Khutbah

Khutbah Idul Adha: Tiga Makna di Balik Ibadah Haji

NU Online  Ā·  Senin, 20 Agustus 2018 | 08:00 WIB

Khutbah Idul Adha: Tiga Makna di Balik Ibadah Haji

Ilustrasi (via hd.clarin.com)

Khutbah I

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’ ŁƒŁŽŲØŁŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ ŁƒŁŽŲ«ŁŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ³ŁŲØŁ’Ų­ŁŽŲ§Ł†ŁŽ اللهِ ŲØŁŁƒŁ’Ų±ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁŁŠŁ’Ł„Ų§Ł‹ŲŒ Ł„ŁŽŲ§Ų„ŁŁ„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡ŁŲŒ ŲµŁŽŲÆŁŽŁ‚ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲµŁŽŲ±ŁŽ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ¹ŁŽŲ²Ł‘ŁŽ Ų¬ŁŁ†Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ‡ŁŽŲ²ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ­Ł’Ų²ŁŽŲ§ŲØŁŽ ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡ŁŲŒ Ł„Ų§ŁŽŲ„ŁŁ„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±ŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų§Ł’Ł„Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ.Ā  Ų§Ł„Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلهِ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ų®ŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽ Ų§Ł„Ų²Ł‘Ł…ŁŽŲ§Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŁŁŽŲ¶Ł‘ŁŽŁ„ŁŽ ŲØŁŽŲ¹Ł’Ų¶ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŲØŁŽŲ¹Ł’Ų¶Ł ŁŁŽŲ®ŁŽŲµŁ‘ŁŽ ŲØŁŽŲ¹Ł’Ų¶Ł Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŁ‡ŁŁˆŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŽŲ§Ł…Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ„ŁŠŁŽŲ§Ł„ŁŁŠ ŲØŁŁ…ŁŽŲ²ŁŽŲ§ŁŠŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁŁŽŲ¶ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„ŁŽ ŁŠŁŲ¹ŁŽŲøŁ‘ŁŽŁ…Ł ŁŁŁŠŁ’Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ų£ŁŽŲ¬Ł’Ų±Ł ŁˆŲ§Ł„Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†Ų§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŁ‰ ŲØŁŁ‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁŁŲ¹Ł’Ł„ŁŁ‡Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ“ŁŽŲ§ŲÆŁ. Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘ ŁˆŲ³Ł‘Ł„Ł‘ŁŁ…Ł’ Ų¹Ł„ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁƒŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŲÆŁ ŁˆŁŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِه ŁˆŲ£ŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ł‡ŁŲÆŁŽŲ§Ų©Ł Ų§Ł„Ų£ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ł…Ł في Ų£ŁŽŁ†Ł’Ų­ŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„ŲØŁŁ„Ų§ŁŽŲÆŁ. Ų£Ł…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ بِفِعْلِ Ų§Ł„Ų·Ł‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŽŲ§ŲŖŁ. Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„Ł‰ŁŽ فِي ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…Ł: Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ų·ŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ§ŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŁˆŁ’Ų«ŁŽŲ±ŁŽ. ŁŁŽŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ł„ŁŲ±ŁŽŲØŁ‘ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’Ų­ŁŽŲ±Ł’. Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų“ŁŽŲ§Ł†ŁŲ¦ŁŽŁƒŁŽ Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲØŁ’ŲŖŁŽŲ±Ł

Jamaah shalat Idul AdhaĀ hafidhakumullah,

Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu dari empat bulan haram (dimuliakan) di dalam Islam. Tiga bulan lainnya adalah Muharram, Rajab, dan Dzulqa’dah. Keistimewaan Dzulhijjah ditandai antara lain dengan adanya ibadah-ibadah tertentu yang tidak mungkin dikerjakan umat Islam di bulan-bulan lainnya, yakni haji dan kurban. Secara bahasa dzulhijjah merupakan frasa yang terdiri dari kata dzĆ» (memiliki) dan al-hijjah (haji). Dinamakan demikian karena hanya di bulan ke-12 dalam kalender hijriah ini, ada pelaksanaan ibadah haji.

