Internasional

Said Aqil: Afganistan Pernah Menggetarkan Dunia

NU Online  Ā·  Jumat, 25 Oktober 2013 | 16:02 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengingatkan para calon mahasiswi Afganistan yang akan belajar di perguruan tinggi NU, Afganistan mempunyai banyak ulama dan tokoh muslim kaliber dunia, seperti Imam Abu Hanifah, Abu Bakar Al-Baqillani, dan Jamaluddin Al-Afgani.<>

ā€œAfganistan telah melahirkan banyak sekali ulama yang diikuti oleh umat Islam di seluruh dunia dan insyaallah akan teus lahir generasi ulama dari Afganistan,ā€ kata Said Aqil saat memberikan pembekalan kepada 23 calon mahasiswi Afganistan di kantor PBNU Jakarta, Jum’at (25/10).

Afganistan juga pernah menjadi pusat perhatian dunia, saat para muhajidnya berhasil mengalahkan Uni Soviet. ā€œKemenangan Afganistan waktu itu telah menggetarkan dunia dan membuat citra umat Islam terangkat,ā€ kata Said Aqil.

Namun kebesaran Afganistan mulai hilang semenjak negara muslim ini dirundung konflik. ā€œKita menyesalkan sekarang ini terjadi konflik yang semuanya mengatasnamakan Islam,ā€ tambahnya.

Dalam hal mengelola konflik dan memelihara perdamaian, ia berharap Afganistan dapat meniru Indonesia.

ā€œDi sini ada enam agama resmi dan banyak sekali aliran kepercayaan, juga ada empatratusan suku. Namun kami punya komitmen untuk mempersatukan tanah air,ā€ katanya didampingi Wakil Ketua Umum PBNU H As'ad Said Ali.

Umat Islam sebagai mayoritas penduduk Indonesia, bahkan merupakan yang terbesar di seluruh dunia, mengedepankan prinsip nasionalisme dalam membina hubungan dengan agama lain atau suku yang berbeda.

ā€œPara ulama pendiri negara ini seperti Kiai Hasyim Asy’ari berprinsip bahwa Islam dan nasionalisme itu saling memperkuat. Kalau Islam saja, kita akan menjadi radikal. Kalau nasionalis saja, kita akan menjadi sekuler. Kita telah berhasil memadukan antara Islam dan nasionalisme,ā€ kata Ketua Umum PBNU di di hadapan para calon mahasiswi NU dari Afganistan.

23 calon mahasiswi dari Afganistan berusia 19-23 tahun itu merupakan perwakilan dari beberapa wilayah di Afganistan. Mereka akan menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi NU, yakni Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang selama empat tahun ditambah matrikulasi bahasa Indonesia selama satu tahun.

Mereka akan mendapatkan beasiswa penuh dari PBNU yang kan belajar di Fakultas Ekonomi, Farmasi, FISIP dan Ilmu Hukum. Pengiriman mahasiswa dari Afganistan untuk belajar di perguruan tinggi NU ini merupakan kelanjutan dari beberapa kali kunjungan NU ke Afganistan dan kunjungan ulama Afganistan ke PBNU dan beberapa pesantren. (A. Khoirul Anam)