadah ritual kepada Allah swt maupun ibadah sosial kepada sesama manusia dan seluruh alam.


Nabi Muhammad saw sendiri bersabda:


Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲµŁ’ŁŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„ŲØŁŁŠŁŁˆŲŖŁ من Ų§Ł„Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ų§Ł„ŲØŁŽŁŠŁ’ŲŖŁ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŁŁ’Ų±Ł من كتابِ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł


Artinya, ā€œSungguh rumah yang paling kosong dari kebaikan adalah rumah yang kosong dari bacaan kitabullah Al-Qur’an.ā€ (HR at-Thabarani)


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Selain itu, bagi orang yang merasa sudah banyak amal kebaikannya, juga jangan sampai lengah dan kelak di akhirat justru menjadi orang yang kosong tanpa amal, karena tidak diterima di sisi Allah. Terlebih di era kemajuan teknologi informasi ini, yang memanjakan manusia untuk memamerkan segala amal kebaikannya di berbagai platform media sosial, di status WhatsApp, Facebook, Instagram, Youtube, TikTok dan selainnya.


Bisa jadi amal kebaikan yang telah dilakukan, karena dipamer-pamerkan, justru menjadi amal kosong yang tidak diterima Allah swt.


Karena itu, sebenarnya tidak elok menampakkan amal kebaikan kecuali bagi orang-orang khusus yang sudah mampu mengendalikan hawa nafsu, seperti para ulama, wali, dan orang-orang saleh lainnya. Adapun bagi umumnya orang, maka terkadang ia menampakkan amal kebaikan, sementara maksud hati sebenarnya adalah memamerkannya dan mencari popularitas di mata manusia. Lalu nafsunya tak henti-henti membisikinya:


Ų£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŽ ŲØŁŲ­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ اللهِ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ®Ł’Ł„ŁŲµŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲøŁ’Ł‡ŁŽŲ±Ł Ł‡ŁŽŲ°ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ©Ł Ł„ŁŁŠŁŽŁ‚Ł’ŲŖŁŽŲÆŁŁŠŁŽ ŲØŁŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł


Artinya, ā€œKamu Alhamdulillah termasuk orang yang ikhlas. Niscaya kamu menampakkan ibadah ini hanya agar orang-orang mengikutimu.ā€


Umumnya orang seperti kita ini hendaknya menguji maksud hati sebenarnya, ketika menampakkan amal kebaikan kepada orang lain. Apakah kita termasuk orang yang ikhlas dalam melakukan amal kebaikan, atau justru sebenarnya hanya sedang melakukan pansos, panjat sosial, hanya sedang mencari popularitas semata di hadapan manusia?


Lalu bagaimana cara menguji hati kita? Yaitu, andaikan ada orang lain melakukan amal kebaikan seperti itu dan orang-orang justru mengikutinya, atau justru lebih banyak yang mengikuti orang lain itu daripada yang mengikuti kita. Apakah hati kita senang dengan orang tersebut atau justru susah merasa tersaingi?


Bila hati kita lapang dengan orang tersebut, bahkan sangat senang terhadapnya, karena merasa ada orang lain yang justru telah mewakilinya melakukan amal kebaikan itu, maka kita termasuk orang yang telah ikhlas dalam melakukan amal kebaikan.


Sementara bila hati kita justru susah dan merasa tersaingi olehnya, maka hakikatnya kita adalah orang yang pamer atau riya' karena merasa tersaingi.


Dalam kondisi seperti ini, bila hati kita justru berbisik bahwa kamu merasa tersaingi karena khawatir kehilangan kesempatan mendapatkan pahala amal kebaikan, maka hendaknya perasaan seperti ini dilawan dengan ucapan:

Ā 
Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŁŠ Ł…ŁŲ¹Ł’ŲŖŁŽŁ…ŁŲÆŁŒ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁŁŽŲ¶Ł’Ł„Ł اللهِ Ł„ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł„Ł. ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł’ ŲÆŁŽŲ®ŁŽŁ„Ł’ŲŖŁ Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ©ŁŽŲŒ ŁŁŽŲ„Ł†Ł…Ų§ Ł‡Łˆ ŲØŲ±Ų­Ł…Ų© الله تعالى لا ŲØŲ¹Ł…Ł„ŁŠ


Artinya, ā€œSungguh aku mengandalkan anugerah Allah, bukan amal kebaikan yang aku lakukan. Bila nanti masuk surga, maka itu murni karena rahmat Allah Ta’ala, hanya karena kasih sayang-Nya. Bukan karena amal kebaikan yang aku lakukan.ā€


Demikian sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Ali al-Khawash sufi agung asal Mesir dalam kitab Lawaqihul Anwar halaman 17-18.


Karena itu, sudah semestinya kita abaikan bisikan-bisikan nafsu yang menghasut, yang mengatakan bahwa kita adalah orang yang ikhlas. Bukankah orang ikhlas tidak akan pernah mengatakan dirinya ikhlas, apalagi memamerkan keikhlasannya di hadapan orang banyak?


