Khutbah Jumat: Bijak Menyikapi Perbedaan Pendapat
NU Online Ā· Sabtu, 16 Oktober 2021 | 10:56 WIB

Perbedaan yang ada di dunia ini adalah bagian dari kehendak Tuhan. Pasti ada tujuannya mengapa makhluk hidup diciptakan berbeda-beda.
Hengki Ferdiansyah
Kolomnis
Naskah khutbah Jumat kali ini menjelaskan tentang perbedaan umat manusia dan perbedaan pendapat di lingkungan ulama. Naskah khutbah ini mengingatkan kita semua untuk bersikap bijak dalam merespons perbedaan tersebut. Simak Khutbah Jumat ini!
Khutbah I
Ų§ŁŁŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲµŁŁŁŁŲ§Ų©Ł ŁŁŲ§ŁŲ³ŁŁŁŁŲ§Ł Ł Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁŁŁ ŁŁŲµŁŲŁŲØŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ§Ł. Ų£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų“ŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁŲ§ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲØŁŁŁ ŲØŲ¹ŲÆŁŁŁ. Ų£ŁŁ ŁŁŲ§ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲµŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁŲ³ŁŁ ŲØŁŲŖŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų¦ŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲ¢ŁŁ. ŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų¢Ł ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŲŖŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŲŁŁŁŁ ŲŖŁŁŁŲ§ŲŖŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§ ŲŖŁŁ ŁŁŲŖŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ£ŁŁŁŲŖŁŁ Ł Ł ŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŁŁŁ. ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŲ°ŁŲ§ Ų¬ŁŲ§Ų”ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŁ°ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ°ŁŁ ŪŁŁŲ§ŁŁŁŁ°ŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁ ŪŁŁŲ§ŁŁŁŁ°ŁŁ ŁŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŁ°ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ°Ų°ŁŲØŁŁŁŁŁŪ
Maāasyiral Muslimin Rahimakumullah
Allah SWT menciptakan dunia ini dengan penuh keragaman dan perbedaan. Manusia dilahirkan dalam bentuk yang berbeda-beda, baik jenis kelamin, warna kulit, bentuk tubuh, dan lain-lain. Semua perbedaan ini adalah bagian dari rahmat Tuhan yang harus diterima dan disyukuri.
Bayangkan bila semua makhluk Tuhan itu sama. Semua makhluk hidup laki-laki, tidak ada yang perempuan. Dunia tidak akan terasa indah dan pasti membosankan. Justru dengan adanya perbedaan itu dunia menjadi indah. Dalam Surat Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT berfirman:
ŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų®ŁŁŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŁ
Ł Ł
ŁŁŁ Ų°ŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ£ŁŁŁŲ«ŁŁŁ° ŁŁŲ¬ŁŲ¹ŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŁ
Ł Ų“ŁŲ¹ŁŁŲØŁŲ§ ŁŁŁŁŲØŁŲ§Ų¦ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ¹ŁŲ§Ų±ŁŁŁŁŲ§ Ū Ų„ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲ±ŁŁ
ŁŁŁŁ
Ł Ų¹ŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲŖŁŁŁŲ§ŁŁŁ
Ł Ū Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁ
Ł Ų®ŁŲØŁŁŲ±Ł
Artinya, āWahai manusia, sungguh Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita dan menjadikanmu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling mengenal. Sungguh orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang bertakwa. Sungguh Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal.ā (Surat Al-Hujurat ayat 13).
Dalam ayat lain, Surat Hud, Allah SWT berfirman:
ŁŁŁŁŁŁ Ų“ŁŲ§Ų”Ł Ų±ŁŲØŁŁŁŁ ŁŁŲ¬ŁŲ¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł Ų£ŁŁ
ŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŲŁŲÆŁŲ©ŁĀ
āArtinya Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikanmu manusia umat yang satuā¦..ā
Perbedaan yang ada di dunia ini adalah bagian dari kehendak Tuhan. Pasti ada tujuannya mengapa makhluk hidup diciptakan berbeda-beda. Di antara tujuannya adalah saling mengenal antara satu sama lainnya.
Perbedaan di sini tidak hanya sebatas perbedaan fisik, tetapi juga perbedaan pemikiran. Antara satu manusia dan manusia lainnya terkadang punya pemikiran yang berbeda-beda, termasuk dalam memahami agama. Perbedaan itu disebabkan oleh banyak faktor, bisa jadi karena pendidikan, tempat tinggal, perbedaan sumber bacaan, dan lain-lain.Ā
Perbedaan pemahaman dalam agama pun merupakan sesuatu yang sangat biasa di dalam Islam dan tidak perlu dipusingkan, apalagi dijadikan permasalahan.
