Internasional

Minggu Depan, Kamp Pertama Rohingya di Myanmar Siap Ditempati

Sel, 16 Januari 2018 | 07:00 WIB

Yangon, NU Online
Lebih dari 650 ribu etnis Rohingya mengungsi ke Bangladesh sejak Agustus tahun lalu, setelah operasi militer Myanmar di kantong-kantong wilayah Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine. Setelah lima bulan lebih berada di pengungsian, Pemerintah Myanmar dan Bangladesh sudah membuat kesepakatan bersama pada November tahun lalu untuk mengembalikan para pengungsi akhir Januari ini.

Menteri Kesejahteraan Sosial, Bantuan dan Transmigrasi Win Myat Aye mengatakan, Myanmar mengadakan pertemuan satu hari Senin dengan pejabat Bangladesh di ibukota Naypyitaw untuk membahas logistik berapa banyak Rohingya yang diizinkan memasuki Myanmar dan bagaimana mereka akan diteliti untuk ditempatkan di kamp. Rencananya, pemerintah Myanmar akan memulai proses pemulangan pada 23 Januari.

“Kami berencana untuk dapat menerima orang-orang yang kembali pada Minggu depan dan kami yakin ini akan selesai tepat waktu, "kata Win Myat Aye seperti dikutip The Washington Post, Senin (15/1).

Baca juga: https://www.nu.or.id/post/read/85183/fasilitasi-kembalinya-rohingya-jepang-beri-myanmar-3-juta-dolar

Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengatakan, pihaknya tidak terlibat dalam proses pemulangan tersebut. Namun jika diizinkan, PBB akan siap membantu termasuk membantu memulihkan kepercayaan pengungsi dari kekecewaan yang pernah dialami.

“Keterlibatan kami dalam proses dan akses penuh kami ke daerah-daerah yang kembali di Myanmar dapat membantu membangun kepercayaan untuk semua pihak, termasuk para pengungsi, "kata Vivian Tan, Petugas Komunikasi Regional Senior UNHCR.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono mendesak pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi untuk menjamin keselamatan pengungsi dalam proses pemulangan. Taro Kono mengumumkan bahwa Jepang akan memberikan hibah 3 juta dolar (sekitar 39,9 milyar rupiah) kepada Pemerintah Myanmar untuk membantu memfasilitasi pemulangan Rohingya.

Pada Senin (15/1), Media pemerintah di Myanmar melaporkan, Kamp Hla Po Khaung seluas 124 hektar yang terdiri dari 625 bangunan akan mampu menampung sekitar 30.000 orang. Setidaknya 100 bangunan akan selesai pada akhir bulan ini. Ini akan menjadi kamp pertama yang dibangun dalam proses pemulangan. (Red: Muchlishon Rochmat)