Kesehatan

Terapi Air untuk Jamaah Haji di Tanah Suci

Jum, 23 Juni 2023 | 14:00 WIB

Terapi Air untuk Jamaah Haji di Tanah Suci

Ilustrasi jamaah haji. (Foto: MCH).

Air merupakan wujud materi dan media reaksi kimia unik yang tersebar di seluruh dunia. Selain memperantarai banyak peristiwa kimia, air menjadi salah satu sarana terapi di daerah yang beriklim panas. Daerah tropis maupun wilayah gurun yang terkenal panas mendapat anugerah besar dari keberadaan air di tempat tersebut. Tidak lain, yang mendapatkan manfaat terbesar dari keberadaan air adalah manusia.

 

Maha Besar Allah yang telah menciptakan air zam-zam di salah satu tanah suci. Mekah sebagai wilayah di Hijaz merupakan area tujuan haji yang diberi sumber air melimpah. Saking banyaknya, air zam-zam tidak pernah habis meskipun dikirim ke Madinah dan dibawa pulang ke tanah air masing-masing jamaah haji dari seluruh dunia.

 

Seiring dengan semakin banyaknya jamaah haji yang datang, keberadaan air tidak hanya untuk keperluan konsumsi, tetapi juga untuk menunjang kesehatan. Rangkaian ibadah haji yang menuntut aktivitas fisik dapat ditunjang dengan terapi air untuk mengatasi kelelahan dan relaksasi. Istirahat dalam bentuk relaksasi menggunakan media air sangat penting untuk mengembalikan kesegaran tubuh.

 

Layaknya atlet atau olahragawan, kerja fisik yang terlibat dalam rangkaian ibadah haji bisa membuat otot dan badan mengalami kelelahan. Namun, padatnya jadwal kegiatan menuntut kepraktisan, termasuk dalam mengembalikan tenaga di badan. Oleh karena itu keberadaan air sebagai media yang praktis untuk terapi kelelahan pada jamaah haji sangat relevan di tanah suci. Apalagi, Mekah merupakan bagian dari area Hijaz di Saudi Arabia yang dapat mengalami cuaca panas ekstrim.

 

Sebagaimana yang telah diketahui, gangguan akibat cuaca panas di tanah suci pada jamaah haji yang perlu diwaspadai adalah heatstroke. Heatstroke ini merupakan penyebab kematian yang banyak pada musim haji dan gejalanya meliputi hipertermi sampai dengan gangguan keseimbangan elektrolit (Abdoelmoety dkk, 2018, Characteristics of Heat Illness during Hajj: A Cross Sectional Study, BioMed Research International).

 

Hipertermi merupakan naiknya suhu tubuh akibat cuaca yang panas terik. Pertolongan pertama pada kondisi ini tentu melibatkan air seperti kompres dan upaya lainnya. Dalam kitab Thibbun Nabawi, disebutkan bahwa air itu bersifat basah dan dingin. Ia menghilangkan panas dan mempertahankan kelembaban alami tubuh. Penjelasan berikut datang dari Asma binti Abu Bakar tentang seseorang yang diduga terkena heatstroke.

 

Sakit kepala yang parah membuat seorang wanita tertentu terkadang berguling-guling kesakitan dalam debu. Oleh karena itu, dia meminta air dan mengguyurkannya ke atas dahinya. Selanjutnya dia berkata, Nabi SAW bersabda, dinginkan dengan air, sebab ia dari hembusan neraka. Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.” (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, Thibbun Nabawi, [Beirut, Dar Ihyaul Ulum: 1990 M], halaman 248)

 

Kata-kata nabi SAW “dinginkan dengan air…” benar-benar relevan dengan masyarakat Hijaz. Sebab, jika panas menyerang mereka, maka mereka minum air dingin atau mandi dengannya. Hal itu membantu mereka menghadapi iklim yang panas. Hijaz sendiri merupakan wilayah di Saudi Arabia yang menjadi tujuan utama jamaah haji dan meliputi Mekah serta Madinah.

 

Di halaman yang lain dalam kitab Thibbun Nabawi, dinyatakan bahwa air dapat menangkal uap yang naik ke kepala karena efeknya yang dapat menyerap panas.  Dalam kitab tersebut, dikatakan bahwa air dingin baik untuk menangkal uap yang naik ke kepala.