Rasulullah, semasa hidupnya, tidak mengingkari adanya perbedaan para sahabat dalam memahami apa yang dikatakannya. Malahan, Rasulullah kerapkali membenarkan dua pendapat yang berbeda-beda, selama tidak bertentangan dengan syariat.
Dalam sebuah riwayat yang terdapat dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah pernah mengutus beberapa orang sahabat berkunjung ke perkampungan Bani Quraizhah.
Sebelum berangkat, Rasul berpesan, āKalian jangan shalat ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah.ā Tidak ada satupun sahabat yang bertanya mengenai maksud dari pernyataan Rasulullah ini. Semuanya tampak sudah memahami apa yang dikehendaki Rasulullah.
Di pertengahan jalan, waktu ashar sudah masuk. Salah seorang sahabat mengusulkan agar shalat terlebih dahulu. Khawatir kalau perjalanan dilanjutkan waktu shalat habis. Sementara sahabat yang lain menolak usulan itu. Alasannya, Rasul memerintahkan shalat di perkampungan Bani Quraizhah. Meskipun waktu shalat ashar habis.
Kedua belah pihak dari rombongan sahabat ini bersiteguh dengan keyakinannnya masing-masing dan tidak ada yang mengalah. Sahabat yang ingin mengerjakan shalat ashar di jalan memahami pesan Nabi secara substansial atau kontekstual. Sementara sahabat yang lain memahaminya secara literal dan tekstual.
Dua sudut pandang ini tentu melahirkan dampak dan implikasi yang berbeda. Kalau perintah Nabi di atas dipahami secara kontekstual, maksudnya adalah Nabi memerintahkan agar sahabat yang diutus segera sampai di tempat yang dituju sebelum waktu shalat asar selesai. Artinya, kalau pun tidak sesuai harapan, ketika waktu shalat sudah masuk di tengah perjalanan, tetap diwajibkan shalat saat itu.
Namun sahabat yang memahami secara literal berpandangan bahwa Nabi memerintahkan shalat asar di perkampungan Bani Quraizhah dan tidak boleh dilakukan di tengah perjalanan, sekalipun waktu shalat sudah masuk. Dikarenakan tidak ada titik temu, kedua belah pihak akhirnya mengadu kepada Rasul. Setelah mendengar penjelasan mereka, Rasul membenarkan keduanya dan tidak menyalahkan salah satunya.
Maāasyiral Muslimin Rahimakumullah
Kalau di masa Nabi saja perbedaan pemahaman terhadap apa yang dikatakan Rasulullah sudah terjadi, apalagi setelah Rasulullah wafat. Pada masa sahabat misalnya, perbedaan pendapat di kalangan sahabat juga sering terjadi.
Misalnya, dalam hadits riwayat Muslim disebutkan, Abdullah bin Umar menyatakan bahwa Rasulullah berkata, āāMayat akan diazab dalam kubur lantaran tangisan keluarganyaā.
Pernyataan ini kemudian dikritik oleh āAisyah, istri Rasulullah, karena apa yang disampaikan Abdullah bin Umar ini sekilas bertentangan dengan Al-Qurāan. Dalam surat al-Anāam ayat 164, Allah SWT berfirman, āSeseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain.ā
Menurut āAisyah, hadits tentang mayat diazab karena tangisan keluarganya itu memiliki konteks dan latar belakang. Hadits itu disampaikan ketika Rasulullah melihat jenazah orang Yahudi yang sedang ditangisi keluarganya. Rasulullah bersabda, āMereka menangisinya, sementara dia diadzab di dalam kuburnya.ā (HR Bukhari). Mayat tersebut diadzab bukan karena tangisan keluarganya, melainkan karena kekafirannya.
Kedua sahabat ini sama-sama mendengar dari Rasulullah. Hanya saja, Abdullah bin Umar tidak menyebutkan konteks haditsnya. Sementara āAisyah lebih mengetahui konteksnya. Meskipun sama-sama berasal dari Rasulullah, pemahaman akan berbeda bila sebuah hadits dipahami secara utuh dengan pemahaman yang tidak memahami secara utuh dan tidak melihat konteksnya.
Masalahnya, tidak semua hadits di dalam kitab hadits yang sampai pada kita menyebutkan konteksnya. Sehingga, memahami hadits perlu merujuk pada penjelasan ulama yang otoritatif, supaya tidak tergelincir pada salah pemahaman.Ā
Jamaah Jumāat yang Dirahmati Allah
Masa Nabi terjadi perbedaan, di masa sahabat juga demikian, apalagi di masa kita. Saat ini ada banyak pandangan dan pemikiran di sekitar kita. Ada banyak mazhab dan aliran. Terkadang kita bingung untuk memilih pada yang harus diikuti.
