Dampak Judi Online dan Banyak Utang: Depresi hingga Hipertensi
Senin, 23 Desember 2024 | 06:00 WIB
Yuhansyah Nurfauzi
Kolomnis
Kasus pinjaman online di Indonesia beserta dampak sosialnya seakan tak pernah habis. Meskipun sudah banyak imbauan kepada masyarakat untuk menghentikannya, tetapi masih banyak orang yang terjerat pada problem pinjaman ini. Latar belakang masalah ekonomi bisa berkembang menjadi masalah pelik lainnya yang harus dihindari.
Bagaimana pinjaman online memengaruhi kesehatan masyarakat? Apa saja dampak jeratan pinjaman online pada kondisi fisik dan psikis seseorang? Apakah dampak tersebut relevan dengan peringatan Rasulullah tentang utang?
Apabila salah perhitungan, jeratan utang bisa berujung pada kesengsaraan. Di saat masyarakat mengalami kesulitan ekonomi, biaya hidup cenderung mengalami kenaikan. Akibatnya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi menjadi beban yang cukup berat bagi masyarakat.
Apabila jalan pintas dengan pinjaman online dipilih sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, dampaknya bisa beragam. Target untuk menunaikan kewajiban beserta bunganya yang tidak diiringi dengan perhitungan cermat justru dapat meningkatkan risiko buruk terhadap kesehatan. Dengan kata lain, ada dampak fisik maupun psikologis yang dihadapi oleh orang yang terjerat pinjaman online.
Problem kesehatan mental dan masalah utang seringkali berkelindan. Salah satu masalah itu bisa saling berkaitan dengan masalah lainnya yang menjadi siklus jebakan dan sulit dicari jalan keluarnya. Di negara maju seperti Inggris, ada lebih dari 1,5 juta orang yang mengalami masalah pinjaman atau utang sekaligus gangguan mental.
Orang yang mengalami problem dalam pinjaman utang seringkali mengalami masalah mental. Hampir separuh (46%) orang yang mengalami problem utang juga mengalami masalah mental. Di sisi lain, 86% dari 5.500 orang yang disurvei oleh Money and Mental health menyatakan bahwa masalah keuangan membuat kesehatan mental mereka menjadi lebih buruk.
Peneliti dari UIN KH Abdurrahman Wahid Indonesia mengungkapkan bahwa pinjaman online dapat memicu masalah kesehatan seperti depresi, kecemasan, dan gangguan tidur. Kecemasan lebih lanjut yang ditimbulkan oleh ketidakmampuan membayar pinjaman dapat membawa kepada tekanan emosional, sebagaimana dikutip dari artikel berjudul "Psychological Impact of Someone Who is Entered in Online Loans" yang ditulis oleh Pamungkas dkk (2024: 887-897).
Hal lain yang umum dijumpai pada orang yang berutang adalah rasa malu dan rendah diri. Apabila seseorang tidak mampu melunasi utangnya, perasaan malu dan rendah diri itu semakin menguat. Akibatnya, gangguan mental seperti merasa inferior dan merasa tidak berhasil dalam kehidupan semakin menghantui. Lebih lanjut, perasaan-perasaan yang tidak baik seperti itu akan membawa seseorang pada gangguan fisik.
Baca Juga
Ciri Dasar Aplikasi berbasis Judi Online
Salah satu gangguan fisik yang dapat dialami oleh orang dengan lilitan utang dalam jangka panjang adalah hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan gejala yang dimunculkan oleh meningkatnya tekanan sistolik atau tekanan yang nilainya lebih tinggi maupun diastolik atau tekanan darah yang nilainya lebih rendah. Tingginya penekanan aliran darah tersebut terhadap pembuluh darah seseorang terhubung dengan jantung, otak, ginjal, maupun organ fisik penting lainnya.
Penelitian di Cina menunjukkan bahwa orang yang terlilit utang dengan nilai tinggi menunjukkan peningkatan kemungkinan hipertensi dan gejala depresi. Utang rumah tangga dapat memiliki efek tidak langsung pada hipertensi melalui gejala depresi. Artinya, depresi dalam jangka panjang sebagai gangguan mental yang akhirnya dapat menimbulkan gangguan fisik berupa tekanan darah tinggi.
