Khutbah

Khutbah Jumat: Cegah Korupsi Sejak Dini

NU Online  Ā·  Kamis, 26 Desember 2024 | 15:00 WIB

Khutbah Jumat: Cegah Korupsi Sejak Dini

Ilustrasi korupsi. (Foto: NU Online/Freepik)

Korupsi dapat dimaknai sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara, perusahaan, dan sebagainya, untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Tindakan korupsi dianggap sebagai perilaku yang sangat merusak dan merugikan banyak orang, serta melanggar prinsip-prinsip moral dan etika yang diterapkan dalam Islam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melakukan tindakan pencegahan korupsi sejak dini.

 

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: "Khutbah Jumat: Cegah Korupsi Sejak Dini". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).

 

Khutbah I

 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ. Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ‹Ų§ ŁŠŁŁˆŁŽŲ§ŁŁŁŠŁ’ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŁŠŁŁƒŁŽŲ§ŁŁŲ¦Ł Ł…ŁŽŲ²ŁŁŠŁ’ŲÆŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŁ†Ł’ŲØŁŽŲŗŁŁŠŁ’ Ł„ŁŲ¬ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł„Ł ŁˆŁŽŲ¬Ł’Ł‡ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŲ¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł Ų³ŁŁ„Ł’Ų·ŁŽŲ§Ł†ŁŁƒŁŽŲŒ Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł°Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲµŁŽŁŁŁŠŁ‘ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ®ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł„ŁŁ‡ŁŲŒ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…Ł ŁƒŁŁ„Ł‘ŁŁ‡Ł ŲØŁŽŲ“ŁŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŲµŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł‹Ų§ Ł…ŁŲŖŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų²ŁŁ…ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł Ų£ŁŽŁ…ŁŽŁ‘Ų§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ§Ų¶ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚ŁŽŁ‘ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁ…ŁŁˆŁ’ŲŖŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ā Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ فِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų§Ł°Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł. Ų£ŁŽŲ¹ŁŁˆŁ’Ų°Ł بِاللّٰهِ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ¬ŁŁŠŁ’Ł…Ł بِسْمِ اللّٰهِ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…Ł°Ł†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…Ł: ŁŠŁ°Ł“Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł°Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ Ł„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ®ŁŁˆŁ’Ł†ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ®ŁŁˆŁ’Ł†ŁŁˆŁ’Ł“Ų§ Ų§ŁŽŁ…Ł°Ł†Ł°ŲŖŁŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Mengawali khutbah Jumat ini, marilah kita senantiasa mengingat akan segala anugerah yang telah dikaruniakan Allah swt kepada kita. Untuk kemudian kita syukuri dan gunakan di jalan kebaikan serta meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Pada kesempatan ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebagaimana firmannya dalam Al-Qur’an:

 

Ā ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ²ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲÆŁŁˆŁ’Ų§ ŁŁŽŲ§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŽ Ų§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŲ§ŲÆŁ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁ°Ł‰Ū– ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł†Ł ŁŠŁ°Ł“Ų§ŁŁˆŁ„ŁŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ų§ŁŽŁ„Ł’ŲØŁŽŲ§ŲØŁ

 

Artinya: "Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS. Al-Baqarah [2]: 197)

 

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah

Di zaman sekarang, masih sering kita lihat ataupun baca dalam sebuah berita, ada orang yang ditangkap dan dihukum akibat melakukan tindak pidana korupsi. Korupsinya pun tidak tanggung-tanggung, bahkan mencapai miliaran, hingga triliunan rupiah. Tentu, tindakan korupsi ini sangat merugikan bagi banyak orang.

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi dapat dimaknai sebagai tindakan penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara, perusahaan dan sebagainya, untuk keuntungan pribadi atau orang. Karena terkait dengan harta serta jabatan dan wewenang, kasus korupsi ini sudah ada sejak zaman dahulu.

 

Termasuk, ketika di zaman Nabi Muhammad saw masih hidup. Terdapat sebuah riwayat hadits, yang mengisahkan kasus seorang yang menggelapkan perhiasan seharga 2 dirham, pada waktu terjadi peristiwa penaklukan Khaibar.

 

Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų±ŁŽŲ¬ŁŁ„Ł‹Ų§ مِنْ Ų£ŁŽŲ“Ł’Ų¬ŁŽŲ¹ŁŽ مِنْ Ų£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŲŖŁŁˆŁŁŁ‘ŁŁŠŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų®ŁŽŁŠŁ’ŲØŁŽŲ±ŁŽ ŁŁŽŲ°ŁŁƒŁŲ±ŁŽ Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ł„ŁŁ„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŲµŁŽŲ§Ų­ŁŲØŁŁƒŁŁ…Ł’ ŁŁŽŲŖŁŽŲŗŁŽŁŠŁ‘ŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŲ¬ŁŁˆŁ‡Ł Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł مِنْ Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŲ§Ų­ŁŲØŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŗŁŽŁ„Ł‘ŁŽ فِي Ų³ŁŽŲØŁŁŠŁ„Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŁŁŽŁŁŽŲŖŁ‘ŁŽŲ“Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲŖŁŽŲ§Ų¹ŁŽŁ‡Ł ŁŁŽŁˆŁŽŲ¬ŁŽŲÆŁ’Ł†ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ±ŁŽŲ²Ł‹Ų§ مِنْ Ų®ŁŽŲ±ŁŽŲ²Ł ŁŠŁŽŁ‡ŁŁˆŲÆŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŁŠŁŲ³ŁŽŲ§ŁˆŁŁŠ ŲÆŁŲ±Ł’Ł‡ŁŽŁ…ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł

 

Artinya: "Ada seorang sahabat Nabi yang meninggal dunia pada waktu terjadi peristiwa penaklukan Khaibar. Hal ini dibicarakan oleh mereka hingga sampai didengar Rasulullah SAW. Beliau bersabda: ā€œShalatkanlah saudara kalian ini.ā€ Pada saat itu raut muka orang-orang berubah (karena keheranan dengan perintah Nabi ini). Rasulullah SAW mengatakan, ā€œSungguh saudara kalian ini menggelapkan harta rampasan perang di jalan Allah.ā€ Ketika itu, kami langsung memeriksa harta bawaannya dan ternyata kami menemukan kharazan (perhiasan/manik-manik atau permata orang Yahudi yang harganya tidak mencapai dua dirham." (HR. Abu Dawud)

 

Dari riwayat hadits tersebut, betapa Nabi Muhammad saw sangat membenci kepada orang yang melakukan tindakan korupsi. Di dalam ajaran Islam, juga melarang keras tindakan korupsi atau mengambil harta yang bukan haknya.

 

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah

Menurut Ā UU Nomor 20 Tahun 2001, korupsi merupakan tindakan yang tidak hanya merugikan keuangan negara. Tetapi juga melanggar dan merampas hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat umum. Terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi dan tindak pidana lain yang berkaitan dengannya, yakni : merugikan keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi.

 

Korupsi dan tindak pidana lain yang berkaitan dengan korupsi ini, hanya akan menghancurkan tatanan hidup bermasyarakat yang luhur. Ia kerap terjadi di berbagai lapisan kehidupan masyarakat seperti lingkup keluarga, masyarakat, lingkungan bekerja, sekolah, kantor, dan yang lebih spesifik lagi, di lingkungan pengelola keuangan umat dan negara.

 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menanamkan dalam pikiran kita akan bahaya korupsi sejak dini, baik ditinjau dari agama maupun secara sosial. Dari segi agama, ada ancaman bagi mereka yang menyalahgunakan wewenang dan amanat yang diberikan kepadanya. Sebagaimana firman Allah swt:

 

ŁŠŁ°Ł“Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł°Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ Ł„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ®ŁŁˆŁ’Ł†ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ®ŁŁˆŁ’Ł†ŁŁˆŁ’Ł“Ų§ Ų§ŁŽŁ…Ł°Ł†Ł°ŲŖŁŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ

 

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul serta janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui." (QS. Al-Anfal [8]: 27)

 

Kemudian dalam Al-Quran juga ditegaskan larangan mengambil harta dengan cara yang batil, Allah berfirman:

 

ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ£Ł’ŁƒŁŁ„ŁŁˆŁ’Ł“Ų§ Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ§Ų·ŁŁ„Ł ŁˆŁŽŲŖŁŲÆŁ’Ł„ŁŁˆŁ’Ų§ ŲØŁŁ‡ŁŽŲ§Ł“ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŁƒŁ‘ŁŽŲ§Ł…Ł Ł„ŁŲŖŁŽŲ£Ł’ŁƒŁŁ„ŁŁˆŁ’Ų§ ŁŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł‚Ł‹Ų§ مِّنْ Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł بِالْاِثْمِ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽą£–

 

Artinya: "Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah [2]: 188)

 

Dua ayat tersebut, menjadi penegas larangan tindakan korupsi. Kemudian dari segi sosial, tentu kerugian akibat korupsi ini dapat merugikan masyarakat dan negara. Bisa kita bayangkan, berapa banyak harta yang diambil oleh para koruptor, yang semestinya dapat digunakan untuk hal lain seperti mewujudkan kesejahteraan masyarakat baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lain sebagainya.

 

Maka, marilah kita semua untuk menjauhi perbuatan korupsi. Mencegah diri kita dan orang-orang di sekitar kita, agar tidak melakukan tindak kejahatan tersebut. Jadilah orang yang jujur, sebab dengan kejujuran akan mendatangkan kebaikan dan keberkahan. Rasulullah saw bersabda:

 

Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ بِالصِّدْقِ ŁŁŽŲ„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„ŲµŁŁ‘ŲÆŁ’Ł‚ŁŽ ŁŠŁŽŁ‡Ł’ŲÆŁŁŠ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ الْبِرِّ ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŲ±ŁŽŁ‘ ŁŠŁŽŁ‡Ł’ŲÆŁŁŠ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŁ†ŁŽŁ‘Ų©Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ²ŁŽŲ§Ł„Ł Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų¬ŁŁ„Ł ŁŠŁŽŲµŁ’ŲÆŁŁ‚Ł ŁˆŁŽŁŠŁŽŲŖŁŽŲ­ŁŽŲ±ŁŽŁ‘Ł‰ Ų§Ł„ŲµŁŁ‘ŲÆŁ’Ł‚ŁŽ Ų­ŁŽŲŖŁŽŁ‘Ł‰ ŁŠŁŁƒŁ’ŲŖŁŽŲØŁŽ Ų¹ŁŁ†Ł’ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł ŲµŁŲÆŁŁ‘ŁŠŁ‚Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁŽŁ‘Ų§ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ°ŁŲØŁŽ ŁŁŽŲ„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ°ŁŲØŁŽ ŁŠŁŽŁ‡Ł’ŲÆŁŁŠ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’ŁŁŲ¬ŁŁˆŲ±Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł’ŁŁŲ¬ŁŁˆŲ±ŁŽ ŁŠŁŽŁ‡Ł’ŲÆŁŁŠ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų±Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ²ŁŽŲ§Ł„Ł Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų¬ŁŁ„Ł ŁŠŁŽŁƒŁ’Ų°ŁŲØŁ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲŖŁŽŲ­ŁŽŲ±ŁŽŁ‘Ł‰ Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ°ŁŲØŁŽ Ų­ŁŽŲŖŁŽŁ‘Ł‰ ŁŠŁŁƒŁ’ŲŖŁŽŲØŁŽ Ų¹ŁŁ†Ł’ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł ŁƒŁŽŲ°ŁŽŁ‘Ų§ŲØŁ‹Ų§

 

Artinya: ā€œHendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong.ā€ (HR. Muslim).

 

Semoga kita semua dijauhkan dari sifat-sifat orang yang tamak dan pembohong, serta dijadikan sebagai orang yang bertakwa dan jujur, sehingga hidup kita menjadi berkah. Amin ya Rabbal Alamin.

 

ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁŁŁŠŁ’ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų°Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ„ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł‘ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŁ„ŁŽŲ§ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁŁŽŲ§Ų¹Ł’ŲŖŁŽŲØŁŲ±ŁŁˆŁ’Ų§ ŁŠŁŽŲ¢ Ų£ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų£ŁŽŁ„Ł’ŲØŁŽŲ§ŲØŁ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŁŁ’Ł„ŁŲ­ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ

 

Khutbah II

 

Ā  Ā  Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠ Ł‡ŁŽŲÆŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ§ Ł„ŁŁ‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŁƒŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł„ŁŁ†ŁŽŁ‡Ł’ŲŖŁŽŲÆŁŁŠŁŽ Ł„ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł‡ŁŽŲÆŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł°Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ų§ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŽ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł…ŁŲ¬ŁŽŲ§Ł‡ŁŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł„Ų·Ł‘ŁŽŲ§Ł‡ŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ā Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų¢ŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ų­ŁŽŲ§Ų¶ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁŠŁŽ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللّٰهِ ŁˆŁŽŲ·ŁŽŲ§Ų¹ŁŽŲŖŁŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŁŁ’Ł„ŁŲ­ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ų§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁ…ŁŁˆŲŖŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ†ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ²ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲÆŁŁˆŲ§ ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŽ Ų§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŲ§ŲÆŁ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰. ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ فِي ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…Ł Ų£ŁŽŲ¹ŁŁˆŁ’Ų°Ł بِاللّٰهِ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų¬ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ بِسْمِ اللّٰهِ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…Ł: ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲµŁ’Ų±Ł. Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų„ŁŁ†Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁŁŁŠ Ų®ŁŲ³Ł’Ų±Ł. Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ„ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ§Ł„ŁŲ­ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŲ§ŲµŁŽŁˆŁ’Ų§ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ‚Ł‘Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŲ§ŲµŁŽŁˆŁ’Ų§ ŲØŁŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲØŁ’Ų±

 

Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŲ§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ…Ł‹Ų§. Ā Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁŠŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ…ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ…ŁŽŲŒ فِى Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų­ŁŽŁ…ŁŁŠŲÆŁŒ Ł…ŁŽŲ¬ŁŁŠŲÆŁŒ

 

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų·Ł‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŽŁ…Ł’Ų±ŁŽŲ§Ų¶ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŁŲŖŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹ŁŁ‡Ł ŲŗŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŁƒŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł‡Ł°Ų°ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ’Ł†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ§ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł’ Ų³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł ŲØŁŁ„ŁŽŲ§ŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŲ§Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų§Ł°ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§ فِي Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽ فِي Ų§Ł„Ł’Ų§Ł°Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽ Ł‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±ŁŲŒ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ§Ų”Ł ذِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللّٰهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’

 

Ustadz Ajie Najmuddin, Pengurus MWCNU Banyudono Boyolali.