Riyadh, NU Online
Khaled bin Farhan, seorang pangeran Kerajaan Arab Saudi yang diasingkan dan mendapat suaka di Jerman, mengajak paman-pamannya seperti Ahmed dan Muqrin bin Abdul Azis untuk mengambil alih kekuasaan dari Raja Salman bin Abdul Aziz.
Khaled mengemukakan jika pemerintahan Saudi di bawah Raja Salman saat ini 'tidak rasional dan bodoh.' Salah satu alasannya, Raja Salman mengganti Muhammad bin Nayef dengan Muhammad bin Salman sebagai putra mahkota pada Juni 2017 lalu.
“Jika Raja Salman dalam kondisi kesehatan yang baik, hal-hal tidak akan mencapai tahap ini. Ketika kita melihat kebijakan publik di Arab Saudi, kita bisa melihat bahwa Raja Salman sepenuhnya absen dari layar atau dari panggung politik di Arab Saudi,” kata Khaled.
Khaled bin Farhan menyampaikan seruannya itu kepada Middle East Eyes pada Senin (21/5). Seruan kudeta tersebut ditujukan untuk menyelamatkan kerajaan Arab Saudi.
Setelah diangkat menjadi putera mahkota, Muhammad bin Salman mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak biasa, bahkan dinilai kelewatan. Pada 2017 lalu, Muhammad bin Salman menangkap ratusan pangeran dan pejabat Saudi dengan dalih pemberantasan korupsi.
Mereka yang ditangkap kemudian dibebaskan setelah membayar sejumlah tebusan uang. Meski demikian, mereka tidak benar-benar bebas karena setiap gerak-geriknya diawasi. Hal ini lah yang memicu kebencian para pangeran terhadap penguasa Saudi saat ini.
Khaled menyatakan kalau seandainya paman-pamannya itu bersedia untuk melakukan kudeta, maka akan ada banyak eleman bangsa yang siap berdiri di belakangnya. Bahkan, dia mengklaim bahwa 99 persen anggota kerajaan, tentara, dan pasukan keamanan akan mendukungnya.
“Ada begitu banyak kemarahan di dalam keluarga kerajaan,” katanya. (Red: Muchlishon)