Khutbah

Khutbah Jumat: Bertaubatlah Sebelum Hati Berkarat dan Terkunci!

NU Online  Ā·  Kamis, 13 Januari 2022 | 20:30 WIB

Khutbah Jumat: Bertaubatlah Sebelum Hati Berkarat dan Terkunci!

Khutbah Jumat: Bertaubatlah Sebelum Hati Berkarat dan Terkunci!

Tidak selayaknya manusia menunda-nunda bertaubat. Dalam naskah khutbah Jumat ini umat Islam diingatkan bahwa dosa yang dilakukan terus-menerus bisa menyebabkan tertutupnya hati. Jika Allah sudah menutup hati maka Allah akan menguncinya.

  

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Bertaubatlah Sebelum Hati Berkarat dan Terkunci!". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)


Khutbah I

 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ ذِي Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų„ŁŁƒŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł…ŁŲŒ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ų£ŁŽŲ¹ŁŽŲ²Ł‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų„ŁŲ³Ł’Ł„ŁŽŲ§Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁƒŁ’Ų±ŁŽŁ…ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų„ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ±ŁŽ Ł‚ŁŁ„ŁŁˆŁ’ŲØŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų§Ł°Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ł†ŁŲ§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŲ¬ŁŁˆŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁƒŁŽŁˆŁŽŲ§ŁƒŁŲØŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŲøŁŽŲ§Ł…ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ اٰلِهِ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŲ±ŁŽŲ§Ł…ŁŲŒ ŲØŁŲÆŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł…Ł ŁˆŁŽŲ“ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų³Ł ŲÆŁŁŠŁ’Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų„ŁŲ³Ł’Ł„ŁŽŲ§Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŲ§ Ų„Ł„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ«ŁŁŠŁ’Ł„ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠ Ł„ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŽ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŁ‡ŁĀ 

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…Ł°Ł†ŁŲŒ ŁŁŽŲ„Ł†ŁŁ‘ŁŠ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ Ų§Ł„Ł…ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„Ł فِي ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł: ŁŠŁ°Ł“Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł°Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŁˆŁ’ŲØŁŁˆŁ’Ł“Ų§ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ اللّٰهِ ŲŖŁŽŁˆŁ’ŲØŁŽŲ©Ł‹ Ł†Ł‘ŁŽŲµŁŁˆŁ’Ų­Ł‹Ų§Ū— Ų¹ŁŽŲ³Ł°Ł‰ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŁƒŁŁ…Ł’ Ų§ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŁƒŁŽŁŁ‘ŁŲ±ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲ§Ł°ŲŖŁŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁŠŁŲÆŁ’Ų®ŁŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų¬ŁŽŁ†Ł‘Ł°ŲŖŁ ŲŖŁŽŲ¬Ł’Ų±ŁŁŠŁ’ مِنْ ŲŖŁŽŲ­Ł’ŲŖŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų§ŁŽŁ†Ł’Ł‡Ł°Ų±ŁŪ™ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŲ®Ł’Ų²ŁŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł°Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽŁ‡Ł—Ūš Ł†ŁŁˆŁ’Ų±ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ³Ł’Ų¹Ł°Ł‰ ŲØŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§ŁŽŁŠŁ’ŲÆŁŁŠŁ’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲØŁŲ§ŁŽŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁŠŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ł“ Ų§ŁŽŲŖŁ’Ł…ŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł†ŁŁˆŁ’Ų±ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§ŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ūš Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ ŁƒŁŁ„Ł‘Ł Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł Ł‚ŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ų±ŁŒ (Ų§Ł„ŲŖŲ­Ų±ŁŠŁ…: ŁØ)

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.

