Strategi Salafi-Radikal Rekrut Anak Muda Jerman
NU Online · Ahad, 30 November 2014 | 14:01 WIB
Frankfurt am Main, NU Online
Sebuah konferensi tahunan bertema âRadikal-Salafismus in Deutschlandâ yang diselenggarakan Frankfurter FGI (Forschungszentrum Globaler Islam) membahas perkembangan terakhir gerakan Salafi-Radikal di Jerman yang sekarang ditengarai sangat ideal ditumpangi oleh ISIS (Islamic State of Iraq and Shuriah).
<>
Sudah puluhan aktivis Salafi-Radikal Jerman yang pergi ke Iraq untuk bergabung dengan pasukan ISIS. Bahkan beberapa waktu lalu di Hamburg dan Celle terjadi bentrok antara pendukung ISIS dengan pengungsi Kurdi yang ada di kota itu. Massa kedua kelompok yang bersenjatakan tongkat, besi, dan pisau itu saling serang sebelum akhirnya dihentikan oleh polisi anti huru-hara.
Demikian dilaporkan Suratno, dosen Universitas Paramadina Jakarta, kepada NU Online, di sela-sela mengikuti kegiatan ARFI 2014 (Academic Recharging For Islamic Higher Education, kerja sama Diktis-Kemenag RI dengan Universitas-Frankfurt) yang dilaksanakan seharian penuh pada Jumâat (28/11) di Gedung âHistorische Museumâ di Romer, Frankfurt am Main, Jerman.
Di Jerman, katanya, memang dalam beberapa tahun belakangan terjadi fenomena yang mengejutkan dimana makin banyak kaum muda yang bergabung dalam kelompok Salafi-Radikal. Pembicara konferensi menjelaskan bahwa memang perubahan strategi dari kelompok Salafi-Radikal terbukti cukup efektif menarik minat kaum muda di Jerman untuk bergabung dengan mereka.
âKelompok Salafi-Radikal punya figur yang bisa menjadi idola kaum muda, seperti Pierre Vogel mantan boxer, Deso Dogg (aka Abu Malik al-Almani) mantan penyanyi rap dan hip-hop, Philip Berger (aka Abu Osama al-Almani) mantan pengantar-pizza, Denis Cuspert yang sering bergaya mirip Justin Beiber, dan lainnya. Keberadaan figur-figur itu memudahkan kelompok Salafi Radikal dalam upaya mendekati kaum muda di Jerman dan menjadikan mereka sebagai target rekrutmen,â tuturnya.
Secara sosiologis, tambahnya, memang kelompok Salafi-Radikal di Jerman sudah melakukan beberapa apropriasi (penyesuaian) strategi dakwah (missionierung) mereka dengan sosio-kultur anak muda Jerman. Ada dua strategi utama, yakni (1) Cool-Jihad yang menyesuaikan gaya dan hobi anak-anak muda dan (2) Empfindsamkeit (kepekaan) untuk âmenyentilâ sisi-sisi afektif dan heroisme jiwa-muda sehingga mudah diajak bergabung ke kelompok Salafi-Radikal. Dengan 2 strategi utama tersebut maka cara-cara konvensional melalui dakwah tentang ideologi Salafi-Radikal tidak menjadi prioritas utama. Ideologi hanya akan diperkuat bagi mereka yang sudah bergabung. Jadi tujuan utama bergabung dahulu, ideologi urusan belakangan.
Melalui cool-jihad, kelompok Salafi-Radikal memproduksi lagu-lagu Jihad berirama hip-hop dan rap. Misalnya lagu Hayya ngalal jihad, Dunya dan lainnya. Mereka juga memproduksi kaos dengan logo strip-tiga Adidas dan mengganti kata Adidas dengan Al-Qaeda, memproduksi postergirls des jihad, FB seite dan lainnya. Kelompok Salafi-Radikal bahkan memproduksi Romantisierung melalui foto-foto dan video pasangan jihadis yang mesra, puisi-puisi yang melankolis, juga melalui kartu pos (yang memang sudah tradisi di Jerman kartu pos digemari anak muda).
âBahkan ada foto, video dan kartu pos terkenal dikalangan Salafi-Radikal yakni My Little Mujahid berupa kucing-kesayangan piaraan salah satu anggota kelompok itu, dikenal juga sebagai Das Profetik-Katzen. Untuk anggota perempuan juga Kleidung als Methaper (baju sebagai metafora) juga mulai diwacanakan. Sementara itu aspek Empfindsamkeit (kepekaan) dilakukan melalui acara gathering program seperti pertunjukan musik, pemutaran video dan film-film bertema heroisme jihad, aktivitas-fisik bersama (outbond), dan sebagainya,â ujar Suratno.
Dalam konferensi tahunan itu juga dibahas bahwa dua strategi di atas hanya awal (pintu-masuk) bagi bergabungnya anak-anak muda di Jerman dengan kelompok Salafi-Radikal. Proses menjadi radikal sendiri, meski berbeda-beda, tapi secara psikologis umumnya memerlukan waktu sekitar 2 tahun. Dalam rentang waktu itu, biasanya anak-muda akan menjauh dari keluarga (orang tua) mereka. Relasi anak muda Jerman dengan keluarganya yang setelah usia 17 tahun bebas memilih tinggal dengan orang tua atau keluar dari rumah menjadikan 2 tahun aktivitas anak muda Jerman dalam kelompok Salafi-Radikal jauh dari perhatian dan kontrol orang tua atau keluarga mereka.
Dalam 2 tahun proses radikalisasi itu ada 6 hal utama yang diinternalisasi pada anak muda dalam kelompok Salafi Radikal yakni: (1) Gemeinschaft und identitaet (komunitas dan identitas), (2) Gehorsam (ketaatan), (3) Wissen (pengetahuan), (4) Werte (nilai-nilai), (5) Wahrheit (keyakinan), dan (6) Rechtigkeit (perjuangan utk keadilan). (Red: Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan MuharramÂ
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua