Internasional

KH Ma’ruf Amin Jelaskan Cara Menjaga Indonesia agar Tetap Utuh

NU Online  ·  Rabu, 17 Oktober 2018 | 15:45 WIB

Singapura, NU Online
KH Ma’ruf Amin mengatakan, ada dua hal yang dilakukan agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap utuh. Pertama, mengombinasikan paradigma persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyah) dan persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyah). Komitmen kebangsaan harus dijaga dengan paradigma kombinasi tersebut. 

“Prinsip ini terus kami dengungkan. Jangan sampai ada yang tidak punya komitmen kebangsaan. Tidak boleh ada radikalisme, apalagi terorisme,” kata Kiai Mustasyar PBNU ini saat menyampaikan kuliah umum yang diselenggarakan RSiS-Universitas Teknologi Nanyang di Singapura, Rabu (17/10).

Kedua, menciptakan keamanan dan kedamaian. Menurut Kiai Ma’ruf, menjalankan pembangunan negara akan sulit dilaksanakan kalau keadaan negara tidak aman. Selama ini umat Islam mengenal lima prinsip dalam konsep kemaslahatan, yaitu , perlindungan agama (hifdud din), perlindungan jiwa (hifdun nafs), perlindungan akal (hifdul aqli), perlindungan keturunan (hifdun nasl), dan perlindungan harta (hifdul mal). 

“Lima prinsip itu disebut dharuriyah khamsah. Ini tidak cukup. Harus ditambah dua, perlindungan keamanan dan keselamatan. Jadinya ada tujuh prinsip, mabadi’ sab’ah,” jelas Ketua Umum MUI ini.

Kiai Ma’ruf menegaskan, Indonesia bukan negara berdasarkan satu agama tertentu. Indonesia juga bukan negara sekuler, yang memisahkan agama dan negara. Baginya, Indonesia adalah Darul Mitsaq (negara kesepakatan) karena dibangun berbasis kesepakatan semua elemen bangsa. Dan Pancasila adalah dasar negara yang disepakati bersama.

“Bagi kelompok kebangsaan, Pancasila adalah kebangsaan yang religius. Bagi kelompok Islam, Pancasila adalah basis kebangsaan yang bertauhid. Kelompok Kebangsaan dan Islam bisa bertemu, dalam Pancasila,” tutur penerima gelar profesor honoris causa dari UIN Malang ini. 

KH Ma’ruf Amin diundang S. Rajaratnam School of International Studies (RSiS) Singapura untuk menjadi narasumber dalam acara kuliah umum pada Rabu (17/10). Dalam kesempatan ini, Kiai Ma’ruf menyampaikan sebuah makalah yang berjudul Rekonsolidasi Wasathiyah Islam: Promosi Islam ‘Jalan Ketiga’ dan Arus Baru Ekonomi Berkeadilan. (Red: Muchlishon)