 

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wasallam bersabda:

 

Ų„Ł†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų£Ų°Ł’Ł†ŁŽŲØŁŽ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽŲŖŁ’ Ł†ŁŁƒŁ’ŲŖŁŽŲ©ŁŒ Ų³ŁŽŁˆŁ’ŲÆŁŽŲ§Ų”Ł فِي Ł‚ŁŽŁ„Ł’ŲØŁŁ‡Ł ŁŁŽŲ„ŁŲ°ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ§ŲØŁŽ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ²ŁŽŲ¹ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲ¹Ł’ŲŖŁŽŲØŁŽ ŲµŁŁ‚ŁŁ„ŁŽ Ł‚ŁŽŁ„ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł’ Ų²ŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų²Ų§ŲÆŁŽŲŖŁ’ Ų­ŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‰ ŁŠŁŲŗŁ’Ł„ŁŽŁ‚ŁŽ Ł‚ŁŽŁ„Ł’ŲØŁŁ‡Ł ŁŁŽŲ°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘Ų§Ł†Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰: ŁƒŁŽŁ„Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŁ„Ł’ ŪœŲ±ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ł‚ŁŁ„ŁŁˆŁ’ŲØŁŁ‡ŁŁ…Ł’ Ł…Ł‘ŁŽŲ§ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŁˆŁ’Ų§ ŁŠŁŽŁƒŁ’Ų³ŁŲØŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ (Ų§Ł„Ł…Ų·ŁŁŁŠŁ†: ٔ٤)

 

Maknanya: ā€œSesungguhnya seorang mukmin jika ia berbuat dosa, ditorehkan noktah hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat dan berhenti mengerjakan dosa, hatinya dibersihkan. Namun jika ia terus berbuat dosa maka noktah hitam itu juga bertambah sehingga ditutup hatinya. Itulah penutup hati yang difirmankan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya: ā€˜Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka’.ā€ (HR Ash-hab as-Sunan)

 

Dosa jika dilakukan terus-menerus maka pada akhirnya qalbu (hati) akan ditutup oleh Allah ta’ala. Jika qalbu sudah ditutup oleh Allah maka Allah akan menguncinya. Ketika itulah iman tidak akan menemukan jalan menuju qalbu, dan kufur tidak akan bisa lepas darinya, sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Imam Muhammad bin Jarir ath-Thabari rahimahullah dalam Tafsir ath-Thabari. Karenanya, tidak selayaknya seseorang mengabaikan taubat meskipun kemudian ia mengulang dosa kembali. Karena taubat adalah pembersih dosa dari hati. Jangan sekali-kali seseorang mengatakan, ā€œUntuk apa aku bertaubat, aku telah bertaubat dari banyak dosa sebelumnya, tapi aku mengulangi lagi perbuatan dosa setelah menyesal dan bertaubat, taubatku tidak ada gunanya.ā€ Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wasallam bersabda:

 

ŁƒŁŁ„Ł‘Ł ŲØŁŽŁ†ŁŁŠ Ų¢ŲÆŁŽŁ…ŁŽ Ų®ŁŽŲ·Ł‘ŁŽŲ§Ų¤ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų®ŁŽŲ·Ł‘ŁŽŲ§Ų¦ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„ŲŖŲ±Ł…Ų°ŁŠ)

 

Maknanya: ā€œ(Sebagian besar) anak Adam itu pelaku kesalahan, dan sebaik-baik pelaku kesalahan adalah mereka yang bertaubatā€ (HR at-Tirmidzi)

 

Hadirin Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Taubat hukumnya wajib dilakukan seketika begitu seseorang melakukan dosa, baik dosa besar maupun kecil. Janganlah kita meremehkan sebuah maksiat lalu kita lalui begitu saja tanpa taubat. Janganlah kita melihat besar kecilnya maksiat yang kita lakukan. Tapi hendaklah kita melihat kepada siapa kita bermaksiat. Sesungguhnya kita bermaksiat kepada Allah, Tuhan yang menciptakan kita dan menganugerahkan berbagai nikmat dan rezeki kepada kita.

 

Bersegeralah untuk bertaubat dari semua dosa dengan cara:

 
  1. Meninggalkan dosa.
  2. Menyesal karena kita tidak menjaga hak Allah yang telah menciptakan kita dan mengaruniakan banyak nikmat yang tidak terhitung, lalu kita gunakan nikmat-nikmat itu dalam berbuat maksiat kepada-Nya.
  3. Bertekad bulat dalam hati untuk tidak mengulangi lagi maksiat yang kita lakukan sebelum ajal menjemput. Kita tidak pernah tahu kapan kita meninggalkan dunia yang sementara ini.
 

