Internasional

ISIS Culik Perempuan Jadi Budak Seks, Paksa Anak jadi Tentara

NU Online  ·  Kamis, 2 Oktober 2014 | 23:00 WIB

Jakarta, NU Online
PBB, Kamis mengatakan, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah melakukan pembunuhan massal, menculik perempuan dan anak perempuan dan menggunakan mereka sebagai budak seks dan mempekerjakan anak-anak sebagai pejuang, pelanggaran sistematis yang mungkin merupakan kejahatan perang. 
<>
Dalam laporan berdasarkan hampir 500 wawancara, PBB juga menyalahkan serangan udara yang dilakukan oleh pemerintah Irak untuk "kematian warga sipil yang signifikan," dengan menargetkan desa, sekolah dan rumah sakit yang melanggar hukum internasional sebagaimana dilaporkan oleh al arabiya. 

Setidaknya 9.347 warga sipil telah tewas dan 17.386 terluka selama 2014, lebih dari setengah dari mereka terjadi sejak ISIS mulai menyerang Irak utara pada awal Juni, kata laporan itu. 

Pasukan ISIS melakukan pelanggaran HAM serius dan kotor "secara sistematis dan meluas," kata laporan itu, yang diproduksi bersama oleh Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) dan Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia. 

"Ini termasuk serangan langsung yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil, eksekusi dan pembunuhan warga sipil lainnya yang ditargetkan, penculikan, pemerkosaan dan bentuk-bentuk kekerasan seksual dan fisik yang dilakukan terhadap perempuan dan anak, perekrutan paksa anak-anak, perusakan atau penodaan tempat-tempat agama atau budaya secara signifikan, perusakan dan penjarahan harta benda, dan penolakan kebebasan fundamental," kata laporan itu. 

Laporan itu menuduh ISIS dan "kelompok militan yang terkait" yang "sengaja dan sistematis menargetkan" kelompok etnis dan agama termasuk Turkmen, Shabak, Kristen, Yezidi, Sabaeans, Kaka'e, Faili Kurdi, Arab Syiah."

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Zeid Ra'ad al-Hussein mengatakan: "Tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh ISIL dan kelompok-kelompok bersenjata yang terkait sangat mengejutkan, dan banyak tindakan mereka ini merupakan kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan." 

"Karena itu," Zeid melanjutkan, "Saya sangat menyarankan Pemerintah Irak mengikuti Statuta Roma," tambah Hussein. 

Dalam satu insiden pada 12 Juni, ISIS dieksekusi 1.500 tentara dan pasukan keamanan dari bekas pangkalan militer Camp Speicher di provinsi Salah al-Din, kata laporan itu. (mukafi niam)