Kesehatan

Stres Bisa Sebabkan Risiko Asam Lambung, Begini Cara Mencegahnya

Sen, 11 September 2023 | 19:30 WIB

Stres Bisa Sebabkan Risiko Asam Lambung, Begini Cara Mencegahnya

Ilustrasi sakit lambung. (Foto: NU Online/Freepik).

Jakarta, NU Online 
Stres merupakan salah satu faktor yang dapat berdampak signifikan pada kesehatan manusia. Stres sendiri sering dikaitkan sebagai salah satu faktor peningkatan produksi asam lambung.

 

Dokter Ita Fajria Tamim dari Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, Sampang menjelaskan sakit lambung dapat disebabkan salah satunya karena gangguan pikiran stres.

 

“Stres memicu produksi asam lambung secara berlebihan dan itu menyebabkan gastritis,” terang dr Ita Fajria dalam tayangan “Maag dan Stress: Hubungan yang Harus Anda Ketahui” di kanal YouTube NU Online, diakses pada Senin (11/9/2023).

 

Ia menerangkan, gastritis merupakan kondisi di mana terjadi iritasi, peradangan, pengikisan, pada lambung. Lambung sendiri memiliki sebuah kelenjar yang berfungsi menghasilkan asam lambung maupun enzim pencernaan. Lambung juga dilindungi sebuah lendir yang menutupi lapisan lambung, sehingga meskipun asam lambung dihasilkan atau enzim pencernaan dihasilkan, lendir tersebut berfungsi untuk melapisi lapisan lambung agar tidak teriritasi. Namun, pada kondisi tertentu, lendir tersebut bisa rusak sehingga menyebabkan gangguan pencernaan.

 

“Dalam kondisi tertentu lendir tersebut hilang atau rusak sehingga asam lambung atau enzim pencernaan bisa mengiritasi lapisan lambung,” ucap dia.

 

Selain stres atau beban pikiran berlebih, dr Ita menyebut terdapat beberapa penyebab dari gastritis meliputi infeksi helicobacter pylori, adanya efek samping obat-obatan seperti obat pereda nyeri, konsumsi alkohol berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, serta reaksi autoimun maupun pertambahan usia.

 

“Selain itu, gastritis memiliki faktor risiko, di mana kalau kita mengonsumsi makanan ini maka kita akan mempunyai peluang lebih besar untuk terkena gastritis, pertama konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi dan pengawet tinggi, makanan berminyak dan lemak berlebih, makanan asam atau pedas berlebihan, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol,” jabar dr Ita.

 

Sementara gejala gastritis pada umumnya, nyeri ulu hati, hilang nafsu makan, cepat merasa kenyang saat makan, perut kembung, cegukan, mual dan muntah, gangguan saluran cerna, hingga diare.

 

Adapun pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur pola dan porsi makan. Biasakan untuk makan dengan teratur dan porsi yang cukup. “Yang terbaik adalah makan porsi sedikit, tapi sering dibandingkan makan banyak tapi satu waktu,” kata dia.

 

Selain itu, penting juga untuk mengatur jadwal makan teratur agar perut tidak kosong terlalu lama, menghindari makan pedas, asam, alkohol, dan pola pikir supaya tidak gampang stres.