Internasional

Setelah Bentrok dengan Hamas, Israel Buka Jalur Perbatasan Gaza

Ahad, 12 Mei 2019 | 15:45 WIB

Setelah Bentrok dengan Hamas, Israel Buka Jalur Perbatasan Gaza

Peta tanah Palestina yang dicaplok Israel

Gaza, NU Online
Badan Penjaga Perbatasan Israel (COGAT) menyatakan bahwa ada dua perbatasan dengan Jalur Gaza yang dibuka kembali pada Ahad (12/5). Dilaporkan, dua pos perlintasaan dibuka itu ada di Erez dan Kerem Shalom. Biasanya pos perlintasan ini digunakan untuk arus penduduk dan pengiriman barang.

Keputusan ini diambil setelah tentara Israel dan milisi Palestina terlibat saling serang pada Ahad lalu. Meski demikian, dua pos tersebut tidak lantas dibuka terus. Diberitakan AFP, kedua pos tersebut bisa saja ditutup kembali bila hubungan kedua belah pihak kembali memanas.

Sebelumnya, otoritas Israel juga telah mencabut batasan wilayah bagi para nelayan Palestina untuk mencari ikan di Laut Mediterania. COGAT mengumumkan bahwa pada Jumat, 10 Mei kemarin, zona memancing Jalur Gaza dibuka kembali bagi nelayan Palestina dengan jarak sejauh 12 mil laut, dari yang sebelumnya hanya 9 kilometer.

Kebijakan ini dinilai sebagai langkah pertama yang dijalankan Israel setelah menerapkan gencatan senjata dengan militan Palestina di Jalur Gaza pada Senin (6/5 lalu). 

Untuk diketahui, menjelang bulan Ramadhan kemarin, milisi Palestina yang menguasai Jalur Gaza, Hamas, dan tentara Israel terlibat saling serang. Dalam pertempuran itu, serangan udara Israel berhasil mengenai 260 sasaran di Gaza. Israel mengklaim, serangan itu dilancarkan sebagai balasan setelah sebelumnya milisi Gaza melancarkan serangan ke wilayah mereka. 

Bentrokan tersebut menyebabkan 19 warga Palestina dan empat warga meninggal dunia. Selain itu, bentrokan tersebut juga membuat Israel menutup perbatasan dan melarang pengiriman ke Jalur Gaza. Termasuk pengiriman bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga diesel.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam bentrokan antara milisi Palestina dan tentara Israel menjelang Ramadhan tersebut. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, meminta semua pihak untuk saling menahan diri. (Red: Muchlishon)