Allah ta’ala berfirman:

 

ŁŠŁ°Ł“Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł°Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŁˆŁ’ŲØŁŁˆŁ’Ł“Ų§ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ اللّٰهِ ŲŖŁŽŁˆŁ’ŲØŁŽŲ©Ł‹ Ł†Ł‘ŁŽŲµŁŁˆŁ’Ų­Ł‹Ų§Ū— Ų¹ŁŽŲ³Ł°Ł‰ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŁƒŁŁ…Ł’ Ų§ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŁƒŁŽŁŁ‘ŁŲ±ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲ§Ł°ŲŖŁŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁŠŁŲÆŁ’Ų®ŁŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų¬ŁŽŁ†Ł‘Ł°ŲŖŁ ŲŖŁŽŲ¬Ł’Ų±ŁŁŠŁ’ مِنْ ŲŖŁŽŲ­Ł’ŲŖŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų§ŁŽŁ†Ł’Ł‡Ł°Ų±ŁŪ™ (Ų§Ł„ŲŖŲ­Ų±ŁŠŁ…: ŁØ)

 

Maknanya: ā€œWahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungaiā€ (QS at-Tahrim: 8)

 

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Jika maksiat yang kita lakukan berupa meninggalkan perkara yang fardhu seperti meninggalkan shalat lima waktu maka wajib kita qadha’. Dan jika maksiat kita berkaitan dengan hak sesama hamba maka diterimanya taubat kita disyaratkan harus mengembalikan hak-hak mereka dan melepaskan diri dari tanggungan terhadap mereka.

 

Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wasallam bersabda:

 

Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽŲŖŁ’ Ų¹ŁŁ†Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł…ŁŽŲøŁ’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ©ŁŒ Ł„ŁŲ£ŁŽŲ®ŁŁŠŁ‡Ł ŁŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŽŲŖŁŽŲ­ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ„Ł’Ł‡Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ŲŒ ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŁŠŁ’Ų³ŁŽ Ų«ŁŽŁ…Ł‘ŁŽ ŲÆŁŁŠŁ†ŁŽŲ§Ų±ŁŒ ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ ŲÆŁŲ±Ł’Ł‡ŁŽŁ…ŁŒŲŒ مِنْ Ł‚ŁŽŲØŁ’Ł„Ł Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŲ¤Ł’Ų®ŁŽŲ°ŁŽ Ł„ŁŲ£ŁŽŲ®ŁŁŠŁ‡Ł مِنْ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡ŁŲŒ ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŁƒŁŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁŒ Ų£ŁŲ®ŁŲ°ŁŽ مِنْ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘Ų¦ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų£ŁŽŲ®ŁŁŠŁ‡Ł ŁŁŽŲ·ŁŲ±ŁŲ­ŁŽŲŖŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„ŲØŲ®Ų§Ų±ŁŠ)

 

Maknanya: ā€œBarang siapa yang memiliki tanggungan kezaliman kepada saudaranya maka hendaklah ia meminta kehalalan darinya karena sesungguhnya di akhirat dinar dan dirham tiada guna, sebelum diambil kebaikannya untuk diberikan kepada saudaranya. Jika ia tidak memiliki kebaikan maka diambil-lah dosa-dosa saudaranya lalu ditimpakan kepadanyaā€ (HR al-Bukhari).

 

Kezaliman yang dimaksud dalam hadits adalah seperti mencaci, memakan harta orang lain tanpa hak, membicarakan keburukannya dan lain sebagainya. Jika seseorang memiliki tanggungan kezaliman kepada orang lain dan ia mati sebelum menyelesaikannya tanpa udzur (tanpa sebab yang dibenarkan oleh syariat) maka orang-orang yang ia zalimi pada hari kiamat akan mengambil kebaikan orang yang berbuat zalim. Jika kebaikannya tidak mencukupi maka dosa orang yang dizalimi diambil dan diberikan kepadanya lalu ia dilemparkan ke api neraka.

