Internasional JURNAL DAI RAMADHAN

Semarak Ramadhan di Hong Kong

NU Online  ·  Rabu, 31 Mei 2017 | 11:00 WIB

Semarak Ramadhan di Hong Kong

Tarawih di Musholla PCINU Hong Kong.

Waktu imsak di Hong Kong sekitar pukul 04:04 dan waktu berbuka pada pukul 19:06. Perbedaan waktu dengan Indonesia hanya sekitar satu jam. Orang Hong Kong menganggap pada tanggal 31 Mei ini ialah hari terakhir musim dingin, sedangkan Juni sudah masuk pada musim panas.

Beruntungnya sebagai anak bangsa tinggal di Indonesia, air melimpah, tanah bertuah, alam rayanya amat indah untuk dijelajah. Berbeda dengan Hong Kong, dengan penduduk yang mencapai 7 juta orang tinggal dalam wilayah 426 mil persegi, menjadikan kota ini masuk jajaran kota paling padat di dunia.

Namun demikian, secara ekonomi kota ini menjadi salah satu yang paling kompetitif di dunia, dengan gedung-gedung pencakar langit dan apartemen-apartemen menjulang yang menghiasi hampir di setiap sudut kota.

Jumlah Buruh Migran Indonesia yang mencapai 170 ribuan menjadi bukti kota ini sebagai destinasi bekerja karena upahnya yang lumayan tinggi yakni sekitar 4310 dolar HK.

Orang Indonesia sendiri di Hong Kong ada yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), Buruh Migran Indonesia (BMI) dan juga Warga Negara Indonesia (WNI).

Di Hong Kong agak sulit mendapatkan makanan yang halal. Kita bisa mendapatkannya biasanya di tempat makan sekitar masjid. Masjid sendiri menyediakan sajian takjil puasa untuk setiap Muslim yang berkunjung. Mereka amat antusias menyiapkan sajian berbuka karena ganjarannya yang besar.

Di Hong Kong terdapat 6 masjid; dengan rincian 4 masjid di Hong Kong Island, 2 di Semenanjung Kowloon. Masjid yang tertua adalah Jamia Mosque Central yang dibangun tahun 1890. Masjid termuda, Ibrahim Mosque, di Yau Ma Tei, Kowloon, diresmikan pada 24 November 2013.

Untuk mushala baru ada di bilangan Cause Way Bay yang merupakan mushala PCINU Hong Kong. Itu pun masih sangat terbatas karena hanya mampu menampung sekitar 30 orang jamaah. Mushala ini belum milik sendiri karena setiap bulan harus merogoh kocek sekitar 30 juta rupiah hanya untuk biaya sewanya. 

Orang Hong Kong takjub jika tahu banyak BMI yang sudah memiliki rumah di Indonesia, karena harga rumah di sini bisa dikatakan paling mahal sedunia. Harganya mencapai 45 juta rupiah per 30 cm. Orang sini menyebutnya satu C. Ini berbeda dengan di Indonesia yang menggunakan ukuran meter persegi.

Bisa dibilang dengan kesibukan kerja dan lingkungan mayoritas warganya yang atheis dan non muslim, Muslim Hong Kong amatlah giat dalam mengisi waktu di bulan Ramadhan. 

Hal ini dibuktikan dengan ramainya jamaah shalat tarawih, tadarus Al Quran, dan banyaknya majelis taklim yang mencapai dua ratusan membuat Ramadhan kian semarak di Hong Kong.

Saepuloh, pendakwah, anggota Dai Ramadhan LDNU yang ditugaskan di Hong Kong.