 

Air memiliki kapasitas untuk menyerap dan menahan panas tanpa mengubah suhu. Kapasitas menyerap panas pada air ini disebabkan oleh unsur yang ada di dalamnya yang disebut spesifik heat (panas khusus). Di dalam air, unsur ini sangatlah banyak sehingga dapat dibuat sebagai ukuran panas. Dikatakan bahwa dalam temperatur dan kuantitas yang sama, air dapat menyalurkan panas 30 kali lebih besar dibandingkan merkuri, dengan kenaikan suhu kurang lebih 1 derajat Celcius.

 

Sebaliknya, air dingin dapat menyerap panas dari tubuh manusia lebih besar 30 kali lipat dibanding merkuri dalam suhu dan kuantitas yang sama pula. Oleh karena itu, air dingin sangat cepat mendinginkan kulit, otot-otot, dan memperlancar peredaran darah. Tentunya penggunaan air dingin ini untuk bagian luar dari tubuh dan tidak untuk diminum.

 

Di dalam air juga terdapat panas tersembunyi yang disebut dengan latent heat. Panas tersembunyi ini akan bertambah apabila air tersebut direbus. Jadi, walaupun air itu membeku menjadi es, latent heat ini tetap ada di dalamnya. Oleh karena itu, walaupun temperaturnya tidak berubah, es tetap akan meleleh.

 

Hal ini sangat menolong dalam menurunkan suhu atau suhu badan saat dikompres dengan es. Sebab, dengan melelehnya es dan menguapnya air, hal itu akan menyerap panas dari dalam tubuh. Specific heat dan latent heat inilah yang menjadi keunggulan air sekaligus menjadikannya obat yang paling mujarab.

 

M. Sanusi di dalam bukunya mengutip pernyataan dari  Dr. Ahmad Syauqi Ibrahim, peneliti bidang penyakit dalam dan penyakit jantung di London yang mengatakan:

 

Para pakar sampai pada kesimpulan bahwa mencelupkan anggota tubuh ke dalam air akan mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan syaraf dan otot, menormalkan detak jantung, kecemasan dan insomnia.” (Sanusi, 2012, Berbagai Terapi Kesehatan melalui Amalan-amalan Ibadah, Penerbit Najah, Yogyakarta: halaman 44)

 

Menteri Agama juga pernah mengingatkan agar jamaah haji senantiasa membawa semprotan air terutama untuk wajah. Selain pencegah bakteri, menyemprotkan air ke wajah juga bermanfaat sebagai hidroterapi atau terapi pencegahan penyakit dengan menggunakan air. Tubuh seperti mendapatkan relaksasi dan penyegaran secara langsung akibat semprotan air segar ke muka. Anjuran ini sesuai dengan manfaat molekul air yang tersemprot dan berubah menjadi ion untuk kesehatan.

 

Konsentrasi ion di ruang terbuka berkisar antara 200-800/cm kubik, sedangkan ion positif berkisar antara 250-1500/cm kubik. Ion negatif yang banyak terdapat di udara adalah ion oksigen, ion karbon trioksida, ion nitrogen dioksida dan nitrogen trioksida. Ion-ion negatif ini berada dalam keadaan stabil di udara dengan cara berikatan dengan molekul air. Ion negatif ini memiliki dampak positif ketika mengenai tubuh manusia.

 

Begitu besar keberkahan air untuk kesehatan manusia sehingga kegiatan haji yang besar pahalanya juga ditunjang dengan media air. Tidak hanya air zam-zam, air di tempat lain pun banyak yang diberkahi dengan manfaat yang berlimpah untuk manusia. Oleh karena itu selayaknya semua umat Islam termasuk jamaah haji menggunakan air sebaik mungkin untuk sebesar-besarnya menunjang kesehatan seperti menjaga agar tidak dehidrasi dan mengatasi kelelahan. Wallahu a’lam bis shawab.

 

Ustadz Yuhansyah Nurfauzi, pakar farmasi, pemerhati sejarah kedokteran dan sejarah peradaban Islam.