Internasional

Cara Gadis Afghanistan Melawan Ketidaksetaraan

NU Online  ·  Selasa, 8 Mei 2018 | 13:00 WIB

Cara Gadis Afghanistan Melawan Ketidaksetaraan

Foto: Mohammad Shoib/REUTERS

Herat, NU Online
Lebih dari 20 wanita muda di kota barat Herat Afghanistan telah membuktikan diri sebagai ahli komputer Mereka menciptakan banyak aplikasi dan situs web serta melacak bug dalam kode komputer.

Seperti sekelompok siswi di Afghanistan yang menjadi terkenal tahun lalu setelah mereka ikut dalam kompetisi robotik di Amerika Serikat, para pengode perempuan ini membuktikan diri bahwa mereka memiliki bakat yang sama –dengan gadis di negara lainnya- jika diberi kesempatan untuk berkembang.

Seperti dikutip Reuters, Selasa (8/5), sekelompok wanita muda di kota Herat tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam bidang komputer. Selama tahun ini, mereka berhasil menciptakan 10 permainan dan mengunggahnya di toko aplikasi.

Hasib Rasa, manajer proyek Code to Inspire -komunitas yang mengajarkan siswa perempuan sistem coding di Herat- mengatakan, perempuan yang ikut dalam program tersebut sedang membangun karir mereka sendiri ke depan.

“Coders (sebutan bagi wanita yang ikut belajar coding) dapat bekerja dari rumah dan dalam proses ini wanita sedang membangun jalur karir baru untuk diri mereka sendiri dan untuk generasi berikutnya,” kata Rasa.

Di masyarakat Afghanistan, perempuan bekerja di luar rumah adalah sesuatu yang tidak biasa dan jarang. Perempuan Afghanistan yang bekerja di luar rumah biasanya berprofesi sebagai guru, perawat, dokter, bidan dan pembantu rumah tangga. 

Ketidaksetaraan laki-laki dan perempuan di ruang-ruang publik di Afghanistan disebabkan Taliban. Setelah kelompok militan bersenjata ini dikalahkan pada 2001, Maka perempuan Afghanistan  mendapatkan kembali kebebasan untuk bekerja di kantor dengan rekan pria. Namun demikian, bekerja sebagai pengembang perangkat lunak adalah ‘sesuatu yang jauh’ bagi perempuan di Afghanistan.  

Mendorong kesetaraan

Hasib Rasa mengatakan, di lembaganya itu para perempuan didorong untuk merancang karakter sejati, tujuan hidup, dan tantangan yang dihadapi.

“Di Afghanistan, kemampuan untuk bekerja dari jarak jauh adalah kunci dalam mendorong kesetaraan,” ujarnya. 

Di lembaga tersebut, lebih dari 90 perempuan muda Afghanistan dilatih dalam hal pengodean dan pengembangan perangkat lunak. Di Afghanistan, profesi semacam ini dianggap tidak cocok bagi seorang perempuan. 

Pelatihan ini ditujukan untuk perempuan Afghanistan usia 15-25 tahun. Terutama, mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu untuk mendaftar di sekolah formal. (Red: Muchlishon)