Mahasiswa STAINU di Maroko Sambut Kedatangan Menag
NU Online · Senin, 22 Juli 2013 | 03:10 WIB
Kenitra, NU Online
Mahasiswa STAINU Jakarta yang sedang mengikuti kelas internasional di Universitas Ibnu Tufail, Maroko menyambut kunjungan Mentri Agama (Menag) H Suryadharma Ali beserta rombongan ke universitas Ibnu Tufail. Mentri beserta rombongan juga mengadakan pertemuan dengan para petinggi Universitas di gedung rektorat universitas Ibnu Tufail Kenitra, Jumat (20/7) kemarin.<>
Rombongan tiba di Maroko pada tanggal 17 Juli dan kembali menuju Indonesia pada tanggal 20 juli, kemarin, dalam rangka menghadiri undangan Raja Muhammad VI untuk mengikuti durus hasaniah yang ke-3/1434H di Istana Raja Mohamed VI dan di isi pula dengan membicarakan peningkatan kerjasama bersama kementrian wakaf (H.E. Mr. Achmad Taufiq ) dalam bidang keilmuan serta beberapa instansi yang akan dan telah melakukan kerjasama di berbagai bidang antar kedua negara Indonesia-Maroko salah satunya adalah dengan universitas Ibnu Tufail.
Pada kunjungan Menag di Universitas Ibnu Tufail (19/7) itu, mahasiswa STAINU Jakarta yang sedang mengikuti kelas Internasional yang mendapatkan kesempatan belajar di negrei Maroko berkat kerja sama antara Kementrian Agama RI, STAINU Jakarta dan kampus Ibnu Tufail, berkesampatan untuk bertemu dan berbincang-bincang bersama Mentri bersama rombongan.
Pertemuan dengan Menag beserta rombongan dihadiri Duta besar Indonesia untuk Kerajaan Maroko, H Tosari Wijaya, para petinggi Universitas, Ketua persahabatan Indonesia Maroko, Dr Maryam Ait Ahmed, mahasiswa STAINU Jakarta, mahasiswa Indonesia lainnya yang bersifat reguler dan ketua PCINU Maroko, H Ali Syahbana.
Dalam kesempatan itu Menag Suryadharma mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang selama ini terjalin antara ketiga belah pihak, khususnya kepada pihak universitas ibnu Tufail yang sudah merelakan kampusnya, untuk di jadikan tempat belajar bagi mahasiswa kelas inernasional yang sekarang sedang berlangsung. Ia mengatakan pihaknya akan memberikan beasiswa kepada warga Maroko untuk belajar di Indonesia sebanyak 15 orang, yang 10 akan di peruntukan bagi magister dan yang 5 bagi S1.
Dr Maryam Ait Ahmed selaku ketua persahabatan Indonesia Maroko mengatakan, hubungan persahabatan antara kedua negara yang sudah lama terjalin ini, tidak boleh hanya sebatas kerjasama antara intansi terkait saja. Namun perlu adanya proyek jangka panjang, khususnya dalam bidang budaya dan lain sebagainya
“Perlu adanya proses terjemahan setiap literatur Arab yang menceritakan Maroko, di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia, begitujuga sebaliknya, agar nanti Masyarakat Maroko kedepannya bisa mengenal Indonesia seperti mengenal negrinya sendiri, begitu pula masyarakat indonesia terhadap Negeri Maroko,” katanya.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Nizar Presto
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua