Khutbah

Khutbah Jumat: Bagaimana Menyikapi Berbagai Musibah dan Kesulitan Hidup?

NU Online  Ā·  Jumat, 10 April 2020 | 02:03 WIB

Khutbah Jumat: Bagaimana Menyikapi Berbagai Musibah dan Kesulitan Hidup?

Momen khutbah Jumat relevan untuk menjelaskan kepada umat tentang sikap positif dalam menghadapi kesulitan.

Khutbah I

Ā 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁŁ‘ŁŽŁ‚ŁŽ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų“ŁŽŲ§Ų”ŁŽ مِنْ Ų®ŁŽŁ„Ł’Ł‚ŁŁ‡Ł ŲØŁŁŁŽŲ¶Ł’Ł„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁƒŁŽŲ±ŁŽŁ…ŁŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ®ŁŽŲ°ŁŽŁ„ŁŽ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų“ŁŽŲ§Ų”ŁŽ مِنْ Ų®ŁŽŁ„Ł’Ł‚ŁŁ‡Ł ŲØŁŁ…ŁŽŲ“ŁŁŠŁ’Ų¦ŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŲÆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł°Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ«Ł’Ł„ŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ł†ŁŲÆŁ‘ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲÆŁ‘ŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų¬ŁŲ«Ł‘ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ų¶ŁŽŲ§Ų”ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ­ŁŽŲØŁŁŠŁ’ŲØŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ų¦ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ‚ŁŲ±Ł‘ŁŽŲ©ŁŽ Ų£ŁŽŲ¹Ł’ŁŠŁŁ†ŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲµŁŽŁŁŁŠŁ‘ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ­ŁŽŲØŁŁŠŁ’ŲØŁŁ‡Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł… ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ بْنِ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁˆŁ‘ŁŽŲ§Ł„ŁŽŲ§Ł‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŽŲØŁŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų­ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ł‚ŁŁˆŁ‘ŁŽŲ©ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ بِاللهِ.

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŲ„ŁŁ†ŁŁ‘ŁŠ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„Ł ŁŁŁŠŁ’ Ł…ŁŲ­Ł’ŁƒŁŽŁ…Ł ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł: ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‚Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ł…ŁŽŲ®Ł’Ų±ŁŽŲ¬Ł‹Ų§ŲŒ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’Ł‡Ł مِنْ Ų­ŁŽŁŠŁ’Ų«Ł Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ­Ł’ŲŖŁŽŲ³ŁŲØŁŲŒ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŁƒŁ‘ŁŽŁ„Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŁŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ Ų­ŁŽŲ³Ł’ŲØŁŁ‡Ł (الطلاق: Ł¢-Ł£)

Ā 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Ā 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Kita tanamkan dalam hati bahwa seandainya seluruh manusia dan jin bersatu untuk membuat kita celaka, maka mereka tidak akan mampu mencelakai kita kecuali jika Allah menghendaki hal itu. Demikian pula seandainya seluruh manusia dan jin bersatu untuk memberikan manfaat kepada kita, maka mereka tidak akan memberikan manfaat kepada kita kecuali apabila Allah menetapkan hal itu. Oleh karenanya, marilah kita menyerahkan semua urusan kepada Allah ta’ala dan kita percaya penuh kepada-Nya. Apa pun yang Allah kehendaki terjadi, pasti akan terjadi, dan apa pun yang tidak Allah kehendaki, pasti tidak akan pernah terjadi.

