Internasional

Pemimpin Muslim Dunia Serukan Akui Yerusalem Timur Ibu Kota Palestina

Kam, 14 Desember 2017 | 03:45 WIB

Pemimpin Muslim Dunia Serukan Akui Yerusalem Timur Ibu Kota Palestina

Ilustrasi (Reuters)

Istanbul, NU Online
Para pemimpin Muslim dari berbagai negara mengecam Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mendeklarasikan pengakuan atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Mereka menyerukan kepada dunia untuk merespon kondisi ini dengan mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

Hal itu mencuat dalam konferensi tingkat tinggi luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang dihadiri lebih dari 50 negara Muslim di Istanbul, Turki, Rabu (13/12), seperti dilansir Reuters.

Presiden Turki Tayyip Erdogan selaku tuan rumah mengatakan, langkah AS tersebut menunjukkan bahwa Washington telah kehilangan perannya sebagai mediator dalam upaya mengakhiri konflik Israel-Palestina.

"Kita perlu membahas siapa yang akan menjadi mediator mulai sekarang. Ini perlu ditangani di PBB juga," kata Erdogan dalam sesi terakhir pertemuan itu.

Turut berpartisipasi dalam forum internasional tersebut antara lain Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Iran Hassan Rouhani, dan Raja Yordania Abdullah, sekutu dekat AS. Mereka semua mengkritik sikap yang diambil Trump.

"Yerusalem dan akan selalu menjadi ibu kota Palestina," kata Abbas. Menurutnya, keputusan Trump adalah kejahatan terbesar dan teemasuk pelanggaran hukum internasional.

Yerusalem sebagai kota yang sangat dihormati kaum Muslim, Yahudi, dan Kristiani, merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam dan menjadi jantung konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade. Israel merebut Yerusalem Timur pada tahun 1967, kemudian mencaploknya dalam sebuah tindakan yang tidak diakui secara internasional.

Pengumuman resmi di situs kementerian Turki dan isi "Deklarasi Istanbul" yang dibagikan kepada para wartawan usai pertemuan tersebut mengatakan bahwa para pemimpin Muslim dunia meminta semua negara untuk mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

"Kami menyeru pemerintahan Trump untuk mempertimbangkan kembali keputusannya yang melanggar hukum yang dapat memicu kekacauan di wilayah ini; juga untuk membatalkan langkah kelirunya," kata deklarasi tersebut.

Iran, yang terkunci dalam persaingan regional dengan Arab Saudi, mengatakan bahwa dunia Muslim harus mengatasi masalah internal melalui jalan dialog sehingga bisa bersatu melawan Israel. Teheran telah berulang kali menyerukan penghancuran negara Israel dan mendukung beberapa kelompok militan dalam perjuangan mereka melawannya. (Red: Mahbib)