Israel Hancurkan Mimpi Pendidikan Anak Gaza
NU Online · Selasa, 26 Agustus 2014 | 14:00 WIB
Kota Gaza, NU Online
Meskipun hari pertama sekolah biasanya ditandai dengan sukacita dan kegembiraan, perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah menyebabkan sekitar setengah juta anak-anak Palestina tidak bisa sekolah setelah mereka dipaksa untuk berlindung di sekolah-sekolah PBB dengan keluarga mereka.Â
<>
"Saya tidak mau harus tinggal di sekolah," kata Amin al-Kilani, 11 tahun, yang keluarganya diusir dari rumah mereka di Beit Hanun di utara Gaza setelah Israel membombardir daerah tersebut, kepada Agence France Presse (AFP) pada hari Senin, 25 Agustus.Â
"Saya ingin belajar di sini, kemudian pulang ke rumah," katanya.Â
Al-Kilani berbaris di hari Ahad pagi dengan puluhan rekan-rekannya di tempat bermain sebuah sekolah PBB untuk membuat sambutan simbolis tahun ajaran baru dengan menyanyikan lagu kebangsaan Palestina.Â
Di ruang kelas yang penuh sesak dengan keluarga pengungsi, seorang siswa Gaza utara membaca surat pembuka Al-Qur'an Al-Fatihah untuk ribuan martir yang tewas dalam agresi Israel terbaru tentang terkepung Jalur Gaza.Â
"Kelas akan tetap ditutup di Jalur Gaza selama dilanda konflik yang menyebabkan hampir 500.000 anak kehilangan hak mereka untuk pendidikan," kata UNICEF dalam sebuah pernyataan yang diperoleh OnIslam.net.Â
Tahun ajaran baru diawali dengan berbagai acara simbolis termasuk membaca puisi dan lagu-lagu populer Palestina oleh ribuan siswa yang kecewa.Â
"Saya berharap mulai ke sekolah lagi sehingga saya bisa menyelesaikan ujian tawjihi (ijazah SMA Palestina)," kata 17 tahun Wujud Zayeda.Â
"Tahun ini berbeda. Salah satu teman saya terluka dalam serangan di dekat rumahnya. Saya benar-benar marah, kami hanya ingin belajar."
Selama 48 hari operasi militer Israel terhadap Gaza, lebih dari 219 sekolah telah rusak, dengan 22 hancur total dan tidak dapat digunakan lagi, ungkap UNICEF.Â
Menurut UNICEF, terdapat sekitar 330.000 warga Palestina pengungsi yang berlindung di 103 sekolah UNRWA, 50% dari mereka adalah anak-anak.Â
Perbaikan sekolahÂ
Prihatin dengan masa depan anak-anak Palestina yang terlantar, Save the Children, UNICEF dan UNESCO mengeluarkan pernyataan bersama pada hari Ahad, mendesak adanya gencatan senjata yang mampu bertahan lama untuk membantu memulai tahun ajaran dalam beberapa minggu.Â
"Kembali ke sekolah berarti membawa kembali kehidupan normal pada anak-anak. Untuk ini kita perlu gencatan senjata yang bertahan lama, dan kami harus memenuhi kebutuhan yang paling mendesak untuk pemulihan yang cepat dari sistem pendidikan," kata Lodovico Folin Calabi, Plt Kepala Kantor UNESCO di Ramallah.Â
Organisasi trio ini mengatakan bahwa siswa Gaza harus diberi kesempatan untuk "sembuh dari trauma" kehilangan orang yang dicintai dan menghadapi serangan udara harian Israel.Â
"Ini adalah waktu ketika anak-anak harus berada di sekolah untuk belajar, bukan untuk mencoba dan bertahan dalam konflik bersenjata," kata David dan Paulette Hassel, Direktur co-country Save the Children, yang bersama-sama dengan UNICEF memimpin koordinasi tindakan kemanusiaan di sektor ini.Â
"Ini adalah musim panas yang berbahaya bagi anak-anak Palestina di Gaza, yang bahkan tidak bisa pergi ke luar untuk bermain. Sekolah adalah garis hidup penting untuk anak-anak yang mengalami trauma, yang memainkan peran penting dalam penyembuhan mereka," tambah Hassells.Â
Anak-anak bukan satu-satunya sektor yang terkena dampak agresi Israel yang sedang berlangsung.Â
Untuk ibu-ibu Gaza, perang telah menyebabkan adanya perasaan tidak mampu melindungi anak-anak mereka atas hak kehidupan yang aman dan pendidikan.Â
"Bahkan hak anak-anak kita untuk belajar ditolak," kata Hanan Matar, 48, yang tinggal di sebuah sekolah PBB dengan sembilan anak-anaknya.Â
Israel meluncurkan serangan udara telah tanpa henti terhadap Gaza sejak 8 Juli di mana lebih dari 2.100 telah tewas dan ribuan terluka.Â
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), sekitar 80% dari kematian di Gaza adalah warga sipil, termasuk puluhan anak-anak dan perempuan.Â
Skala besar pemusnah massal di Gaza telah menyebabkan sekitar 5.510 rumah hancur dan sekitar 31.000 rusak sebagian, memaksa puluhan ribu meninggalkan rumah mereka yang terperangkap dalam serangan udara Israel. (onislam.net/mukafi niam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
3
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua