Internasional

Lower Saxony Jerman Mengakui Keberadaan Islam

NU Online  ·  Jumat, 4 Oktober 2013 | 00:46 WIB

Lower Saxony, NU Online
Mengikuti langkah Bremen dan Hamburg, pemerintah Lower Saxony di Jerman mengakui Islam sebagai agama resmi di daerah tersebut, mengkonfirmasikan bahwa Muslim menjadi bagian kunci di masyarakat. <>

“Saling bersikap skeptis terjadi di masa lalu dan pemerintah kita dapat menunjukkan penghormatannya kepada Muslim dengan kontrak ini,” kata PM Lower Saxony Stephen Weil kepada Anadolu Agency, Selasa, 1 October.

Weil berbicara ketika bertemu dengan perwakilan lembaga-lembaga Islam di rumah tamu pemerintah propinsi untuk menginisiasi pembicaraan penerimaan Islam sebagai bagian dari agama resmi.

Penandatanganan kontrak untuk mengakui Islam merupakan langkah awal yang dibutuhkan untuk diskusi lanjutan yang memungkinkan Muslim memperoleh pengakuan yang lebih luas di negara-negara Eropa.

“Kami memiliki lebih dari 30 isu yang bisa didiskusikan dan perlu disepakati,” kata Yilmac Kilic, ketua Turkish Islamic Union of Religious Affairs propinsi Lower Saxony dan Bremen.

“Kami menandatangani kontrak yang dapat menjadi contoh bagi propinsi utama lainnya.”

Akhir Januari lalu, tiga negara bagian Jerman, yaitu Bremen, Hamburg and Hesse, mengakui organisasi Islam sebagai badan resmi agama.

Dalam kontrak yang sama, hari raya Muslim, seperti Idul Fitri dan Idul Adha diakui sebagai liburan resmi.

Pengakuan Muslim sebagai kelompok resmi memungkinkan mereka mendapat hak pada kementerian terkait hak-hak di penjara, rumah sakit dan institusi publik lainnya.

Muslim diizinkan, dengan ketentuan hukum, untuk membangun masjid, dan mengubur jenazah sesuai dengan ajaran agama.

Kontrak-kontrak ini merupakan batu pijakan hubungan antara pemerintah di Jerman dan organisasi Muslim.

Kelompok Muslim seperti Turkish-Islamic Union for Religious Affairs (DITIB) dan the Association of Islamic Cultural Centers (VIKZ) telah lama mengkampanyekan pengakuan sebagai badan agama.

Jerman memiliki populasi Muslim sekitar 3.8-4.3 juta, atau sekutar 5 persen dari total 82 juta penduduk, menurut hasil survey lembaga pemerintah. (onislam.net/mukafi niam) 
Foto: Onislam