Haul KH Wahid Hasyim Kenang dan Gali Keulamaan dan Pemikirannya
NU Online · Ahad, 20 April 2025 | 07:00 WIB
Sumedang, NU Online Jabar
Untuk mengenang dan menggali kembali jejak pemikiran serta kontribusi besar KH A Wahid Hasyim dalam dunia pendidikan dan keislaman Indonesia, Yayasan KH. A. Wahid Hasyim bersama Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Sumedang menggelar acara Haul & Halaqoh bertajuk Mata Rantai yang Hilang, Sabtu (19/4/2025) di Gedung Negara, Sumedang.
Acara ini turut dihadiri oleh Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, yang memberikan sambutan dan dukungan penuh atas terselenggaranya kegiatan reflektif ini.
Hadir pula para pimpinan badan otonom (banom) dan lembaga NU di lingkungan PCNU Sumedang, menambah semarak dan kekhidmatan acara.
Ketua Panitia Pelaksana, Aip S Mubarok, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk merefleksikan kembali pemikiran-pemikiran visioner KH A Wahid Hasyim yang telah memberikan kontribusi besar terhadap pembentukan karakter dan intelektual bangsa.
“Pemikiran dan keteladanan beliau menyimpan banyak khazanah yang relevan dengan kondisi bangsa saat ini. Ikhtiar ini adalah upaya kita menemukan kembali 'mata rantai yang hilang' dalam sejarah intelektual keislaman kita,” ujarnya.
Sementara itu, Gus Arief Rachman mengungkapkan sisi keilmuan luar biasa dari KH A Wahid Hasyim. Menurutnya, sang tokoh sudah menjadi seorang hafidz Al-Qur’an sejak usia sembilan tahun.
“Beliau sejak kecil memiliki kebiasaan mengkhatamkan Al-Qur’an setiap lima hari sekali. Inilah yang menjadi fondasi spiritual kuat yang mewarnai perjalanan hidup dan pemikirannya,” jelas Gus Arief.
Selengkapnya klik di sini.
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
4
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
5
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
6
Sunnah Puasa Ayyamul Bidh di Pertengahan Bulan Dzulhijjah 1446 H Hari Ini dan Esok
Terkini
Lihat Semua