Haji merupakan rukun Islam yang kelima. Karena masuk rukun atau pilar, ibadah ini tentu bukan ibadah yang remeh. Ia wajib dilaksanakan oleh setiap orang yang mampu. Kemampuan ini meliputi kemampuan secara fisik, ekonomi, juga keamanan. Dengan bahasa lain, ketika seseorang sudah memiliki biaya yang mencukupi, kesehatan fisik yang memadai, dan kondisi aman yang memungkinkan ia sampai ke Tanah Suci, maka ia wajib melaksanakan ibadah tersebut.

Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 97 menyatakan:

ŁˆŁŽŁ„ŁŁ„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų­ŁŲ¬Ł‘Ł Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŁŠŁ’ŲŖŁ Ł…ŁŽŁ†Ł Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲ·ŁŽŲ§Ų¹ŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ų³ŁŽŲØŁŁŠŁ„Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁƒŁŽŁŁŽŲ±ŁŽ ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŲŗŁŽŁ†ŁŁŠŁ‘ŁŒ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ†ŁŽ

Artinya: ā€œMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.ā€

Namun demikian, ibadah haji juga kadang terkait dengan pengalaman spiritual orang. Karena betapa banyak orang Muslim kaya raya yang tak kunjung menunaikan ibadah haji. Sebaliknya, betapa banyak orang bergaji rendah, justru diberi kemampuan untuk ibadah haji. Semangat dan pengalaman batin seseorang amat berpengaruh terhadap seberapa kuat niat berhaji itu tumbuh.

Jamaah shalat Idul AdhaĀ hafidhakumullah,

Dalam ibadah haji, banyak sekali ritual atau manasik yang tak serta merta bisa ditangkap alasannya secara nalar. Jika kita diperintahkan untuk berpuasa Ramadhan tiap tahun, orang mungkin bisa menjelaskan secara rasional dari sudut pandang medis. Demikian juga dengan perintah zakat, yang bisa ditemukan alasannya secara sosial dan ekonomi, yakni agar harta tidak hanya berputar pada segelintir orang saja. Tidak demikian dengan haji. Rukun kelima dalam Islam ini sarat ritual-ritual yang bisa dipahami dengan memosisikannya sebagai simbol-simbol yang penuh makna.

Pertama yang bisa ditangkap adalah makna tauhid. Makna ini tersirat dalam posisi Ka’bah sebagai sentra kedatangan para jamaah dari berbagai belahan dunia. Jutaan orang dari berbagai penjuru dan bangsa berkumpul dalam satu pusat, tanpa dibedakan bahwa satu daerah lebih utama dibanding daerah lainnya. Ini adalah simbol bahwa tujuan dari keseluruhan hidup ini adalah satu, yakni Allah ļ·». Penjulukkan Ka’bah sebagai ā€œbaitullahā€ (rumah Allah) harus dipahami dalam makna tersebut, bukan Allah bersemayam di dalam Ka’bah.

Begitu pula dengan Hajar Aswad yang terletak di sudut timur laut Ka'bah. Kedudukannya yang mulia hingga orang-orang berebut menyentuh dan menciumnya tidak boleh sampai membuat mereka menyembahnya. Anjuran menyentuh dan mencium Hajar Aswad muncul sekadar karena mengikuti sunnah Nabi. Sebagaimana dikatakan Sayyidina Umar bin Khattab:


Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŁŠ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…Ł Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų­ŁŽŲ¬ŁŽŲ±ŁŒŲŒ Ł„Ų§ŁŽ ŲŖŁŽŲ¶ŁŲ±Ł‘Ł ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ ŲŖŁŽŁ†Ł’ŁŁŽŲ¹ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁˆŁ’Ł„Ų§ŁŽ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŁŠ Ų±ŁŽŲ£ŁŽŁŠŁ’ŲŖŁ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁŠŁŁ‚ŁŽŲØŁ‘ŁŁ„ŁŁƒŁŽ Ł…ŁŽŲ§ Ł‚ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ„Ł’ŲŖŁŁƒŁŽ

