Internasional

Turki Ungkap Kronologi Pembunuhan Jamal Khashoggi

NU Online  ·  Kamis, 1 November 2018 | 15:00 WIB

Turki Ungkap Kronologi Pembunuhan Jamal Khashoggi

Foto: Yasin Akgul/AFP/Getty Images

Istanbul, NU Online
Kejaksaan Turki merilis sebuah pernyataan resmi tentang pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Dalam pernyataan tersebut disebutkan bahwa Jamal Khashoggi langsung dicekik hingga tewas pada saat ia memasuki gedung Konsulat.

“Sesuai dengan rencana yang dibuat sebelumnya, korban, Jamal Khashoggi, dicekik hingga tewas sesaat setelah memasuki Konsulat Jenderal Arab Saudi,” sebut pernyataan itu, dikutip laman BBC, Kamis (1/11).

Kemudian jenazah Jamal Khashoggi dimutilasi dan dan dimusnahkan "sesuai dengan rencana yang sudah disusun". Meski demikian, pihak Turki tidak menyertakan bukti yang melandasi pernyataan itu. 

Pada Senin (29/10) waktu setempat, Jaksa Agung Saudi Saud al-Mojeb bertemu dengan ketua jaksa Istanbul, Irfan Fidan. Kemudian pada Selasa (30/10), al-Mojeb mendatangi markas pusat Organisasi Intelijen Turki (MIT) yang ada di Istanbul. Tidak diketahui apa saja yang dibahas dalam pertemuan tersebut karena bersifat tertutup.

Kepala Kejaksaan Turki menyebut bahwa pertemuan tersebut tidak menghasilkan hasil yang konkret. Mengapa? Karena tiga pertanyaan yang diajukan Kejaksaan Turki tidak mendapatkan jawaban dari Jaksa Agung Saudi. 

Ketiga pertanyaan tersebut adalah dimana jenazah Jamal Khashoggi? Apakah Saudi memiliki informasi tentang rencana pembunuhan? Dan siapa pihak setempat atau 'lokal kooperator' yang diajak bekerja sama? Demikian laporan media lokal Turki Hurriyet Daily News.

Hingga saat ini, pihak Kerajaan Saudi sudah mengeluarkan tiga pernyataan berbeda terkait dengan kasus Jamal Khashoggi. Pertama, pada 3 Oktober. Satu hari setelah hilangnya Jamal Khashoggi di gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Saudi menegaskan bahwa Jamal telah keluar gedung Konsulat beberapa jam setelah ia masuk.

Bahkan pada 8 Oktober, Pangeran Khalid bin Salman, Duta Besar Saudi untuk Amerika Serikat yang juga adik Putra Mahkota Muhammad bin Salman mengeluarkan sebuah surat terbuka yang menyatakan bahwa kabar kematian Jamal Khashoggi adalah tidak benar dan tidak berdasar.

Kedua, 20 Oktober. Saudi mengungkapkan bahwa Jamal Khashoggi terlibat diskusi dengan orang-orang di dalam gedung Konsulat, namun diskusi tersebut berubah menjadi perkelahian hingga menyebabkan Jamal Khashoggi terbunuh.

Ketiga, pada 21 Oktober. Untuk pertama kalinya, Saudi menggunakan kata ‘pembunuhan’ dalam kasus kematian Jamal Khashoggi. 

“Orang-orang yang melakukan ini, melakukannya di luar lingkup kewenangan mereka. Bahkan para pemimpin tinggi dinas intelijen kami tidak menyadari kejadian ini,” kata Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir dalam wawancara dengan Fox News. (Red: Muchlishon)