Ā 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita ingat selalu bahwa kita sekarang ini bukan tengah berada di surga, melainkan kita berada di kehidupan dunia. Sebagaimana kita tahu bahwa dunia adalah tempat berbagai musibah dan bala’. Dunia ini memperdaya, mendatangkan mara bahaya dan pada akhirnya berlalu begitu saja. Marilah kita bertawakal kepada Allah dan bersabar atas musibah yang Allah ujikan kepada kita. Jangan sampai kita memprotes atau menyalah-nyalahkan Allah. Allah ta’ala berfirman:

Ā 

Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŲ³Ł’Ų£ŁŽŁ„Ł Ų¹ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŁŁ’Ų¹ŁŽŁ„Ł ŁˆŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁŠŁŲ³Ł’Ų£ŁŽŁ„ŁŁˆŁ†ŁŽ (Ų§Ł„Ų£Ł†ŲØŁŠŲ§Ų”: ٢٣)

Ā 

Maknanya: ā€œAllah tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, tetapi para hambalah yang akan ditanyaā€ (QS al Anbiya’: 23)

Ā 

Allah subhabahu wa ta’ala adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu. Allah berbuat apa pun dalam kekuasaan-Nya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Marilah kita bersabar sebagaimana diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an:

Ā 

ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ†ŁŽŲØŁ’Ł„ŁŁˆŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų®ŁŽŁˆŁ’ŁŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¬ŁŁˆŲ¹Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁ‚Ł’ŲµŁ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų«Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ“Ł‘ŁŲ±Ł Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ±ŁŁŠŁ†ŁŽ (ٔلل) Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲµŁŽŲ§ŲØŁŽŲŖŁ’Ł‡ŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲµŁŁŠŲØŁŽŲ©ŁŒ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŁˆŲ§ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł„ŁŁ„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ų±ŁŽŲ§Ų¬ŁŲ¹ŁŁˆŁ†ŁŽ (ٔل٦) (البقرة: ٔلل-ٔل٦)

Ā 

Maknanya: ā€œDan Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata ā€œInna lillahi wa inna ilaihi raji’unā€ (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali untuk dihisab)ā€ (QS al Baqarah: 155-156)

Ā 

Saudaraku seiman,

Jika kita terkena musibah, hendaklah kita meneladani Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wa sallam dalam kesabarannya. Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari sahabat Anas bin Malik radliyallahu ’anhu bahwa ia masuk bersama Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wa sallam untuk melihat putranya yang bernama Ibrahim saat sakratul maut. Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wa sallam kemudian mengambilnya dan menciumnya. Kemudian setelah itu kami menengoknya lagi dan saat itu Ibrahim telah terenggut nyawanya. Kedua mata Nabi pun mengalirkan air mata. ā€˜Abdurrahman bin ā€˜Auf radliyallahu ’anhu berkata kepadanya, ā€œAnda pun menangis, wahai Rasulullah?ā€ Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wa sallam menjawab, ā€œWahai Ibnu ā€˜Auf, sungguh inilah rasa kasih sayang. Nabi kembali meneteskan air mata dan bersabda:

Ā 

Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ų¹ŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŲŖŁŽŲÆŁ’Ł…ŁŽŲ¹ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł‚ŁŽŁ„Ł’ŲØŁŽ ŁŠŁŽŲ­Ł’Ų²ŁŽŁ†ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ Ł†ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„Ł Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ±Ł’Ų¶ŁŽŁ‰ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŒ ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŁŁŲ±ŁŽŲ§Ł‚ŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ…Ł Ł„ŁŽŁ…ŁŽŲ­Ł’Ų²ŁŁˆŁ’Ł†ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ

Ā 

Maknanya: ā€œSungguh mata ini meneteskan air mata, hati pun bersedih, tetapi kami tidak mengatakan kecuali apa yang Allah ridhai, dan sungguh kami bersedih karena berpisah denganmu, wahai Ibrahim.ā€

Ā 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Allah ta’ala di dalam Al-Qur’an telah bersumpah dalam surat al-Balad bahwa manusia diciptakan dengan berbagai kesulitan hidup, susah payah dan keletihan. Allah ta’ala berfirman:

Ā 

Ł„ŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ų®ŁŽŁ„ŁŽŁ‚Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų„ŁŁ†Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŽ فِي ŁƒŁŽŲØŁŽŲÆŁ (البلد: ٤)

Ā 

Maknanya: ā€Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payahā€ (QS al Balad: 4)

