Internasional HAJI 2024

Jamaah Haji Tak Bawa Smart Card Dilarang Masuk Armuzna, Saudi Siapkan Sanksi Berat bagi Pelanggar

Sab, 8 Juni 2024 | 20:00 WIB

Jamaah Haji Tak Bawa Smart Card Dilarang Masuk Armuzna, Saudi Siapkan Sanksi Berat bagi Pelanggar

Potret jamaah haji sedang melakukan sai di tanah suci. (Foto: NU Online/MCH/Alhafiz)

Makkah, NU Online

 

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2024 kembali mengingatkan jamaah agar selalu membawa identitas pengenal sebagai jamaah haji selama di tanah suci. Di antara identitas pengenal itu adalah kartu dan gelang identitas, visa haji, paspor, serta pengenal diri lainnya. Identitas pengenal itu harus selalu dibawa ketika ke luar hotel atau ke Masjidil Haram.

 


Hal itu lantaran saat ini Pemerintah Arab Saudi tengah memperketat pemeriksaan terhadap jamaah, khususnya untuk mengidentifikasi jamaah yang menggunakan visa nonhaji. Aparat Saudi sedang mengintensifkan pemeriksaan, dan penjagaan ketat pada akses masuk Kota Makkah dan wilayah Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna).


Kepala Bidang Perlindungan Jamaah (Kabid Linjam) PPIH 2024 Kolonel Harun Arrasyid menyampaikan, otoritas Arab Saudi menerbitkan kebijakan agar seluruh jamaah haji harus memiliki smart card.


Kolonel Harun mengatakan, kebijakan atau program ini mendapat perhatian secara khusus dari Kementerian Haji, Kementerian Dalam Negeri, dan pihak Keamanan Umum Arab Saudi.


“Jamaah yang tidak memiliki smart card, dilarang masuk ke Armuzna, apa pun kedudukannya. Pemerintah Arab Saudi menyiapkan sanksi berat bagi para pihak yang melanggar,” kata Kolonel Harun, Jumat (7/6/2024).


Ia meminta jamaah haji untuk memastikan paspor dan identitas pengenal lainnya disimpan di tempat yang aman. Kemudian identitas pengenal itu, termasuk smart card, dibawa saat beraktivitas di luar hotel.


“Segera lapor ke petugas sektor bila smart card hilang untuk segera dilakukan penggantian,” ucapnya.


Persiapan wukuf

Menjelang puncak haji, PPIH 2024 kini tengah melakukan persiapan pelaksanaan safari wukuf jemaah di Arafah. Persiapan melibatkan para petugas layanan lansia, disabilitas, serta tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH) dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Program safari wukuf ini terus disosialisasikan ke hotel-hotel jemaah menginap.  


Kepala Daker Makkah PPIH 2024 Khalilurrahman mengatakan, PPIH mengalokasikan 300 kuota bagi jemaah lansia yang tidak mampu melaksanakan wukuf di Arafah. Kuota tersebut telah mempertimbangkan jumlah petugas yang akan membersamai jamaah yang disafariwukufkan.


“Setiap satu petugas akan mengurus lima jamaah lansia nonmandiri, termasuk memandikan, menyuapi, dan kebutuhan individu lansia lainnya. Mekanisme pendorongan jamaah safari wukuf dilakukan pada 9 Zulhijjah pagi, jamaah lansia di hotel transit dibawa dengan 10 bus menuju Arafah,” katanya.  


Khalil berpesan, jamaah yang masih muda dan sehat agar berkenan membantu jamaah lansia yang membutuhkan bantuan dan pertolongan selama di tanah suci.


“Saling peduli antarjamaah ini diharapkan menumbuhkan kebersamaan yang kuat dan menjadi ladang amal yang diperoleh selama menjalani ibadah haji,” pesannya.


Khalil memastikan PPIH akan terus mengingatkan jamaah agar menjaga kesehatan tubuhnya dengan istirahat yang cukup, makan tepat waktu, mengonsumsi vitamin yang dibutuhkan dan melakukan konsultasi ke dokter kloter atau klinik sektor bila mengalami keluhan kesehatan.


“Mengingat cuaca panas saat ini di Kota Makkah, aktivitas ibadah jamaah dapat dilakukan di mushala hotel atau masjid sekitar hotel, mendalami manasik haji dan mengikuti bimbingan dan konsultasi ibadah yang diselenggarakan di mushala hotel,” tutupnya.