Prinsipnya, kita harus mengakui bahwa ada keragaman pendapat di dalam Islam. Kita tidak perlu memusingkan ataupun menolak keragaman pendapat itu. Abdul Wahhab al-Syaārani dalam Mizanul Kubra mengatakan:
ŁŲ„Ł Ų§ŁŲ“Ų±ŁŲ¹Ų© ŁŲ§ŁŲ“Ų¬Ų±Ų© Ų§ŁŲ¹ŲøŁŁ
Ų© Ų§ŁŁ
ŁŲŖŲ“Ų±Ų© ŁŲ£ŁŁŲ§Ł Ų¹ŁŁ
Ų§Ų¦ŁŲ§ ŁŲ§ŁŁŲ±ŁŲ¹ ŁŲ§ŁŲ£ŲŗŲµŲ§ŁŲ ŁŁŲ§ ŁŁŲ¬ŲÆ ŁŁŲ§ ŁŲ±Ų¹ Ł
Ł ŲŗŁŲ± Ų£ŲµŁŲ ŁŁŲ§ Ų«Ł
Ų±Ų© Ł
Ł ŲŗŁŲ± ŲŗŲµŁŲ ŁŁ
Ų§ ŁŲ§ ŁŁŲ¬ŲÆ Ų£ŲØŁŁŲ© Ł
Ł ŲŗŁŲ± Ų¬ŲÆŲ±Ų§Ł
Artinya āSyariat itu seperti pohon besar yang bercabang-cabang. Perkataan ulama seperti cabang dan rantingnya. Tidak ada cabang tanpa akar/asal. Tidak ada buah tanpa bersandar pada ranting. Sebagaimana halnya tidak ada bangunan tanpa dinding..ā
Maksudnya, setiap pendapat ulama pasti mengacu pada dalil di dalam syariat. Tidak mungkin seorang ulama menyampaikan pendapat tanpa merujuk pada dalil Al-Qurāan dan hadits. Makanya, ketika melihat perbedaan pendapat, yang perlu diperhatikan adalah alasannya. Karena tidak mungkin ulama yang menyampaikan pendapat asal ngomong dan tidak punya alasan. Al-Syaārani menambahkan:
ŁŲ§ŁŲ³Ł
Ł Ų£ŲŁ
ŲÆ Ų¹Ų§ŁŁ
Ų§ Ų„ŁŲ§ أ٠بŲŲ« ع٠Ł
ŁŲ§Ų²Ų¹ Ų£ŁŁŲ§Ł Ų§ŁŲ¹ŁŁ
Ų§Ų”Ų ŁŲ¹Ų±Ł Ł
Ł Ų£ŁŁ Ų£Ų®Ų°ŁŁŲ§: Ł
Ł Ų§ŁŁŲŖŲ§ŲØ ŁŲ§ŁŲ³ŁŲ©Ų ŁŲ§ Ł
Ł Ų±ŲÆŁŲ§ ŲØŲ·Ų±ŁŁ Ų§ŁŲ¬ŁŁ ŁŲ§ŁŲ¹ŲÆŁŲ§Ł
Artinya, āTidak dinamakan Ahmad sebagai orang alim kecuali dia menelusuri perbedaan pendapat ulama dan mengerti dari mana sumbernya, baik dari Al-Qurāan maupun hadits, dan tidak menolaknya dengan cara bodoh ataupun menentang.ā
Orang yang alim itu justru adalah orang yang mengerti perbedaan pendapat ulama beserta alasan mereka berbeda. Sementara orang yang bodoh adalah orang yang menolak dan menentang perbedaan pendapat yang memiliki rujukan terhadap Al-Qurāan dan hadits. Perbedaan pendapat di dalam Islam ditoleransi selama tidak bertentangan dengan Al-Qurāan dan hadits. Dalam kaidah fiqih disebutkan:
ŁŲ§ ŁŁŁŲ± Ų§ŁŁ
Ų®ŲŖŁŁ ŁŁŁ ŁŲ„ŁŁ
Ų§ ŁŁŁŲ± Ų§ŁŁ
Ų¬Ł
Ų¹ Ų¹ŁŁŁ
Artinya, "Tidak boleh mengingkari perkara yang masih diperdebatkan, tetapi yang harus diingkari adalah perkara yang sudah disepakati.āĀ
Karenanya, sebagai muslim, kita harus bijak dalam melihat perbedaan, termasuk perbedaan pendapat dalam memahami agama. Jangan suka menyalahkan orang yang berbeda pendapat dengan apa yang kita pahami. Tanya dulu alasan dan argumentasinya. Karena bisa jadi pendapat yang berbeda itu juga punya rujukannya di dalam Islam.Ā
Khutbah IIĀ
Ų§ŁŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁ Ų§ŁŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁŁŁ Ā Ų«ŁŁ ŁŁ Ų§ŁŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁŁŁ. Ų£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁ ŁŲ¢ Ų„ŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų“ŁŲ±ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ ŁŁŲ£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁŲ§ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁ ŁŁŲ§ ŁŁŲØŁŁŁ ŲØŲ¹ŲÆŁŁŁ. Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁ ŲµŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ł Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŲØŁŁŁŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲµŁŲŁŲ§ŲØŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŁ ŲŖŁŲØŁŲ¹ŁŁŁŁ Ł ŲØŁŲ„ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁ Ų„ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŁŁŁŲ§Ł ŁŲ©Ł. Ų£ŁŁ ŁŁŲ§ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁ Ā ŁŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł Ų£ŁŁŁŲµŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁ ŲØŁŲŖŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲÆŁ ŁŁŲ§Ų²Ł Ų§ŁŁŁ ŁŲŖŁŁŁŁŁŁŁŁ.
ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ: Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŁŲ§Ų¦ŁŁŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲµŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁŲ ŁŁ°Ų£Ł ŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁŁ أٰŁ
ŁŁŁŁŁŲ§ ŲµŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁ Ų³ŁŁŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ ŲŖŁŲ³ŁŁŁŁŁŁ
ŁŲ§. Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŁ
ŁŁ ŲµŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁ. Ų§ŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų§ŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁŲ§ŲŖŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŲ§ŲŖŁŲ Ų§ŁŁŁŲ£ŁŲŁŁŲ¢Ų”Ł Ł
ŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ§ŁŁŲ§ŁŁ
ŁŁŁŲ§ŲŖŁ. Ų§ŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų§ŲÆŁŁŁŲ¹Ł Ų¹ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲØŁŁŲ§ŁŲ”Ł ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲØŁŲ§Ų”Ł ŁŲ§ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲ²ŁŁŁŲ§ŁŲ²ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŲ”Ł Ų§ŁŁŁŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲŁŁŁ Ł
ŁŲ§ ŲøŁŁŁŲ±Ł Ł
ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ
ŁŲ§ ŲØŁŲ·ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŲØŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁŁŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁŁŲ©Ł ŁŁŲ³ŁŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲÆŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ Ų¹Ų¢Ł
ŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ Ų±ŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ Ā Ų§ŁŁŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų£ŁŲ±ŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲŁŁŁŁ ŲŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§Ų±ŁŲ²ŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŲŖŁŁŲØŁŲ§Ų¹ŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲ±ŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲØŁŲ§Ų·ŁŁŁ ŲØŁŲ§Ų·ŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§Ų±ŁŲ²ŁŁŁŁŁŲ§ Ų§Ų¬ŁŲŖŁŁŁŲ§ŲØŁŁŁ. Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ Ų¢ŲŖŁŁŲ§Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ§ ŲŁŲ³ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¢Ų®ŁŲ±ŁŲ©Ł ŲŁŲ³ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŲ°ŁŲ§ŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų±Ł.
ŁŁŲ§ŁŁŁŲŁŁ
ŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁ°ŁŁ Ų±ŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŲ¹Ł°ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁŲ§ŁŁŁŁŲ Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁ
ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ„ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŲŖŲ¢Ų”Ł Ų°ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲØŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲŁŲ“Ų¢Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŲØŁŲŗŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŲŖŁŲ°ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁŲ ŁŁŲ§Ų°ŁŁŁŲ±ŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ°ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ
ŁŲ ŁŁŲ§Ų“ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁ
ŁŁŁ ŁŁŲ²ŁŲÆŁŁŁŁ
ŁŲ ŁŁŁŁŲ°ŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲØŁŲ±Ł Ā
Ustadz Hengki Ferdiansyah, pegiat kajian hadits dan fiqih, tinggal di Jakarta.
Konten ini hasil kerja sama NU Online dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI
Terpopuler
1
Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
2
Kronologi 3 WNI Tertangkap di Gurun Pasir Hendak Masuk Makkah, 1 Orang Meninggal
3
Prof Masud Said Ungkap Peran KH Tolchah Hasan dalam Pendidikan hingga Kebangsaan
4
Alasan Tanggal 11-13 Dzulhijjah Disebut Hari Tasyrik dan Haram Berpuasa
5
Gus Yahya: Ketegasan dan Konsolidasi Internasional Kunci Wujudkan Solusi Palestina-IsraelĀ
6
7 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam RUU Sisdiknas bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Terkini
Lihat Semua