Internasional

Saudi Akhirnya Akui Jenazah Jamal Khashoggi Dimutilasi

NU Online  ·  Kamis, 15 November 2018 | 15:45 WIB

Riyadh, NU Online
Wakil Jaksa Penuntut Umum dan juru bicara kantor jaksa Saudi, Shaalan al-Shaalan, mengatakan kalau Jamal Khashoggi tewas setelah disuntik bius dengan dosis mematikan di gedung Konsulat Saudi di Istanbul Turki pada 2 Oktober lalu. 

Tidak hanya itu, Shaalan juga menyebutkan kalau jenazah Jamal Khashoggi dimutilasi, setelah dibunuh. Kemudian jenazahnya dibawa keluar dari gedung Konsulat. Demikian laporan terbaru sebagaimana yang diberitakan Reuters, Kamis (15/11).

Shaalan menambahkan, potongan-potongan tubuh Jamal Khashoggi lalu diserahkan kepada agen lokal Turki di luar halaman Konsulat. Saat ini, sketsa wajah agen lokal tersebut akan diserahkan kepada otoritas Turki.

Shaalan juga membeberkan kalau Ahmed al-Assiri, Wakil Kepala Intelijen Saudi, adalah orang yang memerintahkan misi agar Jamal Khashoggi kembali ke Saudi. Al-Assiri juga disebut sebagai orang yang membentuk tim yang beranggotakan 15 orang untuk menjemput –membunuh- Jamal Khashoggi di Istanbul Turki.

15 orang tersebut, imbuh Shaalan, dibagi ke dalam tiga tim: tim logistik, tim negosiasi, dan tim intelijen. Meski demikian, tidak disebutkan siapa nama ketua tim negosiasi yang memberi perintah untuk menghabisi nyawa Jamal Khashoggi.

Shaalan menyatakan, pembunuhan Jamal Khashoggi terjadi setelah proses negosiasi untuk membujuk Jamal pulang ke Saudi gagal. Pernyataan Shaalan ini tidak sesuai dengan pernyataan jaksa penuntut umum Saudi, Saud al-Mojeb, beberapa waktu lalu. Al-Mojeb menyebut kalau pembunuhan Jamal Khashoggi adalah terencana.

Tersangka dituntut hukuman mati

Shaalan mengatakan, 11 dari 21 tersangka kasus pembunuhan Jamal Khashoggi telah didakwa. Rencananya, 11 orang ini akan menjalani persidangan dalam waktu dekat ini. Tidak hanya itu, penyelidikan terhadap tersangka-tersangka lainnya juga terus dilakukan dan berlanjut.

Shaalan menuturkan, ada lima orang dituntut hukuman mati. Namun demikian, ia tidak menyebutkan siapa saja lima orang yang tersebut.

“Jaksa penuntut umum telah meminta hukuman mati untuk lima individu yang didakwa atas memerintahkan dan melakukan kejahatan dan meminta hukuman yang pantas untuk individu lainnya yang juga didakwa,” kata Shaalan.

Muhammad bin Salman tidak terlibat

Wakil Jaksa Penuntut Umum dan juru bicara kantor jaksa Saudi, Shaalan al-Shaalan juga menegaskan, Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman tidak mengetahui misi pembunuhan Jamal Khashoggi. Bahkan, Shaalan menuturkan kalau Muhammad bin Salman sempat diberikan laporan palsu terkait dengan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.

“Dia (Muhammad bin Salman) tidak mengetahui,” tegas Shaalan, dilansir AFP dan Bloomberg, Kamis (15/11).

Turki tidak puas

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengaku tidak puas dengan penjelasan-penjelasan terbaru Saudi. Terutama Jamal Khashoggi awalnya dibujuk untuk kembali ke Saudi, namun karena tim Saudi yang beranggotakan 15 orang gagal maka kemudian Jamal disuntik bius dengan dosis mematikan hingga tewas. 

Cavusoglu meyakini, pembunuhan Jamal Khashoggi adalah sesuatu yang telah direncanakan. Bukan karena Jamal melawan.

“Mereka mengatakan orang ini (Khashoggi-red) dibunuh karena melawan, padahal pembunuhan ini direncanakan," kata Cavusoglu, sebagaimana dikutip dari laman Reuters, Kamis (15/11).

Ia juga mengatakan kalau proses mutilasi bukan lah hal yang spontan. Baginya, proses mutilasi juga sudah direncanakan mengingat perlengkapan dan orang-orang yang ada sudah dipersiapkan.

“Mereka mengatakan dia dimutilasi tapi ini bukanlah hal yang spontan. Perlengkapan yang diperlukan dan orang-orang yang dibawa sejak awal untuk membunuh dan kemudian memutilasinya," kata Cavusoglu merespons pernyataan Shaalan sebelumnya. (Red: Muchlishon)