Internasional

Menengok Ramadhan WNI di Suriah yang Masih Dilanda Konflik

NU Online  ·  Jumat, 24 Juni 2016 | 02:30 WIB

Menengok Ramadhan WNI di Suriah yang Masih Dilanda Konflik

Suasana jelang buka puasa di KBRI Damaskus

Damaskus, NU Online
Ramadhan tahun 2016 di Damaskus, Suriah, dirasa lebih tenang dibandingkan tahun lalu. Walaupun konflik panjang masih mendera Suriah, warga Negara Indonesia (WNI) di Suriah dapat menjalankan kegiatan dan ibadah di bulan Ramadlan tahun ini dengan lancar.

Tahun ini puasa di Suriah jatuh pada musim panas. Lama puasa hampir 16 jam, dimulai sekitar pukul empat pagi sampai pukul delapan malam. WNI bisa merasakan dengan tenang suasana buka bersama saudara setanah air. Seperti yang terlihat, Kamis (23/6), di Aula Kedutaan Besar RI (KBRI) Damaskus. Mulai dari Duta Besar, staf KBRI, pelajar, hingga tenaga kerja Indonesia (TKI) penghuni shelter berbaur bersama menikmati buka puasa.

KBRI Damaskus mengadakan buka puasa bersama setiap Kamis selama bulan Ramadhan.  Setelah itu, dilanjutkan dengan shalat maghrib berjamaah, santap malam, disambung dengan ceramah dan shalat tarawih bersama.

“Di Suriah ini, Kamis adalah akhir pekan,” jelas Dubes RI Suriah, Djoko Harjanto, “Makanya seluruh WNI diundang untuk bisa bersilaturahim bersama di KBRI setiap hari Kamis ini.” Demikian siaran pers yang diterima NU Online, Jumat (24/6).

Setiap Kamis pula, para pelajar dan staf bergantian menjadi petugas dapur, imam shalat, dan ceramah. Kehangatan suasana di KBRI setiap Kamis sejenak dapat melupakan Suriah yang tengah dilanda konflik bersenjata berkepanjangan.

“Kebetulan juga sekarang sedang musim ujian akhir semester. Teman-teman pelajar fokus belajar, ujian, dan beribadah,” ungkap Mahrus, Ketua Persatuan Pelajar Indonesia Suriah, “Nah, setelah sepekan sibuk belajar dan ujian, di akhir pekan kami buka bersama di KBRI menikmati makanan khas Indonesia yang lezat-lezat.”

Sementara itu, para TKI penghuni shelter KBRI Damaskus juga tidak ketinggalan memeriahkan Ramadhan. Setiap hari, para buruh migran yang berada di penampungan mengadakan tarawih berjamaah ditambah dengan siraman rohani oleh para staf KBRI.

Dampak konflik

Ditambahkan oleh Pejabat Konsuler merangkap Penerangan Sosbud KBRI Damaskus, AM. Sidqi, WNI Suriah berjumlah 13 staf KBRI, 24 pelajar, dan sekitar dua ribu TKI yang masih berada di rumah-rumah majikannya di Suriah ini. Sejak konflik Suriah kecamuk pada 2012 hingga saat ini, KBRI Damaskus telah merepatriasi 12.410 WNI dari Suriah kembali ke Indonesia dalam 275 gelombang dan masih terus berlanjut hingga saat ini.

Berbeda dari masa sebelum krisis di mana masjid-masjid besar mengadakan buka gratis bagi para jamaah, kini hanya Masjid Bouthi yang masih bertahan mengadakan buka bersama gratis setiap tiga kali sepekan. Masjid Bouthi adalah masjid milik keluarga besar Imam Syahid Muhammad Said Ramadhan al-Bouthi yang syahid dibom saat mengisi pengajian pada 2013 silam. Sepeninggalan Imam Syahid, pelayanan masjid dikepalai oleh putra tertua, yaitu Syeikh Taufik Ramadhan al-Bouthi yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah Universitas Damaskus.

“Ahlan wa sahlan,” Syeikh Taufik Ramadhan al-Bouthi ramah menyambut dan mempersilakan para pelajar Indonesia masuk ke masjidnya. Bukan hanya menyambut, bahkan Syeikh Taufik sendiri dibantu para putranya yang melayani para pelajar, menyuguhkan minum, dan menaruh makanan di piring para pelajar.   

“Saya kikuk ketika pertama kali dulu buka puasa di Masjid Bouthi. Masak ada kiai menyuguhkan makan minum kepada para santri dengan tangannya sendiri,” kenang Muklas Hamdi Rais, alumnus Institut Tinggi Syam Damaskus yang kini menjadi staf di KBRI.

Berbeda dengan tahun lalu, Ramadhan di Damaskus pada tahun 2016 ini lebih tenang dan damai. Suara ledakan bom, mortar, dan rentetan senjata sudah jauh berkurang. Meski hingga sekarang, check point dan penjagaan tentara bersenjata lengkap masih ketat di seantero kota Damaskus.

“Kami di Suriah ini terus mendoakan agar kedamaian segera mewujud di Tanah Syam ini,” ujar Dubes Djoko. “Karena walau bagaimana pun, kami sekarang adalah bagian dari Suriah. Keamanan dan keselamatan ribuan WNI tergantung dari kedamaian di Suriah,” pungkas Dubes Djoko seraya mengimbau para pelajar dan seluruh WNI Suriah tidak henti-hentinya berdoa untuk kedamaian Suriah di bulan suci Ramadhan ini. (Mahbib)