Khutbah

Khutbah Jumat: Beriman kepada Malaikat

Kam, 17 Juni 2021 | 09:30 WIB

Khutbah Jumat: Beriman kepada Malaikat

Khutbah Jumat adalah momen penting peneguhan iman, termasuk beriman kepada malaikat.

Naskah khutbah ini fokus pada penguatan keimanan pada keberadaan malaikat Allah. Mereka memiliki kriteria dan tugas-tugas tertentu. Mereka bukanlah pembantu-pembantu Allah karena Dia tidak membutuhkan bantuan apa pun dan siapa pun. Allah menciptakan mereka untuk menunjukkan kemahakuasaan-Nya yang sempurna.
 

 

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Beriman kepada Malaikat". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)



Khutbah I


الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّـدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّـدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ،
أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ (التحريم: ٦)


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala, dengan senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan. 


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Salah satu yang wajib kita yakini adalah adanya malaikat. Mereka adalah jisim yang memiliki roh, yang Allah ciptakan dari cahaya, tidak dapat disentuh dan lebih lembut daripada udara. Mereka adalah para hamba yang mulia, bukan laki-laki dan bukan perempuan, tidak makan, tidak minum, tidak tidur, tidak merasakan letih, tidak beranak keturunan, tidak mendurhakai apa yang Allah perintahkan kepada mereka dan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan.


Para malaikat diserahi berbagai macam tugas yang berbeda-beda. Di antara mereka ada yang ditugaskan mengurus hujan dan tumbuh-tumbuhan. Ada yang ditugaskan mencatat amal perbuatan manusia dan ada yang ditugaskan mencabut nyawa. Sebagian malaikat ditugaskan menjaga manusia dari gangguan jin. Namun mereka tidak dapat mencegah terjadinya takdir Allah terhadap hamba. Apa yang Allah kehendaki terjadi pasti terjadi dan apa yang Allah tidak kehendaki terjadi pasti tidak terjadi. Sebagian malaikat ditugaskan menyampaikan salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari umatnya. Dan sebagian yang lain ditugaskan mencatat dedaunan yang jatuh dari pepohonan. Mereka bukanlah pembantu-pembantu Allah ta’ala, karena Allah tidak membutuhkan bantuan apa pun dan siapa pun. Allah menciptakan mereka untuk menunjukkan kemahakuasaan-Nya yang sempurna.


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Para malaikat semuanya memiliki sayap. Ada yang memiliki dua sayap, empat sayap, enam sayap dan ada yang memiliki lebih dari itu. Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa malaikat Jibril memiliki enam ratus buah sayap. Allah ta’ala berfirman:


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ جَاعِلِ الْمَلٰۤىِٕكَةِ رُسُلًاۙ اُولِيْٓ اَجْنِحَةٍ مَّثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَۗ يَزِيْدُ فِى الْخَلْقِ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (فاطر: ١)


Maknanya: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan para malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Ia kehendaki. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” (QS Fathir: 1).


Dalam beberapa hadits shahih disebutkan bahwa para malaikat terkadang beralih rupa dan berubah bentuk dalam selain bentuk aslinya. Dalam sebuah hadits shahih diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam didatangi malaikat Jibril dalam bentuk seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan berambut sangat hitam. Namun sangat penting untuk digarisbawahi bahwa ketika malaikat mengambil bentuk seorang laki-laki, maka ia tidak beralat kelamin laki-laki. Para malaikat juga tidak pernah beralih rupa menjadi seorang perempuan. Tidak seperti yang diyakini oleh sebagian kalangan, sehingga mereka membuat patung malaikat dalam bentuk perempuan yang memiliki dua sayap. Hal ini jelas bertentangan dengan aqidah umat Islam. Allah ta’ala berfirman:


اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ لَيُسَمُّوْنَ الْمَلٰۤىِٕكَةَ تَسْمِيَةَ الْاُنْثٰى (النجم: ٢٧)


Maknanya: “Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan para malaikat itu dengan nama perempuan” (QS an-Najm: 27).


Terkadang malaikat beralih rupa menjadi binatang-binatang tertentu seperti unta dan burung. Akan tetapi mereka tidak akan beralih rupa menjadi binatang-binatang yang najis, menjijikkan, atau dianjurkan untuk dibunuh, seperti ular, kalajengking, anjing, babi dan semacamnya.


Kaum Muslimin rahimakumullah,
Para malaikat adalah wali-wali kekasih Allah. Mereka adalah hamba-hamba yang mulia dan dimuliakan oleh Allah ta’ala. Mereka senantiasa beribadah dan bertasbih kepada Allah ta’ala setiap saat tanpa lelah. Banyak di antara mereka yang berada di langit. Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 


مَا فِيْ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ مَوْضِعُ قَدَمٍ وَلاَ شِبْرٍ وَلاَ كَفٍّ إِلاَّ وَفِيْهِ مَلَكٌ قَائِمٌ أَوْ مَلَكٌ رَاكِعٌ أَوْ مَلَكٌ سَاجِدٌ (رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ)


Maknanya: “Tidaklah ada di langit yang tujuh tempat seluas telapak kaki, sejengkal atau seluas telapak tangan kecuali di sana ada malaikat yang tengah berdiri, sedang ruku’ atau sedang bersujud” (HR ath-Thabarani) 


Karena mereka adalah hamba-hamba yang dicintai dan dimuliakan Allah, maka tidak boleh mencaci dan melakukan pelecehan terhadap mereka. Bahkan para ulama mengatakan bahwa orang yang mencaci salah satu malaikat, maka ia telah keluar dari Islam. Dalam Al-Qur’an, Allah ta’ala menyebutkan secara beriringan orang-orang yang memusuhi para malaikat dengan orang-orang yang memusuhi Allah. Lalu Allah menegaskan bahwa mereka adalah orang-orang kafir. Allah ta’ala berfirman: 


مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّلّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَرُسُلِهٖ وَجِبْرِيْلَ وَمِيْكٰىلَ فَاِنَّ اللّٰهَ عَدُوٌّ لِّلْكٰفِرِيْنَ  (البقرة: ٩٨)


Maknanya: “Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir” (QS al-Baqarah: 98).


Jamaah shalat Jumat yang berbahagia,
Sedangkan Iblis maka ia bukanlah dari golongan malaikat, melainkan dari bangsa jin. Hal ini penting untuk ditegaskan, karena ada sebagian penulis dan penceramah yang menyatakan Iblis adalah bagian dari bangsa malaikat. Dalil untuk membantahnya dari Al-Qur’an adalah firman Allah ta’ala tentang Iblis:


اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ اَمْرِ رَبِّهٖۗ (الكهف: ٠ ٥)


Maknanya: “Kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya” (QS al-Kahfi: 50)


Juga firman Allah ta’ala:


وَّاِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِيْٓ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ (ص: ٧٨)


Maknanya: “Sesungguhnya laknat-Ku tetap atasmu, wahai Iblis sampai hari pembalasan” (QS Shad: 78) 


Seandainya Iblis adalah malaikat, maka ia tidak akan bermaksiat kepada Allah dan tidak akan keluar dari Islam. Allah ta’ala telah menegaskan dalam Al-Qur’an tentang sifat para malaikat: 


لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ (التحريم: ٦)

 

Maknanya: “Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang Ia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS at-Tahrim: 6).


Allah ta’ala juga berfirman:


لَا يَسْبِقُوْنَهٗ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِاَمْرِهٖ يَعْمَلُوْنَ (الأنبياء: ٢٧)


Maknanya: “Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan Perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya” (QS al-Anbiya’: 27) 


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Para ulama juga telah menegaskan bahwa kema’shuman adalah wajib (pasti berlaku) bagi para malaikat seluruhnya dari segala perbuatan maksiat dan dosa. Oleh karena itu, bila ada cerita yang menunjukkan sebaliknya maka itu jelas keliru. Misalnya, beredar cerita tentang dua malaikat, Harut dan Marut, bahwa diciptakan syahwat untuk keduanya lalu keduanya terpesona dengan seorang perempuan yang bernama Zuhrah. Lalu Harut dan Marut meminum khamar dan berzina dengan Zuhrah. Setelah itu keduanya membunuh seseorang tanpa hak. Lalu perempuan itu dikutuk menjadi bintang dan seterusnya. Ini semua adalah cerita yang tidak berdasar. Kisah tersebut adalah kisah bohong seperti ditegaskan oleh para ahli tafsir seperti al-Fakhr ar Razi, al-Baidlawi, Abu as Su’ud, al-Khazin, Ibn Katsir, dan lain-lain. Sedangkan firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an tentang malaikat Harut dan Marut:


وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَ ۚ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ ۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ (البقرة:  ١٠٢)


Maknanya adalah bahwa dua malaikat tersebut diutus untuk mengajarkan kepada orang-orang pada masanya salah satu jenis sihir agar orang-orang mengetahui perbedaan antara sihir dan mukjizat, bukan dengan tujuan agar mereka mempraktekkan sihir.


Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan dapat kita amalkan. Amin.


أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Khutbah II


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
     أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


Ustadz Nur Rohmad, Tim Aswaja NU Center PWNU Jatim; tinggal di Dawarblandong, Mojokerto
 


Baca naskah khutbah lainnya