 

Hadirin rahimakumullah,

Segeralah kita bertaubat sebelum kematian menyergap kita. Kematian akan membuka kedok kita. Dan pengadilan akhirat akan membeberkan dosa-dosa yang pernah kita lakukan di dunia. Tiada seorang pun yang dapat menolong kita.

 

Hadirin rahimakumullah,

Janganlah kita berputus asa dari rahmat Allah, sebanyak apapun dosa dan maksiat yang pernah kita lakukan. Allah ta’ala menegaskan:

 

Ł‚ŁŁ„Ł’ ŁŠŁ°Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§ŁŽŲ³Ł’Ų±ŁŽŁŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł“Ł‰ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁ‚Ł’Ł†ŁŽŲ·ŁŁˆŁ’Ų§ مِنْ Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł اللّٰهِ Ū—Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ų°Ł‘ŁŁ†ŁŁˆŁ’ŲØŁŽ Ų¬ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹Ł‹Ų§ Ū—Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł— Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…Ł (الزمر: ل٨)

 

Maknanya: ā€œKatakanlah, ā€œWahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayangā€ Ā (QS az-Zumar: 53).

 

Janganlah kita mengatakan, ā€œAku tidak akan diampuni oleh Allah, Allah pasti akan menyiksaku saking banyaknya dosaku.ā€ Haram hukumnya dan termasuk dosa besar apabila seseorang berburuk sangka kepada Allah seperti ini. Inilah yang disebut para ulama dengan al-qunuth min rahmatillah (berputus asa dari rahmat Allah). Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan Allah perbuat terhadap diri kita. Bagaimana mungkin kita memastikan bahwa Allah akan menyiksa kita?. Allah memang Syadid al ā€˜Iqab (siksanya pedih), tapi ia juga Ghafur Rahim (Maha Pengampun dan Maha Penyayang).

 

Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā  Begitu juga sebaliknya. Janganlah kita lepas kendali hingga banyak melakukan maksiat tanpa bertaubat, dengan bersandar dan bergantung kepada rahmat Allah. Janganlah kita mengatakan, ā€œAllah Maha Pengampun dan Maha Penyayang, Dia pasti tidak akan menyiksaku meskipun aku banyak melakukan maksiat.ā€ Hal seperti ini disebut oleh para ulama dengan al aman min makrillah (merasa aman dari siksaan Allah). Hukumnya juga haram dan termasuk dosa besar.

 

Yang semestinya adalah kita posisikan diri kita di antara khauf (takut) dan raja’ (berharap). Takut terhadap siksa Allah dan di sisi yang lain tetap berharap rahmat, ampunan dan pahala dari-Nya.

 

Baginda Nabi Muhammad shallallahu ā€˜alahi wasallam bersabda:

 

Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŁ…Ł„ŁŁŠ Ł„ŁŁ„ŲøŁ‘ŁŽŲ§Ł„ŁŁ…Ł Ų­ŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‰ Ų„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ®ŁŽŲ°ŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŁŁ’Ł„ŁŲŖŁ’Ł‡Ł (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ مسلم)

 

Maknanya: ā€œSesungguhnya Allah menangguhkan balasan terhadap orang yang zalim sehingga ketika (waktunya tiba) Allah tidak akan melepasnya (membalasnya dengan siksaan)ā€ (HR Muslim).

 

Oleh karena itu, janganlah seorang pelaku maksiat tertipu karena balasan siksa dari Allah tidak kunjung datang menimpanya. Lalu dia terus berbuat maksiat dan berbuat zalim tanpa bertaubat dan tanpa takut terhadap siksa Allah. Jika balasan siksa dari Allah betul-betul datang mengenainya, dia pasti binasa dan tidak dapat mengelak.

