Internasional

Pandangan Publik Amerika pada Muslim Memburuk

NU Online  ·  Sabtu, 2 Agustus 2014 | 01:09 WIB

Jakarta, NU Online
Rakyat Amerika marah ketika mereka dimata-matai oleh National Security Agency atau Badan Keamanan Nasional, tetapi banyak diantara mereka yang mendukung penegakan hukum yang keras pada Muslim, demikian menurut sebuah jajak pendapat yang dirilis Selasa oleh Arab American Institute sebagaimana dilaporkan oleh The Huffington Post. 
<>
Survei yang dilakukan oleh Zogby Analytics untuk kelompok advokasi, menemukan bahwa 42 persen orang Amerika percaya penegakan hukum yang keras dibenarkan sebagai taktik melawan Muslim-Amerika dan Arab-Amerika. Survei tersebut juga menunjukkan sikap Amerika terhadap Arab-Amerika dan Muslim Amerika telah berubah menjadi buruk sejak Arab American Institute pertama kali mulai melakukan jajak pendapat pada 2010. Jajak pendapat baru menemukan mereka yang menerima keberadaan Arab-Amerika berada pada tingkat 36 persen, turun dari 43 persen tahun 2010. Untuk Muslim-Amerika, penerimaan mereka hanya 27 persen, dibandingkan dengan 36 persen pada tahun 2010. 

Terdapat sejumlah berita terkait dengan umat Islam yang menghiasi media belakangan ini yang mempengaruhi pandangan publik di Amerika Serikat seperti perang sipil yang sedang berlangsung di Suriah; munculnya ISIS, atau Negara Islam di Irak dan Levant, di Irak; penculikan siswi Nigeria oleh kelompok Islam Boko Haram; dan serangan terhadap misi diplomatik AS di Benghazi, Libya pada 2012 lalu. 

"Upaya untuk mengatasi hal ini ke depan sudah jelas," tulis lembaga survei dalam ringkasan eksekutif survei. "Pendidikan dan pemberian penjelasan yang lebih luas tentang Arab Amerika dan Muslim Amerika adalah kunci baik untuk pemahaman yang lebih besar dari komunitas-komunitas yang berkembang dari warga negara Amerika dan untuk menjaga hak-hak mereka dijamin." 

Jajak pendapat menemukan semakin banyak orang Amerika meragukan bahwa Muslim-Amerika atau Arab-Amerika akan mampu tampil di sebuah pos pemerintah tanpa terpengaruh oleh etnis atau agama mereka. Tiga puluh enam persen responden merasa bahwa Arab-Amerika akan dipengaruhi oleh etnis mereka, dan 42 persen mengatakan Muslim-Amerika akan dipengaruhi oleh agama.

Hasil berbeda oleh partai politik, dengan mayoritas Partai Republik memiliki pandangan negatif dari kedua Arab-Amerika dan Muslim. 30 persen pemilih partai Demokrat menilai negatif Arab-Amerika sedangkan untuk Muslim-Amerika, persentase pandangan negatifnya mencapai 33 persen, sementara sebanyak 54 persen pemilih Partai Republik nilai secara negatif Arab-Amerika dan bahkan sebanyak 63 persennya menilai negatif Muslim-Amerika. 

Demikian pula, Partai Republik lebih cenderung berpikir bahwa Arab-Amerika dan Muslim Amerika tidak dapat memegang peranan dalam pemerintahan tanpa dipengaruhi oleh etnis atau agama. Lima puluh tujuh persen dari Partai Republik mengatakan mereka percaya Muslim-Amerika akan dipengaruhi oleh agama mereka, sementara setengahnya mengatakan hal yang sama untuk Arab-Amerika. Hampir setengah dari Demokrat mengatakan mereka yakin Muslim-Amerika dan Arab-Amerika bisa melakukan pekerjaan mereka tanpa pengaruh. 

Survei tersebut juga menunjukkan kesenjangan generasi dalam sikap terhadap Arab-Amerika dan Muslim-Amerika, dengan responden yang lebih muda menunjukkan penerimaan lebih terhadap kedua kelompok. Bagian dari itu, menurut lembaga survei, dilakukan pada responden berusia 18 sampai 29, kemungkinan besar akan tahu Arab-Amerika atau Muslim-Amerika, sementara responden yang lebih tua dari 65 pendapatnya hampir terbagi dua pada pertanyaan itu. 

Jajak pendapat sebelumnya juga menunjukkan warga Amerika memiliki pandangan dingin terhadap Muslim. Sebuah jajak pendapat Pew bulan ini menemukan bahwa umat Islam dianggap negatif sebagaimana yang diterima oleh kelompok ateis.

Survei Arab American Institute dilakukan secara online kepada 1110 responden AS pada periode 27 Juni-29 Juni, masa yang penuh kerusuhan di dunia muslim. 

Beberapa kelompok Muslim-Amerika yang mendedikasikan diri untuk mengubah persepsi negatif tentang Islam telah mendorong umat Islam untuk meningkatkan keterlibatan dalam kegiatan publik, baik di dalam pemerintah federal dan masyarakat masing-masing. (mukafi niam)