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Walhasil, menampakkan amal kebaikan bagi selain orang-orang khusus yang sudah mampu mengendalikan hawa nafsu, seperti para ulama, wali dan orang-orang saleh lainnya, benar-benar sebuah amal yang membahayakan. Di akhirat kelak, pamer amal justru akan membuat kita menjadi orang yang kosong tanpa amal. Semoga datangnya bulan Safar yang berarti kosong ini, menginspirasi kita agar tidak kosong dari amal kebaikan, di dunia hingga akhirat kelak. Amin.


بِسْمِ اللهِ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…Ł†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ…Ł. ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲµŁ’Ų±Ł (1) Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų„ŁŁ†Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁŁŁŠ Ų®ŁŲ³Ł’Ų±Ł (2) Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ„ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ§Ł„ŁŲ­ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŲ§ŲµŁŽŁˆŁ’Ų§ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ‚Ł‘Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŲ§ŲµŁŽŁˆŁ’Ų§ ŲØŁŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲØŁ’Ų±Ł (3).Ā  ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ الله Ł„ŁŁŠ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁŽŁ‘Ų§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¢ŁŠŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł. Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ£ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲŒ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų­ŁŁŠŁ’Ł…


Khutbah II


Ų§ŁŽŁ„Ų­Ł…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ‹Ų§ ŁƒŁ…Ų§ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽ. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ لآ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ؄ِرْغامًا Ł„ŁŁ…ŁŽŁ†Ł’ Ų¬ŁŽŲ­ŁŽŲÆŁŽ بِه ŁˆŁƒŁŽŁŁŽŲ±ŁŽŲŒ ŁˆŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†ŁŽŁ‘Ā  Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŲÆŁŽŁ†Ų§ Ł…Ų­Ł…ŁŽŁ‘ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŲ±Ų³ŁŁˆŁ„ŁŁ‡Ł Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁ الْ؄ِنْسِ ŁˆŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ“ŁŽŲ±Ł. Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ على Ų³ŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…Ų­Ł…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŲ¢Ł„ŁŁ‡ ŁˆŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡ Ł…ŁŽŲ§ Ų§ŲŖŁŽŁ‘ŲµŁŽŁ„ŁŽŲŖŁ’ Ų¹ŁŽŁŠŁ†ŁŒ ŲØŁŁ†ŁŽŲøŁŽŲ±Ł ŁˆŲ£ŁŲ°ŁŁ†ŁŒ ŲØŁŲ®ŁŽŲØŁŽŲ±Ł Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ: ŁŁŠŁŽŲ¢ Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡Ų§Ų§Ł„Ł†Ł‘Ų§Ų³ŁŲŒ Ų§ŲŖŁŽŁ‘Ł‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§ŁŽŁ„Ł‰.ŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽ Ł…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł ŁŠŁ°Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų£Ł°Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽ Ų³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ Ų§ŁŽŁ„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†Ų§ Ł…Ų­Ł…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…Ų­Ł…ŁŽŁ‘ŲÆŁ

Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†Ų§ŲŖŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų£ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŲ§ŲŖŁŲŒ ŲØŁŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ł‡ŁŲØŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ·ŁŁŠŁŽŁ‘Ų§ŲŖŁ. Ų§ŁŽŁ„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł…ŁŽŁ‘ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†ŁŽŁ‘Ų§ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŲ§Ł„ŁˆŁŽŲØŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų±Ł‘ŁŲØŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²ŁŁ‘Ł†ŁŽŲ§ ŁˆŲ§Ł„Ų²ŁŽŁ‘Ł„ŁŽŲ§Ų²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁŁŲŖŁŽŁ†Ł Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ مِنْها ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ§ŲµŁŽŁ‘Ų©Ł‹ŲŒ ŁˆŲ¹ŁŽŁ†Ł’ سائِرِ ŲØŁŁ„ŁŽŲ§ŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ‘Ų©Ł‹ يا Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘Ł†Ų§ آتِنا في Ų§Ł„ŲÆŁ‘Ł†ŁŠŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŠ Ų§Ł„Ł’Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų±Ł


Ų¹ŁŲØŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŲ§Ł„Ł’Ų„ŁŲ­Ł’Ų³Ų§Ł† ŁˆŲ„ŁŁŠŲŖŲ§Ų”ŁŽ ذِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁŽŁ‰ ŁˆŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų§Ų”Ł ŁˆŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‘ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁŽŁ‘Ų±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ‡Ł على Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų³Ł’Ų¦ŁŽŁ„ŁŁˆŁ‡Ł مِنْ ŁŁŽŲ¶Ł’Ł„ŁŁ‡Ł ŁŠŁŲ¹Ł’Ų·ŁŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŲ¹ŁŽŲ²ŁŽŁ‘ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ¬ŁŽŁ„ŁŽŁ‘ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł


Ahmad Muntaha AM, Founder Aswaja Muda dan Redaktur Keislaman NU Online