Damaskus, NU Online
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta dunia internasional untuk menahan diri terkait dengan konflik Suriah. Saat ini, tensi militer dan politik di Suriah sangat tinggi. Oleh karenanya, ketegangan yang terjadi di Suriah harus diredakan. Salah satu caranya adalah negara-negara besar yang trlibat harus melakukan diplomasi untuk mengakhiri konflik Suriah.
Kita membutuhkan tidak hanya penurunan tensi militer tapi juga tensi politik dan saya kira itu bisa dilakukan melalui diskusi mendalam,” kata Perwakilan khusus PBB untuk Suriah Staffan de Misturaseperti seperti dilaporkan laman Aljazeera, Sabtu (21/4).
Permintaan ini disampaikan dia sesaat setelah menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Lebih lanjut, De Misturaseperti mengatakan bahwa pemerintah Suriah dan sekutu harus memberi izin kepada penyidik untuk melaksanakan penyelidikan di Douma, Suriah, tempat dimana serangan gas beracun menyasar.
Baca juga: https://www.nu.or.id/post/read/88541/serangan-gas-beracun-di-suriah-iran-itu-konspirasi-barat
De Misturaseperti mengaku senang dengan komitmen Rusia terkait dengan situasi konflik Suriah. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyanggah tuduhan Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa Rusia sengaja menghalang-halangi tim penyidik internasional untuk segera bekerja di Suriah.
Serangan gas beracun yang terjadi di Douma, wilayah paling timur dari Ghouta Timur, pada Sabtu (7/4). Serangan ini menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan orang lainnya. Negara-negara Barat menuding Suriah dan sekutunya yang melancakan serangan gas beracun itu.
Sementara itu, pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia, membantah telah melancarkan serangan gas beracun itu. Mereka menganggap tuduhan tuduhan tersebut adalah tidak benar dan dibuat-buat. (Red: Muchlishon)