 

Baginda Nabi Muhammad shallallahu ā€˜alahi wasallam juga bersabda dalam hadits qudsi: Allah ta’ala berfirman:

 

ŁŠŁŽŲ§ Ų§ŲØŁ’Ł†ŁŽ Ų”ŁŽŲ§ŲÆŁŽŁ…ŁŽŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲÆŁŽŲ¹ŁŽŁˆŁ’ŲŖŁŽŁ†ŁŁŠ ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ¬ŁŽŁˆŁ’ŲŖŁŽŁ†ŁŁŠŲŒ ŲŗŁŽŁŁŽŲ±Ł’ŲŖŁ Ł„ŁŽŁƒŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł…ŁŽŲ§ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų£ŁŲØŁŽŲ§Ł„ŁŁŠŲŒ ŁŠŁŽŲ§ Ų§ŲØŁ’Ł†ŁŽ Ų”ŁŽŲ§ŲÆŁŽŁ…ŁŽ Ł„ŁŽŁˆŁ’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲŗŁŽŲŖŁ’ Ų°ŁŁ†ŁŁˆŁ’ŲØŁŁƒŁŽ Ų¹ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ų”Ł Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŽŲ±Ł’ŲŖŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ŲŒ ŲŗŁŽŁŁŽŲ±Ł’ŲŖŁ Ł„ŁŽŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų£ŁŲØŁŽŲ§Ł„ŁŁŠŁ’ŲŒ ŁŠŁŽŲ§ Ų§ŲØŁ’Ł†ŁŽ Ų”ŁŽŲ§ŲÆŁŽŁ…ŁŽ Ł„ŁŽŁˆŁ’ Ų£ŁŽŲŖŁŽŁŠŁ’ŲŖŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ ŲØŁŁ‚ŁŲ±ŁŽŲ§ŲØŁ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł Ų®ŁŽŲ·ŁŽŲ§ŁŠŁŽŲ§ŲŒ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ł„ŁŽŁ‚ŁŁŠŁ’ŲŖŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ Ł„ŁŽŲ§ ŲŖŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁ ŲØŁŁŠŁ’ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų¦Ł‹Ų§ Ł„ŁŽŲ£ŁŽŲŖŁŽŁŠŁ’ŲŖŁŁƒŁŽ ŲØŁŁ‚ŁŲ±ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŽŲ©Ł‹ (Ų±ŁŽŁˆŁŽŲ§Ł‡Ł Ų§Ł„ŲŖŁŁ‘Ų±Ł’Ł…ŁŲ°ŁŁŠŁ‘Ł) Ā 

 

Maknanya: ā€œWahai manusia, sungguh selama engkau berdoa kepada-Ku dan mengharap ampunan-Ku maka Aku akan mengampunimu atas dosa-dosa yang engkau lakukan, dan banyaknya dosamu tidak berpengaruh bagi-Ku. Wahai manusia, jika dosamu memenuhi bumi dan angkasa sehingga ia naik ke langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku maka Aku akan mengampunimu, dan banyaknya dosamu tidak berpengaruh bagi-Ku. Wahai manusia, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa yang memenuhi bumi kemudian engkau meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku akan memberimu ampunan yang sepadanā€Ā  (HR at-Tirmidzi).

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

 

Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠŁ’ Ł‡Ł°Ų°ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁŁŽŲ§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…Ł

 

Khutbah II

 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ ŁˆŁŽŁƒŁŽŁŁŽŁ‰ŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ£ŁŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲµŁ’Ų·ŁŽŁŁŽŁ‰ŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų£ŁŽŁ‡Ł’Ł„Ł Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŽŁŁŽŲ§. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŲ§ Ų„Ł„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡ŁĀ 

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘ŲŒ ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…ŁŁˆŲ§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ…Ł‹Ų§ŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁŠŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲŒ ŁŁŁŠŁ’ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų­ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’ŲÆŁŒ Ł…ŁŽŲ¬ŁŁŠŁ’ŲÆŁŒ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ­Ł’ŁŠŁŽŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁŲŒ اللهم Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŁŠŁŁˆŁ’ŁŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ®Ł’ŲŖŁŽŁ„ŁŁŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŲÆŁŽŲ§Ų¦ŁŲÆŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽŲŒ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽŲŒ مِنْ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ§ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŲ§Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł Ł‚ŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ų±ŁŒĀ 

Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų„Ł†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų„Ų­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŁŽŲ§Ų”Ł ذِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁŽŁ‰ ŁˆŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁŲŒ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŲ§Ų°ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł

 

Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Aswaja NU Center PCNU Kab. Mojokerto


Baca naskah khutbah lainnya:


​​​​​​​