Maulid Nabi dan Haul Gus Dur Juga Bergaung di Arab Saudi
Sen, 4 Januari 2016 | 02:00 WIB
Riyadh, NU Online
Selain di berbagai daerah di Indonesia, kemeriahan peringatan Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan Haul ke-6 KH Abdurraman Wahid (Gus Dur) juga berlangsung di luar negeri, tak terkecuali Arab Saudi.
<>
Warga negara Indonesia (WNI) yang tergabung dalam Forum Silaturrahim Warga Negara Indonesia di Riyadh (FSWNIR) menggelar acara tahunan tersebut di ibu kota Arab Saudi, Riyadh. Malam tahun baru itu (31/12), majelis Maulid Nabi dan Haul dihadiri pula kader Nahdlatul Ulama yang kuliah di Jami’ah al-Imam Muhammad bin Su’ud.
FSWNIR mengemas acara perayaan Maulid dalam bentuk pengajian umum. Acara dimulai pukul 21.00 waktu setempat dengan pembacaan doa untuk arwah para nabi, ulama, sesepuh, dan keluarga. Selepas pembacaan Surat Yasin dan Tahlil, Grup Marawis Aswaja al-Banjari kemudian unjuk kebolehan dengan mendendangkan tembang kerinduan kepada Rasul, Ahmad Ya Habibi.
Mauidhah hasanah disampaikan Ustadz Abdullah Mukhtar Aly, mahasiswa program magister Jami’ah al-Imam Muhammad bin Su’ud. Ia menggarisbawahi bahwa orang yang mampu meneladani sifat Nabi hanyalah orang tulus ikhlas, yang di dalam hatinya tidak terdapat keinginan duniawi sedikit pun.
Selain sifat ikhlash, Ustadz Abdullah juga menguraikan syarat lain agar seseorang mampu meneladani sifat Rasul, yaitu yarju Allah (mengharap Allah), yarjul yaumul-akhir (mengharap kehidupan akhirat), dan dzakarallah katsiran (ingat kepada Allah sebanyak mungkin). Ketiga syarat tadi disarikan pembicara dari surat al-Ahzab ayat 21.
Maudihah lain disampaikan Ustadz Nur Hadi, calon doktor bidang linguistik terapan di Jami’ah al-Imam Muhammad Ibnu Saud. Senada, ia mengatakan ikhlas dalam beramal bisa menjadi wasilah (sarana) bagi doa-doa dan harapan yang dipanjatkan.
Ia mendasarkan argumen itu pada kisah dalam Hadits tentang tiga pemuda yang terjebak di gua lantaran batu besar menutupi mulut gua. Singkat cerita, tiga pemuda tersebut kemudian berwasilah melalui ketulusan amal-amal yang mereka mereka lakukan. Atas izin Allah, batu besar itu bergeser. Amal yang mereka jadikan wasilah adalah birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua), bertakwa kepada Allah ketika hati terbersit untuk melakukan dosa, dan memberikan hak kepada pekerja.
Acara Maulid Nabi dan Haul Gus Dur ini juga diisi dengan pembacaan puisi, pemberian santunan kepada WNI yang berkerja di Syarikah Unistar, kemudian dipungkasi dengan pembacaan Maulid Simthud Durar oleh Grup Marawis Aswaja al-Banjari. (Irza Syaddad/Mahbib)
Terpopuler
1
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
2
Khutbah Jumat: Inspirasi Al-Fatihah untuk Bekal Berhaji ke Baitullah
3
Harlah Ke-74: Ini Asas, Tujuan, dan Lirik Mars Fatayat NU
4
Kajian Lengkap Kriteria Miskin bagi Pekerja dalam Bab Zakat
5
3 Hakim Nyatakan Dissenting Opinion, Paslon 01 dan 03 Terima Putusan MK
6
Khutbah Jumat: Menjadikan Diri Pribadi Taat melalui Khutbah dan Shalat Jumat
Terkini
Lihat Semua