Beirut, NU Online
Hari raya Idul Fitri ditandai dengan alunan takbir di seluruh penjuru dunia, khususnya dari masjid ke masjid. Di mana umat islam merayakan kemenangannya setelah melaksanakan puasa Ramadhan sebulan lamanya. Dengan berhari raya, kaum Muslimin kembali ke fitrah yang suci sebagaimana dilahirkan. Begitu juga yang dirasakan masyarakat Indonesia di Lebanon. Mereka bersama KBRI Beirut merayakan hari besar tahunan umat Islam ini.
Perayaan hari raya diawali dengan shalat Idul Fitri pada Jam 06.45 di halamat KBRI Beirut. Dihadiri sebanyak 250 WNI di Lebanon, yang terdiri dari mahasiswa, WNI yang berdomisili di Lebanon, dan Komandan KRI Usman Harun dan Satgas Indobatt UNIFIL beserta jajaran perwiranya.
Dalam khutbahnya, Ustadz Haji Abdurrahman al Faruq menyampaikan kegembiraan menyelimuti hati setiap muslim saat ini, disertai pula rasa sedih dan haru. “Kesedihan karena harus berpisah dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah. Di sisi lain kita bergembita dengan melantunkan takbir dan tahmid pertanda kembali pada fitrah,” urainya, Jumat (15/6).
“Kedua orang tua tidak pernah takut miskin memberikan nafkah untuk anaknya hingga dewasa. Tapi banyak anak yang sering takut kekurangan saat menanggung orang tuanya,” katanya di hadapan hadirin.
Sehebat apapun, sesukses setinggi langit pun tanpa doa restu orang tua yang membesarkan, maka tidak akan ada ketenangan, keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup. Karena itulah tetap merasakan kehadiran kasih sayang orang tua yang jauh di Tanah Air. Terlebih para pelajar dan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu.
"Saatnya kita melakukan tahajjud untuk mendoakannya. Karena sedikit sekali waktu mereka untuk mengaji dan menimba ilmu agama demi mencari nafkah dan membesarkan kita. Saatnya kita hadiahkan bacaan al-Quran dan pahala menuntut ilmu untuk mereka,” katanya.
Abdurrahman al Faruq juga mengingatkan cerita keluarga Nabi Nuh yang ditegur langsung Allah SWT saat sang buah hati menolak perintah dan malah memilih durhaka. “Ini agar kita senantiasa sebagai anak tetap menjaga bakti kepada orang tua, apalagi mereka masih hidup,” pesannya.
Usai shalat dan mendengarkan khutbah Idul Fitri, hadirin menyantap hidangan dengan makanan khas ala Indonesia. Para jamah langsung mencicipi lontong sayur yang menambah rasa keindonesiaan, keakraban dan kebersamaan antara WNI, mahasiswa dan TNI.
Acara dilanjutkan dengan salam-salaman seluruh masyarakat Indonesia di Lobi KBRI bersama duta besar dan masyarakat Indonesia.
Kegiatan berlangsung sejak pagi sampai menjelang siang shalat Jumat. (Rahmat I Siregar/Ibnu Nawawi)