Artinya: ā€œSungguh aku tahu, engkau hanyalah batu. Tidak bisa mendatangkan bahaya atau manfaat apa pun. Andai saja aku ini tak pernah sekalipun melihat RasulullahĀ shallahu alaihiĀ  wa sallamĀ menciummu, aku pun enggan menciummu.ā€ (HR: Bukhari)Ā 


Kedua adalah makna kemanusiaan. Pakaian ihram yang dikenakan orang-orang saat memulai haji adalah simbol kesamaan dan kesetaraan semua manusia. Dalam ihram seluruh pakaian dianjurkan berwarna putih. Bagi jamaah haji laki-laki bahkan harus mananggalkan semua pakaian berjahit dan menggantinya dengan hanya dua helai kain. Kaum laki-laki dilarang mengenakan topi atau peci, sedangkan jamaah perempuan dilarang mengenakan cadar. Ritual ini menandai kesatuan identitas manusia sebagai hamba Allah, dan melepaskan identitas-identitas selainnya, seperti suku, ras, nasab, jabatan politik, kelas ekonomi, dan ketokohan. Pemulung, selebritis, ulama, menteri, atau presiden datang ke Tanah Suci sebagai hamba Allah, bukan sebagai orang dengan kedudukan duniawinya.

Makna kedua ini sekaligus mempertegas makna pertama, yakni nilai tauhid. Konsekuensi dari menjunjung tinggi tauhid adalah mengakui bahwa tidak ada yang lebih dimuliakan selain Allah ļ·». Manusia pada hakikatnya berada dalam kesetaraan. Standar kedudukan hanya bisa dinilai dari sudut pandang Allah, melalui tingkat ketakwaannya. Manusia paling mulia adalah mereka yang paling takwa kepada Allah ļ·». Sebagaimana firman-Nya:

ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŁ„ŁŽŁ‚Ł’Ł†ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ مِنْ Ų°ŁŽŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŁ†Ł’Ų«ŁŽŁ‰Ł° ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł’Ł†ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ Ų“ŁŲ¹ŁŁˆŲØŁ‹Ų§ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲØŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„ŁŽ Ł„ŁŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ų±ŁŽŁŁŁˆŲ§ ۚ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŁƒŁ’Ų±ŁŽŁ…ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŁ†Ł’ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų£ŁŽŲŖŁ’Ł‚ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ ۚ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁ…ŁŒ Ų®ŁŽŲØŁŁŠŲ±ŁŒ

Artinya: ā€œHai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha-Mengetahui lagi Maha-Mengenal.ā€ (QS al-Hujurat: 13)

Tak hanya pakaian-pakaian ā€œkehormatanā€ duniawi yang dilepas, jamaah haji dari berbagai bangsa dan negara juga bersama-sama meninggalkan tempat asalnya untuk berkumpul di tempat yang sama. Pemandangan ini lebih tampak ketika mereka sedang bersama-sama wukuf di Arafah. Mereka harus berdiam di lokasi yang sama dan di bawah terik matahari yang sama. Ini menandakan bahwa sesungguhnya manusia—siapa pun itu—pada akhirnya akan kembali pada Dzat yang tunggal. Ibadah haji adalah gambaran bahwa manusia harus kembali ke fitrah aslinya sebagai hamba, baik ketika hidup maupun mati.

Ketiga adalah makna napak tilas sejarah kenabian. Haji juga menjadi momen mengenang jejak nabi-nabi terdahulu, khususnya Nabi Adam, Nabi Ibrahim, dan Nabi Muhammad. Perjalanan mereka bukanlah sejarah hidup yang kosong makna, melainkan mengandung berbagai pelajaran yang penting diingat. Ritual melontar Jumrah, misalnya, adalah jejak permusuhan Nabi Adam kepada setan. Kita diingatkan tentang pentingnya selalu waspada terhadap berbagai tipu daya musuh terlaknat ini.

