Internasional

Di Tengah Buruknya Keamanan, Sufi Libya Tetap Gelar Perayaan Maulid Nabi

Rab, 21 November 2018 | 08:30 WIB

Tripoli, NU Online
Ratusan sufi Libya memadati jalan-jalan sempit di kota tua Tripoli untuk merayakan Maulid Nabi pada Selasa, (20/11) waktu setempat. Mereka melantunkan pujian-pujian untuk Nabi Muhammad saw. dengan menggunakan drum dan simbal.

Para peserta mengenakan jubah tradisional selama mengikuti acara tersebut. Disebutkan kalau perayaan Maulid Nabi kali ini adalah acara dengan peserta yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir, setelah keamanan yang buruk dan tekanan dari kelompok Islam garis keras yang menolak prosesi tersebut.

Setelah menyusuri kota tua Tripoli, para peserta pawai Perayaan Maulid Nabi berkumpul di Martyrs Square atau Green Square. 

Begitu pun di Bengazhi. Banyak laki-laki, wanita, dan anak-anak juga ikut serta dalam perayaan Maulid Nabi di kota terbesar kedua di Libya tersebut. Bahkan, jumlah pesertanya lebih besar dari pada tahun-tahun sebelumnya. Mereka mengadakan pawai pada pagi dan sore hari di empat tempat yang berbeda di kota tersebut.

Peserta Maulid Nabi di Libya membantah kalau apa yang mereka lakukan telah membahayakan Islam. Justru sebaliknya, mereka hendak membuktikan bahwa Islam adalah agama damai dan cinta.

“Bagi mereka yang mengatakan perayaan ini adalah bid'ah, kami tidak melakukan sesuatu yang berbahaya bagi Islam. Sebaliknya, kami membuktikan kepada dunia bahwa Islam adalah agama cinta dan gairah,” kata Akram al-Feitouri, salah satu peserta perayaan di Benghazi, dilansir laman Reuters, Selasa (20/11).

Bagi sufi, perayaan Maulid Nabi adalah salah satu tradisi yang penting. Mereka khawatir dengan kelompok Salafi dan lainnya yang menentang tradisi mereka tersebut.

Ketegangan antara kelompok sufi dan Salafi meningkat dalam beberapa tahun terakhir di Libya. Dalam laporan Human Right Watch, sejak 2011 puluhan situs sufi –termasuk masjid, makam, perpustakaan, dan lainnya- telah dirusak atau dihancurkan oleh kelompok garis keras. 

Setelah Presiden Libya Muammar Ghaddafi digulingkan tujuh tahun lalu, konflik berdarah terus terjadi di Libya. Dua bulan lalu, meski situasinya cukup stabil, Tripoli diguncang 10 hari bentrokan berat. (Red: Muchlishon)