PBNU Prihatin Konflik Sunni-Syiah di Irak
NU Online · Selasa, 24 Juni 2014 | 10:00 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan keprihatinannya atas menguatnya konflik horisontal yang terjadi di Irak antara kelompok Sunni dan Syiah.
<>
“Irak merupakan negara seribu satu malam, sungguh memprihatinkan jika diantara kelompok masyarakat saling bertikai,” katanya, di gedung PBNU, Selasa (24/7).
Ia mengatakan, konflik yang terjadi saat ini, jika ditelusuri ke belakang, merupakan akibat dari invasi Amerika Serikat ke Irak tahun 2003 lalu, yang sampai saat ini telah menelan ratusan ribu korban dan menjadikan Irak tidak stabil.
“Saddam Hussein tidak disukai karena kediktatorannya, tapi penyerbuan yang diakibatkan oleh Amerika Serikat menelan korban yang jauh lebih banyak,” tandasnya.
Sebelum invasi tersebut, kata Said Aqil yang menyelesaikan doktornya di Arab Saudi, hubungan antara Sunni dan Syiah cukup baik, sebagaimana hubungan antara kedua kelompok tersebut di Lebanon. Beberapa waktu lalu, ia berkunjung ke Lebanon, dan dua orang yang menjemput adalah orang Sunni dan Syiah, yang menunjukkan hubungan yang baik antara dua kelompok tersebut.
Karena itu, ia tidak setuju atas keterlibatan pihak asing dalam upaya mengatasi konflik sektarian ini. Upaya memfasilitasi diplomasi kelompok yang bertikai di dalam negeri Irak sendiri merupakan langkah paling tepat.
Untuk menstabilkan Irak, Kang Said berpendapat, negara tersebut harus dipimpin oleh orang kuat yang mampu bertindak tegas, meskipun bukan berarti harus menjadi diktator seperti Saddam Hussein, tetapi stabilitas merupakan prioritas utama yang harus dipenuhi.
Sejumlah analis mengatakan, merebaknya konflik ini dipicu oleh ketidakmampuan PM Irak Nuri al Maliki dalam mengakomodasi kepentingan semua kelompok. Kabinet dan posisi penting pemerintahan Irak didominasi oleh kalangan Syiah dan meminggirkan kelompok Sunni. Kelompok Sunni dan suku-suku yang tersingkir akhirnya melakukan perlawanan, bergabung dengan gerilyawan Negara Islam Irak dan Mediterania (ISIL). Mereka telah merebut sejumlah kota penting seperti Mosul dan Tikrit serta terus bergerak maju menuju Bagdad. (mukafi niam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
6
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
Terkini
Lihat Semua