Ā 

Kesulitan yang pertama kali dialami seorang manusia adalah ketika tali pusarnya dipotong, kemudian ketika diikatkan bedung ke badannya sehingga ia merasakan ketidaknyamanan dan susah bergerak. Lalu ia merasakan kesulitan ketika menyusu kepada ibunya. Seandainya ia tidak menyusu, maka ia akan terlantar dan kelaparan. Lalu ia merasakan sakit saat tumbuh giginya. Setelah itu ia akan mengalami kesulitan saat disapih, melebihi rasa sakit terkena pukulan. Kemudian ia merasakan rasa sakit saat dikhitan. Setelah melewati itu semua, ia akan menghadapi guru yang mendidiknya, menggemblengnya dan terkadang memberikan hukuman kepadanya.

Ā 

Setelah itu, ia akan disibukkan dengan persiapan nikah dan disibukkan dengan pekerjaan setiap hari untuk dapat menafkahi keluarganya. Lalu ia akan disibukkan dengan urusan anak dan istri. Kemudian disibukkan dengan membangun rumah dan melengkapinya dengan berbagai perabot rumah tangga. Setelah itu, ia akan memasuki usia tua, badan lemah dan beberapa anggota badan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Belum lagi berbagai penyakit yang sewaktu-waktu bisa saja menyerangnya, flu: sakit kepala, sakit gigi, sakit jantung, sakit paru-paru, terinfeksi virus dan lain sebagainya. Ditambah lagi dengan beban hidup seperti hutang, mengangsur cicilan, dicaci orang, dibicarakan kejelekannya dan lain sebagainya. Hingga tibalah saatnya sakratul maut yang luar biasa sakitnya. Setelah hembusan nafas yang terakhir, apakah berakhir semua kesulitannya?. Belum, hadirin sekalian. Setelah itu, ia akan memasuki alam barzakh dan alam akhirat. Ada pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Ada hisab. Ada perjalanan melewati shirath. Hingga pada akhirnya masa penentuan itu tiba, apakah ia akan merasakan berbagai kenikmatan surga ataukah ia akan sengsara di neraka.

Ā 

Saudara-saudara seiman,

Karenanya, marilah kita laksanakan semua perintah Allah. Marilah kita saling berpesan serta berwasiat untuk berpegangteguh dengan kebenaran dan kesabaran.

Ā 

Marilah kita bersabar atas musibah dan bala` yang menimpa kita. Jangan sampai kita bermaksiat kepada Allah disebabkan musibah yang menimpa kita. Jangan sampai musibah dan berbagai kesulitan hidup menyebabkan kita melanggar aturan-aturan Allah. Janganlah kita memprotes Allah ketika terkena bala’ dan musibah. Hendaklah kita bersabar dan terus menerus menjalankan kewajiban dan menjauhi perkara yang diharamkan dalam keadaan apa pun, seberat apa pun masalah yang kita hadapi.

Ā 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Jika hati kita sedih karena ditimpa musibah, jika dada kita sesak dengan berbagai kesulitan hidup, salah satu obat yang akan menenangkan hati dan pikiran kita adalah pergi ke makam. Kita berziarah ke makam orang tua, keluarga dan kawan-kawan kita. Kita renungkan di sana, di manakah rumah terakhir kita. Kemanakah kita akan pergi meninggalkan dunia ini. Hendaklah diketahui bahwa seandainya nilai dunia ini sebanding dengan satu sayap seekor nyamuk saja, niscaya Allah tidak akan memberikan kepada orang kafir apa pun meskipun hanya seteguk air di dunia ini. Artinya, dunia ini tidak ada nilainya sama sekali menurut Allah. Dunia ini tidak ada nilainya sama sekali dibandingkan dengan kehidupan akhirat. Dunia adalah penjara bagi orang yang sempurna imannya dan ibarat surga bagi orang kafir.

Ā 

Hal yang paling bernilai dan paling penting bagi kita -melebihi apa pun di dunia ini- adalah meninggal dengan membawa islam dan iman yang sempurna.

