Internasional

Pengungsi Suriah Hadapi Musim Dingin yang Kejam

NU Online  ·  Jumat, 13 Desember 2013 | 01:17 WIB

Saadnayel, NU Online
Dalam menghadapi musim dingin yang keras, pengungsi Suriah hanya dapat berlindung di tenda-tenda plastik di wilayah Saadnayel Lebanon Selatan.
<>
"Saya lebih baik mati sejuta kali daripada hidup dalam kondisi dihinakan seperti ini,” kata Faisal, (48) kepada Agence France Presse (AFP) Kamis, (12/12).

Faisal adalah satu dari 500 pengungsi yang tidak terlindungi dalam menghadapi badai musim dingin yang sangat keras yang terjadi beberapa hari lalu.

Seperti ratusan ribu pengungsi lainnya, ayah dari empat anak ini terpaksa mengungsi dari rumahnya di Suriah utara.

Dalam tenda pengungsian, tidak terdapat pemanasan yang memadai untuk mengatasi badai yang sangat menusuk tulang.

"Ketika terjadi hujan salju, air yang mencair masuk meruntuhkan tenda karena bertanya salju,” kata Sakr (13).
 Anak-anak lainnya, beberapa diantaranya tidak menggunakan topi sama sekali, bersin-bersin dan menggosok tangan mereka yang membeku bersama-sama. Sepatu mereka dipenuhi lumpur.

"Berikan kami sesuatu untuk membuat kami hangat,” kata mereka pada sekelompok wartawan.

Di tenda lain, laki-laki dan perempuan memeluk dan membelai bayi-bayi mereka untuk mentransfer kehangatan tubuh mereka pada bayi.

Beberapa pengungsi harus menggunakan apa saja untuk mengatasi dinginnya udara.

"Kami harus membakar sepatu untuk menjaga kehangatan karena tidak ada yang lain yang bisa digunakan,” kata Najla (40). 
PBB mengkonfirmasi kondisi ini sangat memerlukan perhatian agar para pengungsi dapat mengatasi musim yang mengerikan ini.

"Kami khawatir karena udara benar-benar dingin di wilayah Bekaa, dan kami sangat khawatir kondisi pemukiman pengungsian karena banyak diantaranya dibawah standar,” kata juru bicara The United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Lisa Abou Khaled.

UNHCR dan tentara Lebanon telah membagi-bagikan selimut hangat dan uang untuk membeli bahan bakar penghangat.

Paling tidak 125,835 meninggal sejak konflik Suriah, menurut Syrian Observatory for Human Rights yang diumumkan minggu lalu.

Konflik tersebut menyebabkan lebih dari dua juta rakyat Suriah mengungsi ke negara-negara tetangga, selain dua juta lainnya yang terpaksa pindah ke tempat lain di dalam negeri. (onislam/mukafi niam)