Song dan kawan-kawan memaparkaan dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Household Debt, Hypertension and Depressive Symptoms for Older Adults” (2020: 779-784, bahwa di antara 12.274 subjek, mereka yang memiliki utang rumah tangga tingkat tinggi menunjukkan peningkatan peluang hipertensi sebesar 12%. Selain itu, mereka berpeluang mengalami gejala depresi dua kali lipat dibandingkan dengan debitur rumah tangga tingkat rendah.
Uniknya penelitian tersebut menyebutkan bahwa utang rumah tangga memiliki efek langsung pada hipertensi. Peneliti di Cina tersebut menggunakan uji Sobel dan menemukan keserasian dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa utang yang berlebihan dikaitkan dengan penyakit kronis termasuk hipertensi, sebagaimana ditulis oleh Blomgren, dkk dalam artikel mereka yang berjudul “Over-indebtedness and Chronic Disease: a Linked Register-Based Study of Finnish Men and Women During 1995-2010" (2016: 535-544).
Baca Juga
5 Dampak Judi Online bagi Pelakunya
Sweet dkk juga menjelaskan bahwa temuan ini konsisten dengan studi bahwa utang yang berlebihan menyebabkan peningkatan tekanan darah diastolic, sebagaimana dikutip dalam artikel jurnal mereka yang berjudul “The High Price of Debt: Household Financial Debt and Its Impact on Mental and Physical Health” (hlm. 94-100). Tekanan darah yang naik pada penelitian ini adalah tekanan diastolik yang biasanya memiliki nilai lebih rendah daripada tekanan sistolik.
Secara khusus, dalam situasi yang penuh tekanan, tubuh melepaskan hormon stres, adrenalin, dan kortisol, ke dalam darah, dan mereka meningkatkan denyut jantung serta menyempitkan pembuluh darah sehingga meningkatkan tekanan darah. Dengan demikian, fisik seseorang yang mengalami tekanan utang juga terpengaruh secara sistemik.
Ancaman kesehatan tersebut relevan dengan sabda Nabi Muhammad SAW tentang utang. Diriwayatkan dari ‘Uqbah bin Amir, Rasulullah bersabda:
لاَ تُخِيْفًوْا أَنْفُسَكُمْ بَعْدَ أَمْنِهَا. قَالًوْا: وَمَا ذَاكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اَلدَّيْنُ
Artinya: “Jangan kalian menakuti diri kalian sendiri, padahal sebelumnya kalian dalam keadaan aman. Para sahabat bertanya: ‘Apakah itu, wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab: 'Itulah utang!'" (HR. Ahmad).
Rasa takut adalah gangguan mental yang banyak terjadi pada orang yang terlilit utang berlebihan. Perwujudan rasa takut itu adalah cemas dan depresi sebagaimana yang telah diuraikan oleh para peneliti di atas.
Oleh karena itu hadits Rasulullah tersebut relevan dan selayaknya diperhatikan sebagai pedoman bagi umat Islam untuk tidak meremehkan permasalahan utang sehingga tidak terjebak di dalam risikonya. Wallahu a’lam
Yuhansyah Nurfauzi, apoteker dan peneliti farmasi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Anjuran dan Keutamaan Menjaga Akal
2
Pesantren Darul Ulum Peterongan Gelar Pekan Ngaji Tafsir Karya Ulama-Ulama Nusantara
3
Kebakaran Hutan di Los Angeles Berubah Arah, Timbulkan Ancaman Baru
4
Pro-Kontra Guru dan Orang Tua Siswa soal Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan
5
Kebakaran Besar di LA, Cuaca Ekstrem dan Angin Kencang Jadi Faktor Penyebaran Titik Api
6
Pesantren Ma’arif NU Jakarta Dampingi Puluhan Santri agar Lolos Ujian Masuk PTN 2025
Terkini
Lihat Semua