Jakarta, NU Online
Pembinaan keilmuan dan kajian keislaman Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir tidak lagi diragukan. Melalui Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) dan Lembaga Bahtsul Masail (LBM), PCINU Mesir melakukan kajian dan pembahasan tema tertentu dan responsif terhadap isu terkini.
"Kita memiliki kader yang cukup banyak di sana dan secara intensif mengadakan diskusi baik secara tematik atau merespon berbagai persoalan yang sedang hangat dibahas oleh para pemikir maupun publik," ujar Rais PCINU Mesir KH Muhlashon Jalaluddin saat dihubungi NU Online pada Ahad (18/11).
Kiai Muhlashon menyatakan bahwa pembinaan semacam itu sangat positif karena mampu memotivasi anggota untuk secara rajin membaca berbagai literatur keislaman.
"Dengan ilmu yang luas dan mendalam, kami yakin bahwa anggota NU Mesir nantinya akan menjadi kader yang memegang teguh ajaran ahlussunnah wal jamaah, moderat, toleran, dan mampu bekerja sama dengan kelompok aliran apapun," tegasnya.
Staf di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Mesir itu juga menjelaskan bahwa NU Mesir selain menempa kadernya dalam mengasah intelektualitasnya melalui diskusi, juga membina mereka dalam mengembangkan bakat di berbagai bidang, seperti tulis-menulis, kesenian, teknologi, olahraga, kepemimpinan, hingga kewirausahaan. Menurutnya, pengembangan ini perlu lebih ditingkatkan oleh kepengurusan PCINU Mesir yang baru.
"Karena tuntutan dakwah di masa yang akan datang menuntut seorang dai yang kreatif dalam menyebarkan risalah Islam di tengah-tengah masyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut, Kiai Muhlashon menceritakan bahwa setiap Ramadhan, PCINU selalu mendapat permintaan kader guna mengisi ceramah selama musim Ramadhan di beberapa negara. Terakhir, ia mengirim dua kader NU ke Belanda, satu orang ke Italia, dan satu orang ke Korea.
"Mudah-mudahan yang akan datang bisa lebih banyak lagi, karena kita selalu menyiapkan kader-kader yang mampu menyampaikan ajaran Islam secara sederhana dan sesuai dengan lingkungan yang menjadi audiennya," kata Alumnus Universitas Al-Azhar itu.
Senada dengan Kiai Muhlashon, Ilman M Abdul Haq, Ketua PCINU Mesir 2016-2018, juga mengungkapkan bahwa NU Mesir ke depan harus terus menjaga tradisi intelektualitasnya demi tersampaikannya Islam Ahlussunnah wal Jamaah al-Nahdliyah.
"Maka, NU Mesir merasa wajib menjaga tradisi itu," katanya.
Hal tersebut, lanjutnya, guna menghadapi tantangan ideologi Islam transnasional di wilayah sosial politik dan keagamaan yang terus menyasar mahasiswa Indonesia di Mesir. Pasalnya, ideologi itu bertentangan dengan ajaran NU dan ulama Al-Azhar, katanya.
Lebih lanjut, Ilman juga mengungkapkan bahwa NU Mesir harus lebih mandiri secara ekonomi. Hal ini sudah mulai berlangsung dengan kehadiran tiga wirausaha di bawah naungan PCINU Mesir, yakni Warung 22, Cargo NU dan Arabia NU Travel.
Tak hanya itu, perubahan dunia yang semakin cepat juga menantang kader NU Mesir untuk meningkatkan produktifitas dalam menghasilkan karya dan menuangkan gagasannya dalam berdakwah. Selanjutnya, NU Mesir juga, katanya, mesti berada dalam barisan yang siap menjaga kebijakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam langkah dakwahnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan kepada kepengurusan selanjutnya untuk siap menghadapi jalan terjal yang bakal dilalui demi kepentingan Islam, NU, dan Al-Azhar.
PCINU Mesir baru saja menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) X pada Kamis (15/11) lalu. Forum tersebut memilih kembali KH Muhlashon Jalaluddin sebagai Rais Syuriyah untuk masa khidmat 2018-2020, sedangkan Ketua Tanfidziyah diamanahkan kepada Muhammad Nora Burhanuddin. Pria asal Lamongan, Jawa Timur itu menggantikan Ilman M Abdul Haq setelah mendapat 45 suara dari 96 total suara. (Syakir NF/Muiz)