Ā 

Saudaraku seiman,

Selezat apa pun makanan yang kita makan, pasti akan menjadi kotoran. Semahal apa pun pakaian yang kita kenakan, pada akhrnya pasti akan dibuang ke tempat sampah. Sebesar dan semewah apa pun rumah yang kita bangun, pasti tidak akan kita bawa mati. Rumah terakhir kita semuanya berukuran sama, tidak lebih dari 1 x 2 meter. Sedangkan apa yang kita perbuat di dunia ini, maka kita akan mendapatkan balasannya. Kematian adalah kepastian yang telah ditetapkan oleh Allah. Perpisahan dengan orang-orang yang kita cintai di dunia ini adalah janji Allah yang pasti terpenuhi. Kehidupan di dunia ini permulaannya adalah kedla’ifan dan kelemahan dan berakhir dengan kematian dan kuburan.

Ā 

Marilah kita bersabar atas balaĀ yang Allah ujikan kepada kita. Jangan sampai kita memprotes dan menyalah-nyalahkan Allah. Kita yakin bahwa pada setiap kejadian pasti ada hikmahnya.

Ā 

Hadirin yang dirahmati Allah,

Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ā€˜Alamin.

Ā 

Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠŁ’ Ł‡Ł°Ų°ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁŁŽŲ§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…Ł.

Ā 

Khutbah II

Ā 

Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁŽ لِلّٰهِ Ł†ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲ¹ŁŁŠŁ†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ¹ŁŁˆŁ’Ų°Ł بِاللهِ مِنْ Ų“ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų£ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘Ų¦ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŒ Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŁ‡Ł’ŲÆŁ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ¶ŁŁ„Ł‘ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŲ¶Ł’Ł„ŁŁ„Ł’ ŁŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ł‡ŁŽŲ§ŲÆŁŁŠŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł°Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡ŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł… ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁŁ†Ł Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ§ŲÆŁŁ‚Ł Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ų„ŁŲ®Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘ŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ اللهم Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŁ…Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ¢Ł„Ł Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŁŠŁ’ŲŖŁ Ų§Ł„Ų·Ł‘ŁŽŲ§Ł‡ŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’Ų®ŁŁ„ŁŽŁŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų£ŁŽŲØŁŁŠŁ’ ŲØŁŽŁƒŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŁ…ŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŲ«Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁŁ‘ŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ¦ŁŁ…Ł‘ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŁ‡Ł’ŲŖŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų£ŁŽŲØŁŁŠŁ’ Ų­ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ŁŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł„ŁŁƒŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŲ§ŁŁŲ¹ŁŁŠŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲÆŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠŁŽŲ§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ§Ł„ŁŲ­ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ.

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁŁŽŲ§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŲ§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ…Ł‹Ų§ŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁŠŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲŒ ŁŁŁŠŁ’ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų­ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’ŲÆŁŒ Ł…ŁŽŲ¬ŁŁŠŁ’ŲÆŁŒ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ­Ł’ŁŠŁŽŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁŲŒ اللهم Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŁŠŁŁˆŁ’ŁŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ®Ł’ŲŖŁŽŁ„ŁŁŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŲÆŁŽŲ§Ų¦ŁŲÆŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽŲŒ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽŲŒ مِنْ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ§ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŲ§Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł Ł‚ŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ų±ŁŒ

Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų„Ł†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų„Ų­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŁŽŲ§Ų”Ł ذِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁŽŁ‰ ŁˆŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁŲŒ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŲ§Ų°ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų³Ł’Ų£ŁŽŁ„ŁŁˆŁ’Ł‡Ł مِنْ ŁŁŽŲ¶Ł’Ł„ŁŁ‡Ł ŁŠŁŲ¹Ł’Ų·ŁŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł‡Ł ŁŠŁŽŲ¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’ Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ مِنْ Ų£ŁŽŁ…Ł’Ų±ŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł…ŁŽŲ®Ł’Ų±ŁŽŲ¬Ł‹Ų§ŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł.

Ā 

Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Biro Peribadatan & Hukum, Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto

Ā