Internasional

Dari Pelosok Kampung Nusantara ke Eropa

NU Online  ·  Senin, 6 Mei 2019 | 12:30 WIB

Dari Pelosok Kampung Nusantara ke Eropa

Penulis (sebelah kiri) setiba di Bandara Schiphol Belanda.

Tidak ada yang tidak mungkin. Bila kita punya harapan, punya kemauan dan kesungguhan (ikhtiar) untuk suatu kebaikan yang diinginkan, disertai doa.

Sungguh bersyukur atas anugerah yang tak terhingga, keinginan saya, yang berasal dari sebuah pelosok kampung di Nusantara, tepatnya Pekon Datarajan Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus, Lampung ke Eropa, bisa terwujud. 

Perjalanan ke Eropa, tepatnya ke Belanda kali ini, atas undangan Kedutaan Besar RI di Den Haag, masyarakat muslim Indonesia di Belanda, dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda, untuk kegiatan keagamaan selama Ramadhan dan Idul Fitri 1440 Hijriah.

Melalui penugasan dari Lembaga Dakwah PBNU dengan dukungan NU Care-LAZISNU, saya mendapatkan kemudahan untuk misi dakwah Islam Nusantara, Islam yang moderat (Islam wasathi), Islam yang rahmah, Islam yang menjunjung tinggi nilai ukhuwah (persaudaraan), keadilan dan toleransi, Islam yang rahmatan lil alamin

Perjalanan saya menuju Belanda melalui penerbangan rute Jakarta Soekarno Hatta International Airport menuju Amsterdam Schipol Airport transit di Airport Shanghai Pudong China. Perjalanan udara ini menggunakan pesawat Garuda Indonesia, dengan nomor flight GA 894 menuju Shanghai Pudong China, Rabu (1/5)  keberangkatan 23.35 dari Terminal 3 Bandara Soetta. Alhamdulillah, tiba di terminal 2 Shanghai pukul 07.05 pagi waktu setempat, Kamis (2/5). 

Transit di bandara ini sekitar lima jam. Kemudian berganti pesawat, menggunakan KLM Royal Dutch Airlines, nomor  penerbangan KL 0896, keberangkatan pukul 12.15 waktu setempat melalui terminal 1 Shanghai menuju Airport Amsterdam Schiphol. Alhamdulillah, pesawat kami mendarat dengan selamat di Amsterdam pukul 6.00 sore.
Saat ini di Belanda sedang musim semi, sehingga masih terasa dingin, 8° C.

Tepat di pintu keluar pesawat menuju pengambilan bagasi, langsung disambut Mas Rasya dari protokoler Kedutaan Besar RI di Den Haag. Ditemani mengambil bagasi, langsung ke bagian imigrasi. Langsung di terminal 3, di pintu keluar disambut Mas Ibnu Fikri, ketua PCINU Belanda.

Bersama Mas Fikri yang ditemani anaknya bernama Alul, kami berdua menikmati kopi di Starbucks Coffee Plaza Schiphol bandara ini. Kemudian kami menuju ke mobil yang diparkir di tempat parkiran.

Ada yang berbeda dengan di tanah air. Mobil-mobil yang diparkir di sini berplat warna kuning. Plat warna kuning adalah mobil kendaraan pribadi. Padahal, di tanah air, plat kuning untuk kendaraan umum. Sementara mobil untuk angkutan umum di Belanda berplat biru.

Kemudian saya langsung diantarkan oleh Mas Fikri menggunakan mobil pribadi menuju Den Haag tepatnya di Masjid Al-Hikmah PS Indonesia. Masjid ini lokasinya di Heeswijkplein 170-171, 2531 HK S'Gravenhage, Den Haag.

Di masjid Al-Hikmah ini saya mencermati mesin penunjuk jadwal waktu shalat yang terpajang di dinding. Tampak di jadwal shalat, waktu maghrib pukul 21:10. Sementara untuk waktu shubuh pukul 4:19. Waktu terbit matahari (syuruq) pukul 6:09. Waktu zhuhur pukul 13:41. Waktu ashar pukul 17:44. Waktu isya' 22:51. Jadi, untuk Ramadhan 1440 H ini di Eropa sedang musim semi. Waktu siang hari lebih panjang dari waktu malam hari. 

Sudah terbayangkan untuk puasa tahun ini, tanggal 6 Mei, waktu Shalt Subuh pukul 04:19 dan waktu Maghrib pukul 21:17. Jadi praktis, puasa yang akan kami tunaikan di Belanda ini, sepanjang 17 jam per hari.

Saat tulisan ini dikirimkan ke email Redaktur NU Online hari Ahad, 30 Sya'ban 1440 atau 5 Mei 2019, saya berada di Wageningen. Saya akan berada di sini untuk enam hari ke depan. Selama di Wageningen, saya tinggal di kediaman Mas Fahrizal Yusuf Affandi, sekretaris PCINU Belanda, yang berjarak sekitar 500 meter dari kampusnya, Wageningen University.

Wageningen ini adalah gemeente (kotamadia) Belanda yang terletak di Provinsi Gelderland, berjarak sekitar 106 kilometer dari pusat pemerintahan Den Haaq. Perjalanan sekitar satu jam 15 menit bila menggunakan transportasi kereta (Sprinter dan Intercity). 

Di Belanda, malam 1 Ramadhan jatuh padi malam Senin. Kami pun memulai puasa 1 Ramadhan pada Senin, tanggal 6 Mei 2019. 

Dari Netherlands, kami mengucapkan Marhaban yaa Ramadhan. Ramadhan Karim, Ramadhan Mubarak. 

Selamat menunaikan rangkaian ibadah di bulan suci Ramadhan. Selamat menjalankan puasa Ramadhan 1440 H/1 Mei 2019. Taqabbalallahu minnaa waminkum taqabbal yaa Karim... 

Ahmad Ali MD; Muballigh/Dai Ramadhan LD PBNU yang ditugaskan di Belanda.