Begitu juga tentang ritual Sa’i. Ia menyimpan sejarah perjuangan Siti Hajar mencari air untuk putranya, Ismail, ketika ditinggal sang suami, Nabi Ibrahim ā€˜alaihis salam. Lari-lari yang berulang sampai tujuh kali merupakan simbol kegigihan ikhtiar yang tak kenal putus asa. Hingga akhirnya pertolongan Allah pun datang dengan memancar air secara tiba-tiba dari bawah kaki Nabi Ismail. Mata air itu kita kenal hingga sekarang sebagai sumur Zamzam.

Jamaah shalat Idul AdhaĀ hafidhakumullah,

Allah tak mewajibkan haji untuk setiap orang sebagaimana shalat. Kewajiban haji hanya diperuntukkan bagi mereka yang mampu. Untuk yang sudah atau sedang berhaji, penting baginya tak menyia-nyiakan kewajiban ini dengan memenuhi segala ketentuan haji, juga makna-makna dalam segenap ritual yang dijalankan. Bagi yang belum mampu ke Tanah Suci, cukup baginya berikhtiar semampunya dan menyerap makna haji untuk kemudian kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Haji adalah perjalanan suci, bukan wisata untuk meraih kebanggaan diri. Karena itu, bagi yang belum diberi kemampuan menunaikan haji tak perlu berkecil hati selama kita selalu berusaha menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa: memegang prinsip tauhid, menghargai kemanusiaan, dan menjalankan ketentuan syariat sebagaimana diajarkan Rasulullah. Wallahu a’lam.

ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ الله Ł„ŁŁŠ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِى Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł مِنْ Ų¢ŁŠŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł…ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŁ„Ų§ŁŽŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹Ł Ų§Ł„Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ£Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…


Khutbah II

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł.Ā 
Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ ŲŖŁŽŁˆŁ’ŁŁŁŠŁ’Ł‚ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŁ…Ł’ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£Ł†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŁ‰ Ų„Ł„Ł‰ŁŽ Ų±ŁŲ¶Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ ŁƒŁŲ«ŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŁŠŲ§ŁŽ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲŖŁŽŁ‡ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŁ‡ŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł ŲØŁŽŲÆŁŽŲ£ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł ŲØŁŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ«ŁŽŁ€Ł†ŁŽŁ‰ ŲØŁŁ…ŁŽŁ„Ų¢ Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŲØŁŁ‚ŁŲÆŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁ‰ يآ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†Ų§ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŲ¢Ų¦ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ±ŁŲ³ŁŁ„ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲ©Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁ‚ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŁ„ŁŽŁŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų£ŁŽŲØŁŁ‰ ŲØŁŽŁƒŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŁ…ŁŽŲ± ŁˆŁŽŲ¹ŁŲ«Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł† ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŁ‰ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ‚ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ­ŁŽŲ§ŲØŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ų§ŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų­ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ¢Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲ¹ŁŲ²Ł‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų„ŁŲ³Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ°ŁŁ„Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŲ±Ł’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁˆŁŽŲ­Ł‘ŁŲÆŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł†ŁŽŲµŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų®Ł’Ų°ŁŁ„Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų®ŁŽŲ°ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽ ŲÆŁŽŁ…Ł‘ŁŲ±Ł’ Ų£ŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŲ§Ų”ŁŽŲ§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„Ł ŁƒŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŁƒŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł’Ł„ŲØŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŲŖŁ’Ł†ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł’Ł„ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹Ų¢Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†Ų§ŁŽ فِى Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ŁˆŁŽŲ§ŁŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŽŲ§Ų³ŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ! Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±ŁŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ¢Ų”Ł ذِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų¢Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’


Alif Budi Luhur