Internasional

Upaya Muslimat NU Hong Kong Bumikan Aswaja di Negeri Beton

Kam, 1 April 2021 | 13:50 WIB

Upaya Muslimat NU Hong Kong Bumikan Aswaja di Negeri Beton

Ketua PCI Muslimat NU Hong Kong Ina Osman Tanjung. (Foto: dok. pribadi)

Hongkong, NU Online

Pengurus Cabang Istimewa Muslimat Nahdlatul Ulama (PCI Muslimat NU) Hong Kong bermula dari perintisan yang diprakarsai kaum perempuan muharrik (penggerak) yang menetap di sana. Tujuannya, untuk membumikan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah di negara berjuluk Negeri Beton itu.Ā 


"Jadi, awalnya dari 5 majelis taklim yang dikumpulkan untuk menyatukan warga Nahdliyin dalam naungan NU," kata Ketua PCI Muslimat NU Hong Kong Ina Osman TanjungĀ saat dihubungi NU Online, Selasa lalu.


Ina menceritakan perjuangan dirinya yang kala itu masih menjadi anggota Fatayat. Ia memiliki keinginan untuk segera meresmikan PCI Fatayat NU di sana, beserta kader lain Ina menemui salah seorang pengurus PBNU yang berkunjung ke Hong Kong sepulang lawatannya dari Macau.


"Karena pada saat itu tidak memenuhi syarat untuk meresmikan PCI Fatayat NU, akhirnya kami merintis untuk meresmikan PCINU dulu," ungkapnya


"Alhamdulillah setelah merintis selama 2 tahun, akhirnya Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) berdiri dan diresmikan langsung oleh Buya Said Aqil Siroj pada hari raya 2012 lalu," tambahnya.Ā 


Lebih lanjut, Ina yang juga menjabat sebagai Dewan Pembina PCI Fatayat NU Hong Kong mengatakan berbekal pengalaman bergabung di IPPNU sampai masuk jajaran pengurus anak cabang Muslimat NU Doko Blitar menjadi alasan baginya untuk memelopori didirikan PCI Muslimat NU Hongkong.Ā 


"Setelah diresmikannya PCINU kemudian disusul oleh peresmian lembaga dan banom NU lainnya, seperti NU Care-LAZISNU, Pagar Nusa, Fatayat," terangnya.Ā 


Saat ditanyai bagaimana tantangan dan kendala berorganisasi di lintas negara, Ina yang sudah 18 tahun tinggal di Hong Kong menjawab, banyak aliran yang mengklaim sebagai NU namun minim pemahaman Ke-NU-an yang menjadi pekerjaan rumah bagi pengurus di sana.Ā 


"Kalau tidak ya itu tadi pake seragam NU pake nama NU kadang tidak memahami apa itu sebenarnya NU, jadi, cuma disamakan dengan aliran-aliran islam lain yang penting Islam tetapi tidak paham tentang NU," jawabnya.Ā 


Ina juga menyampaikan para tenaga kerja wanita di sana sangat solid dan loyal mendedikasikan diri pada NU, oleh karena itu, keberadaan seorang volunteer (relawan) yang benar-benar paham secara matang ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah sangat dibutuhkan untuk meminimalisir adanya kesalahpahaman.Ā 


"Selain itu, karena kader-kader di sini kebanyakan buruh migran kendalanya mungkin dalam soal perizinan saja," pungkasnya.Ā 


Kontributor: Syifa Arrahmah

Editor: Fathoni Ahmad