Internasional FILM

Iran Gugat Film Peraih Oscar

Jum, 15 Maret 2013 | 00:10 WIB

Jakarta, NU Online
Film Argo yang meraih Oscar tahun ini, digugat oleh pemerintah Iran karena memberi gambaran yang tak realistik tentang Negara Islam Iran.
<>Film yang dibintangi dan disutradarai Ben Affleck ini bercerita tentang upaya dinas rahasia Amerika Serikat, CIA, untuk mengeluarkan enam sandera yang disekap di Iran setelah kedutaan AS diserbu para pemuda revolusioner pengikut Imam Khomeini tahun 1979.

Upaya pelolosan, yang menggunakan cerita rekaan yang dibuat CIA ini, diangkat dalam film Argo yang memenangkan Best Picture di Academy Awards tahun ini.

Gugatan ini diajukan setelah pejabat kebudayaan Iran menggelar konferensi “The Hoax Hollywood" dan menyaksikan film tersebut pada hari Senin malam (11/3). Mohammad Lesani, Sekretaris Jenderal konferensi di Teheran seperti dikutip Press TV mengumumkan, “Argo dibuat oleh tiga perusahaan produsen film di Hollywood ... Republik Islam Iran akan menuntut semua orang yang aktif dalam domain anti-iran, termasuk sutradara dan produsernya”.

Pejabat Iran lainnya mengatakan, Argo melakukan pelanggaran terhadap norma-norma budaya internasional. Film tersebut dianggap sangat berlebihan dan menjadi bagian dari CIA dan propaganda anti-Iran.

Apakah Argo hanya sebuah film, ataukah suatu operasi intelijen terselubung?  

Pertanyaan tersebut akan segera terjawab di pengadilan. Seorang pengacara Perancis terkenal Isabelle Coutant-Peyre telah bertemu dengan para pejabat Iran merencanakan gugatan terhadap para pembuat dan distributor dari film kontroversial.

Jika pembuat Argo bisa dihadirkan di bawah sumpah, mereka dapat dipaksa untuk mengungkapkan: apakah film mereka adalah operasi rahasia yang menyamar sebagai film.

Hollywood dan Propaganda
Salah satu pakar operasi rahasia terkemuka Amerika percaya bahwa Argo adalah proyek propaganda dari suatu badan intelijen atau agen-agen, dan bertujuan meyakinkan rakyat Amerika untuk mendukung rencana Israel menyeret Amerika ke dalam perang terhadap Iran.

Barbara Honegger, nama pakar tersebut. Ia adalah mantan Asisten Khusus Presiden serta Analis Kebijakan Gedung Putih (1981-1983), dan selama lebih dari satu dekade bekerja sebagai Wartawan Senior Urusan Militer dengan Naval Postgraduate School, universitas riset teknologi, pengetahuan dan masalah keamanan nasional dari Departemen Pertahanan AS. Penulis buku “Kejutan Oktober” ini adalah salah satu pakar terkemuka Amerika mengenai operasi ultra-rahasia atau “black ops”.

Dalam sebuah wawancara radio hari Selasa (12/3), Honegger menyatakan,  Ben Affleck mungkin suatu hari akan digantung karena kejahatan perang dan pengkhianatan. Tidak hanya untuk film Argo, yang menurutnya dirancang untuk membuka jalan menuju perang terhadap Iran, tetapi juga untuk perannya dalam film Pearl Harbor pada 2001, yang disinyalir suatu operasi intelijen awal yang didesain untuk membuka pintu menuju “Pearl Harbor Baru” 11 September.

Menurut Honegger, Affleck - seperti karakternya di film Argo - tampaknya menjadi operator rahasia yang menyamar sebagai pembuat film.

Dalam penghargaan Golden Raspberry tahun 2001, Pearl Harbor dinominasikan meraih enam penghargaan: Gambar Terburuk, Direktur Terburuk, Aktor Terburuk (Ben Affleck), Skenario Terburuk, Pasangan Terburuk, serta Remake dan Sekuel Terburuk. Film tersebut berbiaya USD150 juta.

Menurut pengamat, siapapun yang menginvestasikan USD150 juta tak tertarik mendapatkan untung – apalagi niat membuat film. Pearl Harbor hanya punya satu tujuan: untuk menyebarkan slogan "Pearl Harbor" dalam pikiran publik Amerika dalam persiapan menuju peristiwa 9/11.

Dalam arti lain, menurut kritikus perang-melawan-terror berkebangsaan Amerika Dr. Kevin Barrett, Pearl Harbor seperti halnya Argo adalah sebuah film-dalam-film fiksi: film rekaan dengan operasi intelijen yang nyata.

Hollywood sendiri punya sejarah panjang dalam mempromosikan kebijakan AS melalui film. Pada tahun 1917, ketika AS memasuki Perang Dunia I, Komite Informasi Publik (CPI) Presiden Woodrow Wilson meminta bantuan industri film Amerika untuk membuat pelatihan film dan fitur yang mendukung “penyebab”. George Creel, Ketua CPI percaya, film punya peran dalam “membawa seruan suci Amerikanisme ke seluruh penjuru dunia.”

Fakta tersebut semakin kuat selama Perang Dunia II, ketika sejarawan Thomas Doherty menulis: "Penghubung antara Hollywood dan Washington adalah tatanan demokrasi dan Amerika secara jelas, pertautan kebijakan publik dan inisiatif swasta, kebutuhan Negara dan perusahaan bisnis”. Kontribusi Hollywood adalah menyediakan propaganda. Setelah era perang, Washington membalas dengan mengucurkan subsidi, yang waktu itu masuk ketentuan khusus dalam Marshall Plan, dan pembukaan pasar film Eropa”.

Jadi, amat penting memahami bahwa Hollywood tidak sekadar industri berjuta-juta dolar. Hollywood punya aspek propaganda dan sebagai metode paling kuat dan universal dalam penyebaran gagasan lewat propaganda visual. Propaganda didefinisikan sebagai tipe tertentu dari pesan yang berfungsi untuk tujuan penyebaran atau penanaman budaya tertentu, filsafat, pandangan atau slogan tertentu.


Redaktur     : Hamzah Sahal
Kontributor : Mh Nurul Huda